PART 22

1.5K 84 0
                                    


Author POV

Kirana berlari secepat mungkin di tangga darurat untuk mengejar Ben. Dia merasa sakit saat Ben yang menerima masa lalu nya tapi marah saat Dia mengatakan bahwa laki-laki itu Axel.

Saat sudah sampai di lantai dasar Kirana sudah kehilangan Ben. Dia sudah melaju dengan cepat dengan mobil Audi metalik nya. Kirana segera ke Mobil BMW nya. Dan mulai mengejar Ben dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan di tempat lain. Ben tampak marah juga kecewa. Dia tak tau apa penyebabnya. Akhirnya Dia menepi di jembatan. Menyandarkan kepala di kursi dan berusaha berfikir jernih.

"Sial... kenapa gue langasung marah aja sih sama Kirana. Dia pasti terpukul banget." Ben menyesali perlakuanya. Dia mengusap wajahnya kasar.

"Tapi gue cemburu, Kirana ketemuan sama laki-laki masalalu Dia dan cinta pertamanya. Bahkan Kirana- aarrghhh..." Ben memukul setir. Dia tampak kacau. Dia terus meracau sendiri.

Drrttr... drrttt..

"Ya.." tanpa melihat caller nya Ben. Menjawab.

"Kirana kecelakaan.." Ben langsung menegak dan menatap siapa yang menelpon.

"Bang Han nggak bohong kan?" Ben mulai panik dan merasa bersalah.

"Apakah hal seperti ini pantas untuk lelucon Ben." Desah Han. Dia tampak sama terkejutnya.

"Aku kesana Bang." Ben menutup sambungan dan melajukan mobilnya ke rumah sakit keluarga Kirana.

Ben tampak berlari-lari di sepanjang koridor rumah sakit. Menuju dimana Kirana sedang di operasi. Saat melihat Han. Ben mempercepat larinya. Dia sangat ketakutan. Wajahnya tampak pucat, sarat akan kekhawatiran.

"Bang.. Kirana bagaimana?" Han tampak lesu mendongak. Dia menggeleng.

"Mobilnya menghantam pembatas jalan dan mobilnya jatuh. Kirana sepertinya berusaha keluar makanya dia terhantam mobil dan punggungnya menghantam pohon besar di bawah jalan." Jelas Han. Tatapanya kosong. Hati Ben serasa di renas dengan duri. Dia merasa bersalah.

"Maaf Bang, ini semua salahku." Lirih Ben. Han menoleh menatap Ben yang tampak kacau.

Ben menceritakan bagaimana tadi Kirana mencoba membuka masa lalunya, dan Ben menerima semua masa lalu Kirana. Tapi Dia merasa cemburu dengan laki-laki yang ditemui Kirana.

"Laki-laki? Siapa?" Han mengernyit. Dia tidak ingin gegabah. Apalagi ini rumah sakit keluarganya.

"Kalau tidak salah namanya Axel." Desis Ben. Dia kembali merasakan sakit saat Kirana menyebut nama Axel. Dia belum menceritakan apa yang di bicarakannya dengan Axel. Ben menyesalinya.

"Axel?" Han tampak mengatupkan rahang. Ben menatapnya.

"Kenapa Bang?" Ben balik menatap Han. Dia menoleh.

"Ayah biologis Ken. Entah apa alasan Kirana kembali menemuinya, tapi setau Abang. Dia sangat membenci Axel." Han hanya mengucapkan intinya.

"Saat Aku menjemput Ken tadi siang. Dia bersalaman dengan laki-laki itu, dan Kirana juga mulai tersenyum saat berbicara dengan laki-laki itu." Ben memejamkan mata. Menghalau air mata yang keluar. Han menepuk bahu Ben.

"Kamu nggak salah Ben. Dalam suatu hubungan memang ada kalanya salah paham." Han mencoba menghibur Ben.

"Han... bagaimana keadaan Kirana?" Papa Kirana datang. Masih memakai jas dokternya. Han hanya menjawab dengan menatap ke pintu ruang operasi.

INDIGOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang