PART 15

1.5K 103 3
                                    

KIRANA POV

"Ben.. kamu ngapain pagi-pagi uda sampai disini?" Aku terkejut ketika melihat Ben sudah menunggu di depan rumah.

"Mau sarapan sama kamu dong Ki. Sama anak juga." Ben terkekeh. Aku tanpa sadar tersenyum. Pipiku terasa panas.

"Bilang aja bosen sarapan roti sama bubur instan." Tebaku. Ben tampak nyengir lucu. Entah mengapa Aku merasa lebih ringan setelah berusaha menerima kehadiran Ben.

"Masuk Ben. Aku bikin omlet keju isi." Aku bergeser. Mempersilahkan Ben masuk. Dia tersenyum lebar dan melangkah.

Cup.

Aku terkejut ketika Ben mencium pipiku dan berlari ke dalam rumah. Aku terkekeh sambil menggelengkan kepala.

"Apaan sih.. Lo tu yang ganggu." Seru Andin. Aku mempercepat langkah menuju ke ruang makan.

"Pelit." Kecam Ben. Andin menjulurkan lidah.

"Kalian kenapa sih?" Aku mencoba melerai.

"Sayang.. masa iya Aku nggak boleh makan di rumah istri aku sama sahabat kamu." Ben merangkul pundaku. Aku sukses menganga dengan ucapanya.

"Ben.. bangun kenapa?uda pagi kali." Ledek Andin. Aku hanya terkekeh dan menuju dapur.

"Ye.. gue emang uda resmi ya sama Kirana, Lo aja kali yang bangun. Pangeran itu di mimpi Lo. Inget, catet, garis bawahi dan di cetak tebal.. pangeran itu mimpi, dalam kehidupan nyata Lo itu J.O.M.B.L.O." Ben dengan puasnya meledek Andin. Aku tertawa di dapur.

"Enak aja.. hidup gue nggak sehambar itu kali, gue nggak jomblo." Bela Andin.

"Let's our see?" Tantang Ben.

"Deal... double date at night?how?" Jawab Andin menerima tantangan Ben.

"Okey.. jam 7 di Maxile Resto." Aku melangkah membawa omlet keju mix sayur ke meja makan.

"Sayang nanti malem kamu harus dandan yang cantik." Ujar Ben sambil menerima piring omlet.

"Nanti malem Aku ada urusan sayang." Godaku. Ben tampak kecewa. Andin sudah menlonjak nggak jelas.

"Sama Mr. McAdams di Maxile Resto jam 7." Ben menoleh dan tersenyum devil ke arahku.

"Oh sekarang uda berani menggodaku ya.." Aku tertawa saat Ben menggelitiku dari arah belakang.

"Plis deh jangan nodai mata suciku dengan tingkah mesum kalian." Andin pura-pura menutup matanya. Ben berhenti menggelitiku dan merangkulku.

"Kebanyakan gaya Lo, An. Kaya gue nggak tau aja." Ledeku. Andin menurunkan tanganya.

"Cowok yang ciuman sama kamu di depan rumah kemarin malem siapa?" Andin tampak syok. Pipinya merona. Dia meraih jus dan meneguknya rakus. Kemudian berlari keluar.

"Dasar lo mesum." Kecam Ben menahan tawa. Aku terkekeh.

"Jagoan Aku kok nggak kelihatan sayang?" Aku tersenyum. Sejak satu minggu yang lalu Aku menerimanya dan Dia sangat perhatian denganku juga Ken.

"Di rumah Bang Han sejak kemarin. Minta belajar renang." Jelasku sambil menaruh omlet Ben.

"Kalo gitu..." Ben menatapku. Dan tiba-tiba menariku ke pangkuanya.

"Ben.. Aku berat loh." Aku merasa deg-degan.

"Nggak kok, beib." Dia memeluk pinggangku erat.

"Suapin dong, Ki. Kan kamu nggak pernah nyuapin Aku." Ben merajuk.

"Sini Aku suapin." Aku meraih garpu dan menyodorkan potongan omlet ke mulut Ben. Dia tampak senang.

"Ki.. kamu umur berapa sih?" Ben menatapku.

INDIGOSWhere stories live. Discover now