Woozi

3.8K 220 3
                                    

Y/n's side...

Kamu terdiam di cafeteria Pledis sambil menunggu namchin-mu. Jihoon. Sudah hampir 2 jam kamu menunggu-nya yang terus menerus diam di dalam ruang kerja-nya. Membuat lagu-lagu dan sebagainya.

Kamu tahu, kalau dia tidak bisa meninggalkan pekerjaanya. Apalagi, Jihoon adalah tipe orang yang hardworking.

Tapi ini sudah keterlaluan. Jihoon telak berkali-kali membuat janji. Dan ujung-ujungnya. Dia juga yang melupakan janjinya itu. Dengan alasan ; ada pekerjaan yang harus kulakukan.

Me.nye.bal.kan.

Kamu sudah sangat kesal. Ini sudah 2 jam 30  menit kamu menunggu Jihoon untuk keluar dari ruang kerjanya itu.

Kamu beranjak dari dudukmu dan langsung menghampiri ruang kerja Jihoon yang berada di lantai 2.

Sesampainya disana. Kamu membuka pintu ruangan itu.
"Jihoon-ah. Sampai kapan aku harus menunggu?" Tanyamu dengan nada kesal.

"Kalau kau mau pulang. Pergilah tanpaku" jawabnya tanpa menoleh.

"Yang benar saja Jihoon. Kamu sudah janji padaku kalau hari ini kita akan pergi keluar"

"Ada pekerjaan yang harus kulakukan"

Urrrgggghhh...

"Baiklah. Kalau itu yang kau mau" kamu membanting pintu itu dan mulai meninggalkan gedung itu.

Tiba-tiba saja, kamu menabrak seorang namja. Kamu menengok ke atas. Namja itu adalah Seungcheol.

"A-annyeong (y/n)-ah" sapanya.
"Annyeong" jawabmu.
"Apakah ini tentang Jihoon lagi?" Tanya Seungcheol. Kamu hanya bisa mengangguk.

"Tapi ya sudahlah. Aku tidak bisa menyalahkan karirnya. Lagipula, dia tidak mau keberadaanku disini. Annyeong Seungcheol-ah. Aku pergi dulu" jawabmu dan langsung pergi.
_____

Kamu merebahkan badanmu di kasur. Sudah berjam-jam kamu menunggu Jihoon untuk datang kembali. Namun dia tak juga datang.

Jam menunjukkan pukul 9 malam.

(Y/N) : Jihoon-ah. Kamu dimana??

Jihoon : Aku sedang sibuk. Jangan ganggu aku .

Yang benar saja! Dia masih bekerja?? Ini kan waktu istirahat dia.

Kamu melempar handphone-mu ke kasur.  Pikiranmu dipenuhi oleh Jihoon. Kamu benar-benar kesal. Dan dia sudah benar-benar keterlaluan.

1. Dia selalu mengingkari janjinya.
2. Egois? Dia selalu mementingkan pekerjaannya. Daripada dirinya sendiri.
3. Dia melupakanmu?

Uggghh...

Kamu mulai frustasi. Kamu berjalan ke arah dapur lalu mengambil minuman dingin yag ada di kulkas. Kamu meneguk minuman itu dengan kesal.

Tak lama kemudian, pintu rumahmu dibuka dan menunjukkan sesosok Jihoon yang berdiri lemas di hadapannya.

"Aku pulang" ujarnya dan langsung ambruk di sofa.

"Selamat datang" jawabmu. Dia membuka coat panjang-nya itu dan menggeletakkannya di lantai. Kamu dengan kesal mengambil coat itu dan menggantungnya di gantungan baju.

"Jihoon-ah. Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanyamu.
"Ya. Tentu saja" jawabnya.

"Kamu ingat hari ini hari apa?" Tanyamu lagi. Jihoon hanya menggelengkan kepalanya.

Apa-apaan?! Dia bahkan lupa dengan tanggal anniversary kalian??!

"Sudahlah. Aku lelah" jawabnya dan langsung pergi ke kamarnya. Kamu melempar bantal yang berada di sofa.
_____

Tanpa kamu sadari. Kamu tertidur di sofa.

"(y/n)-ah. Mianhae. Aku tidak bisa menjadi namchin yang kau inginkan"
"Dan. Aku minta maaf. Kalau aku ini egois. Kadang--"

Kamu membuka matamu dan sudah mendapati Jihoon yang berada di hadapanmu sambil berjongkok. Kamu memegang kedua pipinya.

"Jihoon-ah. Aku memang selalu kesal terhadapmu. Aku selalu memaafkanmu. Namun, aku selalu kecewa terhadapmu" ujarmu.

"Mianhae. Sebelumnya. Ada yang ingin kau minta dariku?" Jawab Jihoon.

"Aku hanya ingin. Kau selalu menepati janjimu. Hanya itu" jawabmu lalu merubah posisimu menjadi duduk. Kamu mengangkat jari kelingkingmu.
"Janji?"

"Janji" lalu Jihoon mengaitkan kelingkingnya.

Lalu kalian menghabisi malam itu bersama. Menonton sambil berpelukkan di sofa.
______________________________

HAEEEEEEEEEEEEEEEEEEE MYUNGSAN HIYEEEEEEEEER.

MAAAAAAAPPPPIIIINNN TEEELLLLAAAAATTT UUUUPPPDDDEEEETTTT.

Seventeen Imagines✔️Where stories live. Discover now