[ Mingyu : Heartbreak #2 ]

5K 333 9
                                    

Stay




[ Y / N  P O V ]

Tepat pada saat itu, Mingyu sedang berdiri didepan pintu.

Sebenarnya, Eomma dan Appaku sudah tahu kalau aku dan Mingyu berpacaran, tetapi mereka tidak tahu, kalau kita sudah putus.
"Oh, Mingyu! masuklah" Tawar Appaku.
"Gomawo" balasnya.
"Euhm, Mingyu, kami harus pergi, bisakah kau menemani y/n sampai yang lain datang?" Ujar eommaku.
"Tentu saja" balas Mingyu.
"Arraseo, Kami pergi dulu!" Mereka langsung menaiki mobil. Mingyu langsung menutup Pintu.
"untuk apa kau kesini?" Tanyaku sinis, dan dengan mata yang masih melekat pada TV.
"memangnya kenapa? masalah?" Jawabnya dan langsung duduk disebelahku sambil merangkul pundakku.
"Lepaskan! dengar ya, Kim Mingyu, kita ini sudah tidak ada hubungan lagi" Aku menoyor kepalanya sampai dia terjatuh ke tangan sofa.
"yak! sakit!"
"memangnya aku peduli" aku melempar snack kearahnya sambil menjulurkan lidahku.

Tiba-tiba saja pintu rumahku dibuka.
"Hey y/n" Wonwoo langsung menengok ke arahku dan Mingyu.
"Wonwoo!" Aku berdiri dan menginjak kaki Mingyu dengan tumitku.
"Yak!" rintih Mingyu.

Aku berlari ke arah Wonwoo dan memeluknya layaknya orang berpacaran.
"Kau dari mana saja?"
"Mengapa? aku telat ya?" dia mencubit pipiku.
"Telat. Sangat telat" Aku menoyor kepalanya perlahan.
"Oh iya, dimana Raina dan Reihan?" Tanya Wonwoo.
"Entah. Mungkin mereka sedang dijalan" Wonwoo mengangguk.
"Pakai baju hangatmu" Wonwoo menyadari diriku yang memakai celana pendek dan baju pendek.
"Arraseo, Tunggu ya~"

Aku berjalan ke atas tangga, meninggalkan Wonwoo dan Mingyu (Meanie moments nieeee)

Aku turun ke bawah dan melihat Mingyu dan Wonwoo yang sedang bertengkar.
"Yak! berhenti bertengkar!" Teriakku dari tengah-tengah anak tangga.

Aku turun dan duduk di antara mereka berdua.

Hening.....

Tidak ada sepetah kata apapun yang kelyar dari mulut kami masing-masing, kecuali suara TV.

"Argh!" Teriakku mengejutkan Wonwoo dan Mingyu.

"Kau kenapa?" tanya Wonwoo.
"Entahlah. Menunggu Raina dan Reihan itu tidak mudah"

Tak lama kemudian, datanglah Raina dan Reihan.

"Lama sekali kalian berdua!" Ujarku dan Wonwoo kompakkan.

"Hehe Mian, tadi aku mengantarkan eommaku ke bandara, sama sperti kalian, Eommaku juga bussines trip" Jawab Rei

"Oh, yasudah. Simpan saja koper kalian di kamarku" Lalu mereka derdua mengangguk.

"Wonwoo, kau ingin minum?" Tanyaku.
"tentu, aku minta air putih saja"
"Arraseo"

Saat aku kembali ke ruang tamu, aku hanya melihat Raina, Reihan dan Wonwoo.

Mungkin dia sudah pergi.

"Eonni. Mingyu menunggumu dikamar" Ujar Raina.
"Jinjja? Arraseo, aku ke atas dulu" Aku langsung naik ke atas.

Sesampainya di kamarku, aku melihat Mingyu yang sedang duduk di ranjangku.
"Apa yang kau inginkan?" Aku menutup pintu kamar.
"y/n, untuk sekali ini saja. Biarkan aku menjelaskannya"

[ M I N G Y U  P O V ]

"Sebenarnya, aku ini tidak ingin berpacaran dengan Minah. Alasan kami berpacaran, itu karena orang tua kami menjodohkan aku dengan Minah dan tentang ciuman itu.... saat itu Minah yang melakukannya" Jelasku

"Mengapa kau tidak memberitahuku sebelumnya? kalau kau memberitahuku, pasti aku akan mengizinkannya. Tapi kalau sudah seperti ini, kita tidak bisa kembali seperti dulu lagi. Lagipula, aku sudah cukup memiliki Wonwoo yang sudah aku anggap kakak sendiri"

Seventeen Imagines✔️Where stories live. Discover now