Pria itu adalah Royce. Pria yang membuatnya jatuh cinta diam-diam. Pertemuan mereka memang bukan sesuatu yang romantis namun momen itu berarti banyak bagi Stacy.

Stacy hanya seorang gadis biasa yang sedang kebingungan mencukupi hidup, keputusannya untuk pergi dari panti dan hidup mandiri rupanya lebih mudah dibayangkan ketimbang dilakukan. Ketika seorang wanita bertanya apakah dirinya masih perawan lantas menjanjikan sejumlah besar uang untuk ditukarkan dengan selaput daranya, dengan idiotnya Stacy menerima tawaran itu tanpa berpikir panjang.

Ketika ia dibawa ke sebuah klub kabaret mewah barulah Stacy merasakan takut. Seperti sesuatu yang keras menghantam perutnya, seketika ia merasa mulas. Pria yang membayar jasanya pastilah sangat putus asa. Mungkin saja ia buruk rupa atau memiliki kebiasaan bercinta yang mengerikan. Buktinya dia mencari gadis perawan. Stacy hampir saja mundur namun melihat penjaga yang berdiri di pintu keluar klub membuatnya berpikir ulang untuk kabur. Ia sudah menerima bayaran dan sekarang saatnya ia melaksanakan kewajiban.

Tidak pernah ia duga jika pria putus asa itu memiliki paras yang tampan, rambut yang hitam sewarna dengan matanya. Stacy nyaris menggigil ketika melihatnya. Sorot matanya begitu dingin. Kabar baiknya adalah mungkin tidak sulit untuk bercinta dengan pria bernama Royce itu.

Apa yang terjadi malam itu membekas di benak Stacy. Bahkan mengubah sebagian kecil hidupnya. Segala yang Royce lakukan malam itu padanya membentuk sebuah kenangan yang membekas dan tidak ingin Stacy lupakan. Ia terpesona, ia jatuh cinta, tapi juga patah hati di saat yang bersamaan.

Stacy memiliki kemampuan berhitung yang baik. Tidak heran jika ia dipercaya untuk membantu suster mengelola uang yang jumlahnya cukup sedikit demi kelangsungan hidup kurang lebih lima puluh orang selama di panti dulu. Sekarang kemampuan itu cukup membantu pekerjaannya.

Royce memberinya pandangan baru tentang seorang pendamping hidup yang Stacy dambakan. Pria itu harus bijaksana, kharismatik, dan bertanggung jawab. Kaya dan tampan adalah bonus. Dan setiap manusia tentu mengharapkan bonus, termasuk Stacy. Semua kriteria itu ada pada diri Royce. Alam bawah sadarnya selalu membandingkan setiap pria yang ia lihat dengan Royce. Pikiran Stacy tentang pria menjadi sempit namun ia tidak peduli.

Minggu kedua setiap bulan adalah jadwal Stacy mengunjungi panti asuhan tempat ia dibesarkan. Hanya mereka keluarga yang ia miliki. Suster Sherryl adalah sosok ibu baginya. Terkadang ia bermanja pada wanita itu ketika mereka hanya berdua saja. Bahkan ia sempat curiga bahwa suster Sherryl adalah ibu kandungnya karena ikatan batin antara mereka berdua cukup erat. Tapi itu mustahil.

'PERUT KENYANG SAMBIL BERAMAL' adalah tagline yang dibuat Viviane untuk bazar kali ini. Festival mingguan yang di adakan di Capital Square tidak pernah mereka lewatkan. Menjual kue-kue manis untuk menambah kas panti asuhan dikala sepi donatur.

Viviane adalah teman sekamar Stacy di panti asuhan dulu. Gadis berisi itu memutuskan untuk mengabdikan hidupnya sebagai pengurus panti membantu suster-suster baik hati yang staminanya mulai dimakan usia.

"Silahkan! Perut kenyang Anda tidak akan sia-sia." Goda Viviane ketika Stacy menghampiri stand mereka yang cantik. Viviane memang memiliki bakat dalam hal dekoratif entah pada kue maupun interior stand mereka.

"Aku beli satu lusin cupcake-" kata Stacy riang, "berikan padaku aneka rasa."

Viviane mengerjapkan matanya, "Kau serius? Aku hanya menggodamu. Lebih baik bantu kami menjual semua kue ini dari pada menghabiskan uangmu untuk membelinya."

Akhirnya Stacy mengangguk setuju. Ia meletakan sling bag miliknya di kolong meja kemudian menggulung rambut panjangnya hingga rapi. Seorang anak laki-laki sebelas tahun menghampiri mereka dengan kotak dagangannya.

What Makes You Fall In Love (#2 White Rose Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang