Senja di Yogyakarta

1.9K 137 1
                                    

Realita mengungkapkan bahwa, kita sering tertipu oleh orang yang paling dipercaya.

*

Bus sudah melaju sejak dua jam yang lalu. Seluruh kelas XI sebelum melaksanakan ulangan kenaikan kelas, pergi berekreasi ke salah satu kota yang ada di Indonesia, yaitu Yogyakarta.

Gadis menyenderkan kepalanya dipundak Reza. Bukan mengantuk, bukan juga pusing. Pikirannya melayang melanglang buana entah kemana. Sampai sekarang, sudah hampir satu bulan berlalu, Gadis belum bercerita tentang fakta bahwa dirinya bukan anak kandung Ryn kepada Reza. Gadis berpikir, dia tidak mau mengganggu kebahagiaan Reza. Gadi berpikir, dia bisa menyimpan rahasia ini sendirian.

Gadis memejamkan matanya ketika tangan Reza mengusap rambutnya lembut. Reza mengecup puncak kepala Gadis lembut seraya berbisik "Tidur aja. Inikan perjalanan malam, nanti besok kita langsung keliling Yogya. Selamat malam, sayang" Reza mengecup puncak kepala Gadis lagi.

***

Pagi hari sekitar lima bus dari SMA Negeri Jakarta sudah berada di kota Yogyakarta dan beristirahat untuk makan dan mandi di lestoran ternama sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju candi borobudur.

"Foto mas, foto mba, sekali cekrek langsung jadi" banyak jasa foto yang menawarkan ketika mereka sampai di candi borobudur.

Ocehan pedagang asongan bagaikan suara nyamuk yang dihiraukan. Mereka semua bergegas menaiki tangga menuju puncak candi. Seperti biasa, Radit dan Seli menaiki tangga dengan senyum sumringah khas mereka. Didit dan Meysa menaiki tangga sembari menghitung berapa jumlah tangga itu. Deni dan Seli, seperti biasanya, ritual konyol mereka kembali dijalankan, yaitu dengan mengupil dan upil terbanyak serta terbesar itulah pemenangnya. Reza dan Gadis saling diam dengan pemikiran mereka masing-masing. Kemudian Reza terbatuk-batuk membuat Gadis khawatir. Tapi nyatanya, Reza hanya bercanda hanya untuk mencairkan suana diantara mereka.

Tidak ada yang tidak memegang kamera. Tidak ada yang tidak berfose. Semua mendadak menjadi model. Pasalnya, semua sedang sibuk berfoto dengan para turis. Bahkan sampai ada yang nekat berfoto di atas batu yang moncong.

Setengah hari mereka habiskan untuk berkeliling di sekitar candi borobudur dan kembali melaju mengelilingi kota dengan sejuta peninggalannya. Mengunjungi tempat pembuatan batik sampai tempat pembuata bakpia,

***

Gadis, Meysa, Seli dan Sela berada satu kamar di hotel berbintang lima yang letaknya tak jauh dari candi prambanan. Mereka baru selesai mandi.

"Heh dua hari lagi aniv loh" Seli mengawali sembari tangannya sibuk mengikat rambutnya.

"Gue sih udah dikasih hadiah" Meysa menelingkupkan wajahnya di balik banal untuk menyembunyikan rona merah dipipi nya.

"Yee" Sela menarik bantal itu. "Gue juga udah kali.

"Coklat sama bunga" kata Meysa dan Sela berbarengan.

"Gue juga udah sih, lolipop gede buanget" Seli menyodorkan lolipop yang dimaksudnya.

"Gue? Gak ada yang ngasih hadiah ke gue huhu" Gadis membuat ekspresi wajah yang disedih-sedihkan.

"Kasihan" kata mereka bertiga mengejek, membuat Gadis mengerucutkan bibirnya.

"Kalian ingetnya sama aniv mulu. Dua hari lagi juga kan ultah gue" Gadis menyimpan tangannya di depan dada.

Mendengar itu, Sela langsung berlari "Duh gue kebelet"

"Gue laper banget" Meysa keluar sembari menengteng pop mie ditangannya.

"Seli?" Gadis menatap Seli bingung.

"Hehe gue ada urusan sama Radit" Seli-pun beranjak meninggalkan Gadis.

Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang