Lagi-lagi karena cinta

3.1K 210 6
                                    

Bukan dia yang terlalu berharap. Tapi aku yang terlalu menutup hati.
*

"Bibi belum pulang? Mau nginep?" Tanya Gadis yang baru pulang dari rumah sakit sembari melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Iya non, hari ini bibi mau menginap. Di rumah juga gak ada siapa-siapa lagi pada pulang kampung" kata Bibi sembari menutup pintu.

"Non?"

"Ya bi?"

"Nyonya dari tadi tidak mau keluar kamar, bibi khawatir" bibi merangkul bahu Gadis sekilas "Bibi udah nyiapin makan malam dari tadi, tapi nyonya tidak mau keluar"

Gadis pun berlari menuju kamar Ryn. Dia mengetuk pintu beberapa kali, tapi tidak ada jawaban, yang Gadis dengar hanya isakan kecil. Gadis semakin khawatir. Dia mencabut jepit rambutnya dan memasukkannya ke-knop pintu, siapa tahu bisa berhasil terbuka seperti difilm-film.

Ketika pintu berhasil dibuka, Gadis segera memasuki kamar itu dengan langkah seribu. Jantung Gadis berdetak kencang saat dia melihat Ryn di ujung kamar dengan pisau yang hampir menyentuh kulit lengannya.

Gadis terperangah dan langsung membawa pisau itu.

"Mama!" Gadis membuang pisau itu sembarangan. "Mama kenapa?" Gadis terjongkok dan memeluk tubuh Ryn yang bergetar.

Mama menghapus air matanya dan menyodorkan sebuah sabun dari hotel.

"Papa selingkuh lagi" kata Ryn dengan suara yang bergetar.

Gadis membawa sabun itu, menatapnya, meremasnya dan membuangnya. Kini tubuhnya juga ikut bergetar. Merasakan sakit hati yang mendalam. Ini sudah kesekian kalinya Anton berselingkuh.

"Kalau bukan buat tidur sama perempuan lain, apalagi?" Tanya Ryn dibarengi dengan tetesan air mata lagi. Lalu dia mengeluarkan selembar kertas dari jas milik Anton.

"Mama pikir papa itu satu komitmen sama mama. Tapi mama salah, mama terlalu bodoh karena mencintai papa kamu sedalam ini" Ryn menyodorkan kertas itu.

Gadis membaca kertas itu dengan deru nafas yang memburu. Ternyata itu adalah sebuah bon dari toko berlian ternama di Jakarta. Tertulis disitu bahwa Anton telah membeli sebuah cincin berlian bermata mutiara. Untuk apa? Untuk apa Anton membeli itu? Untuk siapa? Jika untuk Ryn, kenapa berlian itu belum sampai ditangan Ryn sedangkan tanggal yang tertera dibon itu sudah hampir satu bulan yang lalu.

Lagi-lagi Gadis memeluk Ryn dengan erat. "Kita gak pernah tahu gimana kedepannya. Apapun keputusan mama, Gadis selalu ada disamping mama. Tapi ingat mah, bunuh diri gak akan pernah nyelesain masalah"

Ryn menangis dalam dekapan Gadis.

***

"Gue pacarnya Gadis!" Didit menarik tangan Gadis kasar.

"Apaan sih lo! Gadis itu pacar gue!" Radit menarik tangan Gadis tak kalah kasar. Akhirnya terjadilah tarik menarik antara Didit, Gadis dan Radit.

Tadi, Gadis sedang berbincang dengan Didit di taman sekolah. Lalu, datang Radit menarik lengan Gadis untuk berbicara. Tak disangka, jadi seperti inilah akhirnya. Dan yang lebih membuat Gadis tidak enak yaitu, Meysa, Seli dan Sela sejak awal pertengkaran sudah memperhatikan mereka dengan tatapan mata yang errr.. bisa dibilang mematikan?

"Gue bukan pacar kalian! Lepasin!" Gadis menarik kedua tangannya yang sedari tadi ditarik-tarik. "Gue bukan pacar siapapun!!"

Tiba-tiba suasana menjadi awkward. Angin sepoi membelai kulit halus mereka. Dilangit, awan mendung. Itu tandanya akan datang hujan. Tapi apakah hujan sekarang akan menyenangkan?

Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang