"iya bawel!!! Udah ah, ayo pulang!! Capek gue, pengen istirahat."keluh Nessa.
"Yaudah, yukk." Re menarik tangan Nessa, membantunya berdiri.
Kini mereka berjalan beriringan menuju tempat parkir, yang tersisa hanya mobil Re dan beberapa motor, mungkin motor tukang kebun dan penjaga sekolah yang selalu pulang paling terakhir.
Mobil Re membelah jalan raya Ibukota yang mulai memadat. Dalam perjalanan tidak ada satupun yang memulai berbicara. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Re melirik Nessa. Nessa tampak sedang melamun, dan Re tahu betul apa yang Nessa pikirkan. Nessa dan Re memang belum lama saling mengenal. Namun, saat ini satu-satunya orang yang paling dekat dengan Nessa hanya Re.
Nessa banyak berubah. Karena Nessa menjadi lebih tertutup, ia jarang sekali bergabung dengan teman-temanya. Bahkan Nessa dianggap nerd oleh mereka. Hingga akhirnya Nessa bertemu dengan Re pada waktu itu.
Flashback on
Author POV
Hari ini adalah hari pertama bagi Nessa, juga anak baru lainnya di SMA Tunas Bangsa. Setelah holiday yang cukup lama dikarenakan liburan kenaikan kelas—yang berarti Nessa lulus dari SMP-nya—bertepatan dengan liburan Hari raya idul fitri. Yah, waktu dua bulan sudah cukup bagi Nessa untuk berleha-leha dirumah, ditemani koleksi film terbarunya, serta novel-novel yang sejak lama diincarnya, dan baru bisa ia dapatkan ketika UN berakhir.
Dengan kedua hobinya itu Nessa tetap tak pernah mengesampingkan prioritas utamanya sebagai seorang pelajar. Apalagi kewajibannya, kalau bukan belajar?.
Nessa dengan seragam baru, lingkungan baru, dan tentunya teman baru. Meski Nessa sendiri tidak yakin menerima mereka sebagai teman barunya. Rasanya Nessa masih sulit untuk move on. Masa putih-birunya masih menghantui langkah kaki-nya menuju SMA Tunas Bangsa.
Nessa masih enggan untuk berkenalan dengan orang-orang yang berlalu lalang di dekatnya dilengkapi atribut MOS—bagi Nessa mereka terlihat sangat bodoh—. Nessa melenggang ke toilet untuk merapikan penampilannya.
"Ternyata gue juga kelihatan bodoh",desisnya ketika menatap pantulan dirinya di cermin toilet.
"Sabar Ness, ini nggak akan lama kok". Katanya menyemangati diri sendiri.
Bel sekolah terdengar di seluruh penjuru SMA Tunas Bangsa. Nessa yang masih berada dalam toilet makin geram mendengar suara itu, begitu memekakkan telinga.
"Oke, hal bodoh segera dimulai", batinnya.
Nessa sangat tidak tertarik dengan kegiatan wajib tersebut,namun apa daya . Semua harus dilaluinya. Baginya sekolah itu tempat untuk menuntut ilmu, lantas untuk apa hal tidak penting seperti ini menjadi sebuah rutinitas tahunan?. Katanya untuk pengenalan lingkungan, tapi kenapa jadi ajang unjuk gigi para senior itu.
Cih, Sok berkuasa lagi-lagi Nessa menggerutu.
Re POV
" Re, lo mau kemana? Di sini aja, seru liatin junior-junior yang masih lugu gitu." Tangan cewek itu menahan lengan gue.
"lo aja sana, gue ngantuk mau tidur."
"ah, nggak asik lo"
"bodo' ,.," Gue lepas tangannya dan pergi ke tempat tidur.
Karna ini di Sekolah jadi tempat tidur gue ya kursi panjang di perpustakaan yang udah dua tahun ini menjadi ranjang darurat gue di SMA Tunas Bangsa.
Memilih jurusan IPA nyatanya menyita waktu tidur gue. Hal itu yang buat gue jadi sering tidur di perpustakaan. Kenapa gue milih perpustakaan? Udah past i karna perpustakaan satu-satunya tempat yang paling tenang, paling jarang didatengin, kecuali para nerd.
YOU ARE READING
I'm not a nerd
Teen FictionBegitu banyak cerita masa lalu yang sulit ditinggalkan, sangat berat untuk dilupakan. Hingga membuatnya kehilangan keramah tamahannya dalam bergaul dan lebih menutup diri. Tidak ada lagi Al yang supel, periang dan bawel. Bibirnya tak lagi sering men...
Bag.1
Start from the beginning
