Epilog

3.4K 233 23
                                    

Aku pertama kali bertemu dengannya saat hujan turun. Untuk pertama kalinya, aku bersyukur akan turunnya hujan, karena saat itulah kami dipertemukan.

Dia memang bukan cinta pertamaku, tapi aku jatuh cinta dengannya pada pandangan pertama, hal yang selama ini kukira mustahil.

Menaklukannya butuh perjuangan, kalau kata Irene, itu lebih bagus karena aku akan lebih menghargai hubungan kami, dia bilang itu salah satu istilah dalam psikologi, justification of effort*, di mana seseorang cenderung untuk lebih menyukai sesuatu yang mereka dapatkan dengan usaha keras.

Semakin lama aku bersama dengannya, aku semakin mengenalnya.

Kau tahu, ia akan uring-uringan setiap kali datang bulan, mengajakku ke sana kemari untuk mencari makanan. Bahkan rasanya ia tak bisa melewatkan sedetik pun tanpa mengunyah sesuatu. Apa dia juga melakukan itu padamu?

Aku jarang melihatnya menangis. Meski hari-harinya berat, ia akan tetap tersenyum. Ketika ia lelah, ia hanya akan menghambur memelukku dan terdiam, lama-lama jatuh tertidur.

Tapi ia menangis saat menonton film dengan sad ending, bahkan menangis lebih kencang saat sebuah film berakhir dengan bahagia. Ketika ada tokoh yang menyebalkan, ia akan memukuliku atau mencubit lenganku untuk melampiaskan rasa kesalnya. Apa dia juga melakukan hal-hal seperti itu saat bersamamu?

Sampai sekarang, ia masih belum bisa bersepeda, tapi ia selalu minta naik sepeda setiap kali kami ke sungai Han. Dia tanpa malu akan mengendarai sepeda roda empat, tak peduli meski orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh.

Cheesecake dan caramel macchiato masih jadi dua hal kesukaannya, tapi dia akan memesan mocha ketika ia merindukanmu. Ia masih suka menikmati kopi di saat sore atau pun malam hari, meskipun ia tahu ia tak akan bisa tidur ketika malam tiba. Ia akan berakhir menelponku, membuatku ikut membuka mata sepanjang malam menemaninya.

Ia masih suka menceritakan setiap kenangan yang ia lalui bersamamu ketika kami pergi ke tempat-tempat atau melakukan hal-hal yang pernah kalian kunjungi atau lakukan. Aku tidak mempermasalahkan hal itu karena itu membuatku semakin mengenal dan mengerti hal apa yang disukainya.

Ah, Song Mino-ssi, kukira kau begitu beruntung, memiliki seorang gadis seperti Irene. Bahkan meski kau sudah tak lagi disampingnya, gadis itu masih setia mengingat setiap hal kecil yang kau lakukan.

Satu lagi, Irene baru saja membeli kelinci. Sepasang kelinci. Padahal ia tak pernah suka dengan binatang. Ia menaruhnya di rumahku, menyuruhku untuk merawat mereka. Setiap kali ia datang, ia hanya melihat kelinci-kelinci itu dari luar kandangnya, tak pernah menyentuh mereka atau mengajak mereka bermain, hanya memperhatikan saja, tapi ia selalu tersenyum.

Kadang aku tak habis pikir dengan gadis itu, terkadang aku tidak mengertinya. Tapi aku selalu bersyukur aku memilikinya. Irene adalah hal terbaik yang pernah datang dalam hidupku.

Terima kasih telah mempercayakannya padaku. Aku akan selalu menjaga dan mencintainya. Sekarang, kau bisa beristirahat dengan tenang, jangan khawatir.

Senang bisa mengenalmu, Song Mino-ssi.

●○●

Hey, my favorite Song.

Aku merindukanmu, selalu merindukanmu. Kau tak perlu khawatir, aku tak lagi mengurung diri dan menangis. Kau sudah bisa tenang sekarang.

Aku pikir aku tidak akan bisa mencintai orang lain lagi setelah kau pergi. Ternyata aku salah. Oh Sehun datang dan membuktikannya.

Awalnya aku tidak menyukainya karena ia selalu mengingatkanku padamu, tapi ternyata ia berbeda dengan caranya sendiri. Dia begitu tidak terduga, penuh dengan kejutan.

Mungkin suaranya tidak sebagus dirimu, tapi dia tetap berusaha bernyanyi untukku ketika aku tidak bisa tidur. Dia akan menjemputku setiap aku pulang malam, bahkan tanpa perlu kuminta. Dia begitu memahamiku, bahkan dalam diam sekalipun.

Dia bukan seorang pria yang muncul dengan setangkai bunga kesukaanku di depan pintu rumah, tetapi ia adalah seorang pria yang menemaniku menonton seluruh episode drama korea, bahkan membiarkan kaosnya basah oleh air mata dan ingusku HEHE terdengar menggelikan memang, tapi memang begitulah kenyataannya.

Dia selalu memastikan apakah aku sudah pulang atau belum, membelikanku sekotak es krim ukuran besar ketika mood-ku sedang buruk, menghafal seluruh fanchant lagu-lagu idolaku supaya kami bisa meneriakannya bersama-sama saat menonton konser, bahkan memakan semua kue percobaanku meski terkadang ia protes karena sering gosong.

Dia juga akrab dengan Suzy, eomma, dan appa.

Dia itu tipe pencemburu, tapi tidak padamu. Dia tidak suka ketika aku akrab dengan laki-laki lain yang tidak dikenalnya, tapi setiap kali aku membicarakanmu, ia tak pernah protes. Dia bilang, ia ingin sekali berkenalan denganmu, tapi kalau itu terjadi, mungkin aku dan Sehun tak pernah bertemu kan? Hehe

Kalau aku bisa mengubah takdir, aku tidak tahu akan mengubahnya seperti apa, untuk itu, yang sudah terjadi biarlah berlalu, kita hanya perlu belajar menerimanya. Untuk kali ini, mari kita tidak melakukan  counterfactual thinking*. Itu hanya akan menyusahkan hidup. Kau akan selalu menjadi Song kesayanganku, tenang saja!

Meski begitu, terkadang aku masih marah padamu. Kau bilang akan selalu bersamaku, tapi kau meninggalkanku. Aku membencimu, sebesar aku mencintaimu, karena aku begitu merindukanmu.

Tapi aku sadar, ada hal-hal yang tak terhindarkan dalam hidup ini. Setidaknya, aku bahagia kau pernah hadir dalam hidupku.

Aku akan hidup dengan baik, Mino-ya.

Di sini, aku bahagia sekarang. Dengan hidupku, dengan semua pilihanku, termasuk tentang Oh Sehun. Terima kasih sudah mengirimkannya padaku.

Aku akan selalu merindukanmu, Song Mino. Dan Hanbin!

~//~

END

Belief in a just world* - bagiku, tidak ada hal semacam itu di dunia ini. Beberapa orang percaya, orang yang baik akan menerima hal yang baik, orang yang jahat akan menerima ganjarannya. Nyatanya, dunia itu penuh dengan teka-teki misteri, kau tidak tahu apa yang akan terjadi, meski rencana yang matang telah kau persiapkan.

Sama seperti mencintai.

Author's Note

Hyaaaaa berakhir sudah Remember You! Terima kasih untuk para pembaca setia yang sudah membacara dari awal hingga akhir dan menyertakan vote & comment!

Jangan lupa cek work lainnya ya!

Yuk baca You & I sama Across the Universe!

Ditunggu vote dan commentnyaaaa! 😄😄

---

*Belief in a just world: A form of defensive attribution wherein people assume that bad things happen to bad people and that good things happen to good people

*Counterfactual Thinking: Mentally changing aspect of the past as a way of imagining what might have been

*Justification of effort: the tendency for individuals to increase their likings for something they have worked hard to attain

Sumber: Social Psychology (2010) - Aronson

Karena ini bukan laporan atau makalah, gapapa ya gak sesuai APA :)

Remember YouWhere stories live. Discover now