Part 12

53 1 0
                                    


Ari melihat Tiara yang menangis di pelukan Dania membuat hatinya remuk, sekujur tubuhnya lemas bagai tak bertulang. Ari tidak sanggup melihat Tiara yang menangis di depan matanya, Ari terjatuh ke tanah dengan bertumpu pada kedua lututnya. Air mata pun akhirnya jatuh satu persatu. Malam ini detik ini jam ini langit dan bumi menjadi saksi akan keterjatuhannya Ari bukan karena orang tuanya tapi kali ini dengan cinta.

Dan tak jauh dari tempat Ari, Tiara yang menangis di pelukannya sahabatnya semakin terisak, Dania yang melihat Tiara  hancur membuat hatinya pun sakit seolah olah Dania pun ikut merasakannya seperti apa yang telah dirasakan sahabatnya itu.

"Ra... gue antar pulang" ucap Dania sambil melepas pelukannya dan menuntun Tiara ke mobil.

Tiara hanya menurut pada Dania yang membawanya ke mobil. Tiara masuk mobil masih dengan sisa air matanya yang membasahi kedua pipinya.

Ari yang melihat Tiara masuk ke dalam mobil Dania dan kemudian mobil itu melesat meninggalkan rumah Angel, dengan pandangan nanar Ari mengikuti kepergian Tiara sampai mobil itu tak terlihat lagi dari pandangan Ari.

"Tiara.... gue bener bener minta maaf, gue emang pengecut, gue bodoh, loe boleh membenci gue, tapi gue mohon semoga loe masih bisa memaafkan gue..Tiara.." gumam Ari dengan perasaan penuh penyesalan.

***********

Di dalam kelas Tiara melamun dengan tatapan nya yang kosong, dengan hati yang remuk, dan bayangan Ari yang semalam muncul di otaknya. Tiara yang berusaha menghapus semua dari ingatannya tapi tak bisa, Tiara hanya bisa terluka kecewa dan sakit hati. Semuanya telah bercampur menjadi satu berkecambuk di dalam hatinya.

Ari memasuki kelas dan tatapannya bertemu dengan tatapan Tiara membuat keduanya tertegun beberapa detik. Ari melangkah menuju tempat duduknya dan menaruh tas nya ke dalam laci kemudian pergi. Tiara yang melihatnya hanya bisa menghela nafas berat dan kecewa.

"Ari..sampai kapan loe lakuin ini sama gue, sampai kapan loe bisa melihat kalau gue ada.." gumam Tiara dalam hati dengan menatap kepergian Ari dan berusaha menahan sesak di dadanya.

"Tiara.." panggil Angel yang baru tiba di ambang pintu.

Tiara yang namanya di panggil oleh Angel membuat Tiara  menghelas nafas berat, Tiara sudah capek menghadapi sikap dan perilaku Ari dan kini harus menghadapi Angel.

Angel melangkah menuju bangku Tiara dan menatap Tiara dengan tajam, Tiara tahu apa yang pasti akan terjadi jika Angel sudah berdiri di depannya dengan melotot seperti itu, di dalam hati Tiara hanya bisa pasrah menghadapi Angel.

"Cica... bawa dia" perintah Angel pada Cica yang berdiri di sebelahnya.

"Ocey" jawab Cica antusias dan kemudian menarik Tiara dengan paksa dan Tiara berusaha memberontak tapi gagal, Angel dan Cica membawa Tiara menuju ke gudang, dan membenturkam punggung Tiara pada tembok.

"Aaww.." rintih Tiara menahan sakit akibat benturan.

Angel dan Cica berdiri di depan Tiara dengan menatapnya dengan tajam.

"Bagaimana jika gue menggunting gunting seragam loe" ucap Angel sambil mengeluarkan gunting dari saku seragamnya dan tatapan tajamnya semakin tajam membuat Tiara ketakutan.

"Angel..jangan...." ucap Tiara ketakutan karena gunting yang Angel bawa sudah mulai menyentuh bagian bahu, tapi belum mengguntingnya.

"Apa loe bilang...jangaannnn.." ucap Angel lembut tapi membunuh.

"Gue akan ngelakuin apa yang loe suruh, tapi gue mohon jangan gunting seragam gue Angel.. Gue mohon" ucap Tiara memohon pada Angel dan membuat Angel tersenyum kemenangan.

HARUSKAH..???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang