Part 9

52 0 0
                                    

Ari membuka pintu rumahnya dan langsung menuju ke kamar, tapi baru 2 anak tangga yang dipijaknya Ari berhenti.

"Ari Papa mau ngomong" ucap papanya yang berdiri di anak tangga ke 3 yang berada tepat di depan Ari.

"Apa" Tanya Ari dingin.

Mendengar ucapan Ari, Papanya hanya bisa menghela nafas berat kemudian menghembuskannya kembali.

"Papa mau nikah " ucap Papa dengan nada pelan.

Ari yang mendengarnya langsung menatap papanya dengan tatapan benci, emosi, kecewa dan terluka.

"Ari gak sudi punya mama tiri" ucap Ari murka dengan mata memerah dan dada naik turun karena menahan amarahnya.

"Ari.. papa,,,. "Ucap papanya belum selesai.

"Cukup...!!! Ari udah muak dengan semuanya" potong Ari dengan murkanya dan langsung membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan rumah tanpa peduli teriakan papanya.

Ari melajukan motornya dengan gila gila an tak peduli teriakan orang orang yang menegurnya, Ari kalut. Cuaca yang mendung dan perlahan lahan titik titik air hujan membasahi bumi lama kelamaan semakin deras mengguyur bumi, Ari tak memperdulikannya tubuhnya yang masih lengkap dengan seragamnya basah kuyup. Ari hanya butuh ketenangan kasih dan sayang dari orang tuanya, tapi nyatanya sudah 10 th Ari tak pernah lagi mendapat kasih dan sayangnya dari orang tuanya, Ari butuh sandaran untuk dirinya yang saat ini rapuh, tapi lagi lagi Ari tak punya sandaran, Ari hanya bisa menekan kuat kuat rasa sakit di hatinya dengan tetap berusaha bangkit walaupun sejujurnya sudah tak mampu lagi. Ari menghentikan motornya di depan club, Ari segera menerobos masuk ke club menutup seragamnya dengan jaket hitamnya. Ari duduk di kursi dan memesan segelas minuman alkohol, Ari meneguknya langsung tandas segelas. Ari pesan lagi dan lagi hingga beberapa gelas tak terhitung, kepala Ari yang sudah terasa berputar putar dan pusing, tubuhnya yang sudah tidak mampu berdiri tegak lagi membuat Ari berjalan dengan sempoyongan, tak ada yang membantu Ari walaupun berulang ulang kali Ari menabrak orang orang di club tersebut. Ari berusaha mengambil Hp di saku celananya dengan susah payah Ari mengambilnya dengan tangan kirinya yang memegangi kepalanya. Ari menekan tombol hijau ketika nomor yang paling atas di kontaknya dan menunggu orang diseberang menjawab telfonnya.

"Tiara... gue butuh loe.."ucap Ari dengan suara paraunya saat Tiara mengangkat telfonnya.

"Ari..loe kenapa"Tanya Tiara yang bingung dengan Ari yang tiba tiba menghubunginya dengan suara yang parau.

"Tiara..Tiara..Ti.."ucap Ari parau. Membuat Tiara semakin bingung.

"Ari ..hallo Ari loe kenapa... Ari loe dimana" Tanya Tiara khawatir, tapi Ari tak menjawabnya malah terdengar suara tut...tut...tanda telfon mati.

"Aaahh... kok malah mati sih" gerutu Tiara.

Ari berusaha menghubungi Tiara lagi tapi kepalanya semakin pusing, tubuhnya pun semakin berat untuk berjalan, akhirnya Ari minta petugas di club itu untuk menghubungi nomor Tiara.

Ari berusaha menghubungi Tiara lagi tapi kepalanya semakin pusing, tubuhnya pun semakin berat untuk berjalan, akhirnya Ari minta petugas di club itu untuk menghubungi nomor Tiara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARUSKAH..???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang