Part 25 ~ SILY ~

5.3K 430 17
                                    

          Seperti yang dikatakan Rasti pada Sisi kemarin malam, sore ini Digo sudah diperbolehkan pulang tapi Dokter berpesan pada Sisi bahwa Digo tetap perlu istirahat setidaknya satu hari sebelum memulai aktivitas kembali seperti biasanya.

          Setelah mobil Sisi yang disupiri oleh Pak Dadang sampai di depan rumah Digo, Sisi segera keluar dari mobilnya dan membantu Digo memasuki rumahnya.

          "Kakak istirahat aja dulu disini yaa. Kalau butuh apa-apa panggil Sisi."

          "Kamu mau kemana?" Tanya Digo menahan tangan Sisi ketika Sisi bersiap beranjak.

          Baru saja Sisi akan menjawab ternyata ada Pak Dadang yang mengetuk pintu membawakan tas berukuran sedang yang berisi perlengkapan Digo selama di Rumah Sakit kemarin.

          "Iya Pak taruh disitu aja. Makasih yaa Pak?" Sisi berkata sambil tersenyum pada Pak Dadang yang sudah membantunya.

          "Sama-sama Non."

          "Bapak habis ini tunggu di ruang depan aja yaa jangan dimobil. Sambil nungguin Sisi, Sisi buatin kopi setelah ini." Pesan Sisi.

          "Gak usah Non, Bapak nunggu di mobil saja seperti biasanya." Tolak Pak Dadang tak enak.

          "Gapapa Pak. Sisi kayaknya masih lama disini. Udah pokoknya Pak Dadang lakuin aja apa kata Sisi barusan."

          "Baik Non. Kalau gitu Bapak permisi."

          Sisi hanya mengangguk lalu menatap Digo yang sejak tadi masih menahan pergelangan tangannya.

          "Kenapa? Sisi tinggal ke dapur dulu Kak, buatin kopi buat Pak Dadang sekaligus masakin makanan buat nanti malam."

          "Pak Dadang aja yang dibuatin kopi?"

          "Kakak mau kopi juga?" Tanya Sisi yang dijawab anggukan kepala oleh Digo. "Gak boleh, baru aja sembuh. Sisi buatin Kakak teh anget aja yaa abis ini. Gak boleh nolak!"

          Baru saja Digo akan menolak akhirnya mengangguk pasrah, setidaknya hari ini dia benar-benar bahagia karena Sisi bersedia memberikan kesempatan kedua untuknya dan berada disisinya. Sungguh! Digo tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan itu lagi.

          Setelah membiarkan Sisi pergi meninggalkannya di dalam kamar sendirian, tubuhnya merosot untuk berbaring lebih nyaman. Matanya terpejam dengan bibirnya yang terus tersenyum karena masih tidak percaya bahwa Sisi benar-benar kembali padanya. Gadis kecilnya yang dulu sempat ia sia-siakan telah kembali kedalam pelukannya. Jangan tanya lagi bagaimana perasaannya saat ini! Bahagia tiada tara.

          Drrtt !!

          Getaran ponsel diiringi oleh nada panggilan masuk membuat Digo membuka kedua matanya dan menoleh mencari dimana suara itu berasal. Tentu saja itu bukan berasal dari ponselnya karena nada panggilan masuknya berbeda dengan nada ponselnya.

          Setelah dirinya mencari kemana-mana, matanya menangkap sebuah tas milik Sisi yang berada di atas meja kecil disamping ranjangnya. Digo bangkit, punggungnya bersandar di kepala kasur setelah mengambil tas tersebut.

          Ia bimbang akan mengangkat telepon itu atau membiarkannya saja.

          "Ahh kalaupun ini penting pasti nanti akan telpon lagi!" Batin Digo setelah nada ponsel itu berhenti ketika Digo belum sempat membuka tas tersebut.

          Drrtt !!

          Baru saja Digo akan menaruh kembali tas tersebut, terdengar kembali nada ponsel itu berbunyi. Karena takut ada hal penting, perlahan Digo membuka tas milik Sisi dan mencari ponselnya.

Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang