PART 6

5K 407 4
                                    

Maaf tadi ada kesalahan. Tiba tiba kepotong gitu aja ceritanya. Ini aku publish lagi yaa..maaff..

&&&&&&&&&&&&&&&&

Dengan langkah yang buru-buru Digo memasuki sebuah Cafe dan matanya mencari seseorang. Di sana! Lebih tepatnya di meja pojok dekat kolam ikan, gadis yang dicintainya sudah duduk di sana tapi tak melihat ke arahnya.

"Sayang..."
Panggil Digo setelah berada di samping Lidya.

"Digo?"
Lidya menoleh dengan matanya yang sembab dan airmata masih bercucuran deras mengaliri pipinya.

Ia bangun dari kursinya dan langsung memeluk Digo erat. Digo paling benci melihat gadisnya itu menangis, dia jadi ikut sakit melihatnya. Dengan lembut Digo membalas pelukan Lidya dan mengusap rambutnya.

"Jangan menangis sayang. Ada apa sebenarnya? Kamu kenapa?" Tanya Digo mengeratkan pelukannya agar Lidya tenang.

"Aku takuuttt..."
Jawab Lidya masih terisak.

"Takut kenapa? Ada aku disini. Kamu tenang dulu yaa? Habis itu cerita sama akuu.."

Lidya mengangguk dan memejamkan matanya saat Digo menghapuskan airmatanya. Saat ia membuka mata, Digo tengah menatapnya lembut.

"Kita duduk yaa?"
ucap Digo lembut membantu Lidya duduk di kursinya kemudian ia sendiri duduk di kursi seberang yang berhadapan dengan Lidya.

"Mau cerita sama aku?" Tanya Digo lembut.

Lidya menggigit bibir bawahnya dan meremas kesepulub jemarinya bahwa ia sedang tak tenang dan takut.

"Hei, jangan takut. Aku selalu punya waktu buat kamu. Cerita aja sayang.." kata Digo lagi meraih tangan Lidya dan menggenggamnya erat.

"Kamu mau janji sama aku?" Tanya Lidya dengan suara bergetar.

"Sebenarnya kamu kenapa sayang? Gak biasanya kamu gini."

"Kamu janji dulu gak akan ninggalin aku setelah aku ceritain semuanya sama kamu?"

Digo menghela nafas. "Iya aku janji. Aku gak akan melakukan itu."

Lidya menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Ia menatap Digo di depannya.

"Ini....mengenai Ayah kamu. Pak Affandi..."

Seketika Digo diam, Lidya masih memfokuskan pandangannya pada Digo.

"Ayah kamu memang tidak bersalah, sayang. Ada seseorang yang menjebak beliau.." lanjut Lidya.

"Ya aku tahu." Sahut Digo datar.

"Bukan begitu sayang, kamu jangan natep aku kayak gitu. Aku gak mau kamu marah sama aku terus ninggalin aku.."

Lagi-lagi Digo menghela nafasnya lalu mengusap tangan Lidya yang ada di genggamannya pertanda ia tidak marah.

"Dan orang yang menjebak beliau itu...." tiba-tiba airmata Lidya keluar lagi dari sudut matanya.

"Siapa?" Tanya Digo sambil menghapus airmata Lidya.

"Pak Gunadi...Papa aku.."

DEG!!!

Refleks Digo melepaskan genggamannya pada Lidya. Mata Digo seketika memanas seperti hatinya. Ia tak menyangka dan benar-benar tak percaya jika calon mertuanya lah dalang dibalik kehancuran sang Ayah.

"Digo, please...kamu boleh marah sama aku. Tapi jangan pergi..." Lidya menangis ingin meraih tangan Digo tapi Digo menarik tangannya kembali.

"Tau dari siapa kamu?" Tanya Digo dengan susah payah.

Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang