PART 4

5.6K 403 3
                                    

"Pagii kakak gantengkuu tersayang..."

Sisi datang-datang langsung mencari keberadaan Digo dan bergelayut manja dilengan kekarnya. Digo menoleh dan langsung menatap ke arah dahi Sisi yang lukanya ditutupi plaster. Karena bingung dengan sikap Digo yang diam, Sisi mendongak dan mengerutkan dahinya bingung melihat Digo yang menatap dahinya. Seolah tersadar dan berpikiran bahwa Digo khawatir padanya, Sisi langsung tersenyum lebar.

"Aku gak papa kok Kak, tenang aja. Ini cuma kejedot pohon aja, jangan khawatir..hmm.." kata Sisi memegang dahinya sambil berkedip-kedip pada Digo.

"Ehem..." Digo berdehem dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gue gak tanya! Apa peduli gue!" Lanjutnya membuat Sisi mencembikkan bibir tipisnya itu. Kapan sih Kak Digo ngeliat aku? Sebel deh. Eh tapi gak boleh putus asaa.semangat Sisi. Batin Sisi menyemangati dirinya sendiri.

Ia kembali menampilkan senyumnya dan mengejar Digo yang berjalan keluar dari ruangannya.

"Kakak gantengg tungguuu!!" Teriak Sisi berlari mengejar langkah Digo yang cepat. Dug!! Digo yang tiba-tiba berhenti membuat Sisi tak sengaja menabrak punggungnya dari belakang. "Aduuhh sakiitt..." rintih Sisi memegang dahinya.

Digo segera berbalik menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. "Eh enggak jadi...gak sakit kok. Malah beruntung bisa cium punggungnya Kaka...wangiiii..." kata Sisi melupakan sakitnya dan mengendus aroma Digo.

"Bukannya lo sekolah?" Tanya Digo tak menggubris ucapan Sisi.

"Hehe...kan aku lagi sakit Ka. Kalau di buat mikir, kepalaku sakit. Efek dahi nih.." jawab Sisi beralibi.

"Katanya gak sakit?" Tanya Digo lagi menatapnya tajam membuat Sisi kelimpungan mencari alasan. Dia memang sengaja tak masuk sekolah karena selain ia malas, dahinya sakit, disekolah tak ada pelajaran, ia juga ingin bertemu dengan Digo lebih lama.

"Emmm..aa.."

"Bodo sama jawaban lo. Yang penting jadwal gue ngajarin lo nyetir jam 10. Ini masih jam 7 pagi." Potong Digo cepat lalu berbalik meninggalkan Sisi.

"Ehh...tapi kan aku udah disini kak. Gak bisa dipercepat gitu?" Rengek Sisi mensejajarkan langkahnya disamping Digo.

"Resiko lo. Salah sendiri bolos sekolah!"

"Aku gak bolos Kaka. Aku kan-"

"Alibi!"

Sisi memanyunkan bibirnya lagi karena Digo tak ingin mendengarkan alasannya kenapa ia bisa kesini. Dilihatnya Digo mengecek data-data yang ada di kertas genggamannya.

"Kalau gituu, aku temenin kaka aja yaa sampai nanti jam 10?" Sisi terus saja berusaha.

"Gue kerja Sisi. Jangan ganggu gue!"

"Janji deh gak ganggu. Aku cuma nungguin kaka aja. Aku janji gak berisik."

"Terserah! Susah kalau ngomong sama anak kecil. Gak mau kalah!"

Sisi tersenyum puas. Berarti dia bisa berduaan dengan Digo meski hanya memperhatikannya dari dekat. Ia segera mengambil tempat di kursi yang ada di depan meja Digo. Awalnya Sisi memang hanya diam menatap Digo yang sedang serius mengecek data di depannya. Terkadang Sisi senyum-senyum sendiri saat mengkhayalkan sesuatu yang romantis dan lucu bersama Digo.

Apaan sih nih anak senyum-senyum gak jelas kayak orang gila.
Diem sih diem, tapi diemnya kayak gitu malah nyeremin.

Digo membatin dan melirik Sisi sekilas dari balik kertas yang ada di tangannya. Ketika Sisi menegakkan tubuhnya dan menggelengkan kepalanya, Digo kembali fokus pada pekerjaannya.

Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang