Part 15 ~ SILY ~

6.3K 408 9
                                    

Academy of Art University

Itulah kampusku yang akan menjadi tenpat belajarku selama beberapa tahun ke depan. Kampus ini selalu ada di garda depan inovasi dan kreativitas. Akademi dan San Fransisco telah tumbuh bersama-sama dan menjabat sebagai sumber saling inspirasi dan bakat melihat kembali pada saat-saat penting dalam sejarah Academy di San Fransisco.

Sudah 3 hari aku mengikuti pembelajaran disini dengan sangat nyaman dan tenang sekali. Seminggu yang lalu sambil menunggu kampus ini aktif setelah libut panjang, aku diajak jalan-jalan melihat pemandangan indah di sekitar sini belum sampai di tempat jauh karena Kak Rasya masih harus bekerja. Aku hanya ditemani oleh Kak Lana dan juga Pacal Kecilku si Chikii yang aktif sekali berlari kesana kemari minta di kejar olehku.

Cuaca?
Untung saja disini cuacanya cerah. Dengan suhu 15°, RealFeel® 12°, Angin 20 km/jam BBL, Angin Kencang 26 km/jam, kelembapan 82%, Titik embun 12°, Tutupan awan 11%, jarak pandang 16 km, Ceiling 11582 m, dan Wet Bulb 13°.

Meski kota San Fransisco memang sering diguyur hujan, tetapi musim dingin disini tidak parah, dan pada musim panas kota ini sejuk. Sejuk sekali. Makanya aku senang sekali disini. Sampai ada peribahasa dari seorang penulis terkenal yaitu Mark Twain "Musim dingin paling dingin yang pernah saya alami adalah musim panas di San Fransisco"

Nah maksud dari kata-kata itu, meski disini sedang musim panas sekalipun, tapi tetap terasa dingin ataupun sejuk sekali.

"Sisi!"

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku membuatku yang sedang melamun di perpustakaan yang nyaman sekali dibuat tidur segera tersadar.

"Ahh..Gerald. I am shock!" Ucapku sambil mengelus dada terkejut. Ternyata Gerald lah yang datang. Teman baruku saat pertama kali masuk ke kelas dan ternyata dia juga sejurusan denganku.

"Haha,, I am sorry." Ujarnya tanpa dosa dan langsung duduk disebelahku. "Sepertinya kamu melamun. Memikirkan apa?"

Tunggu sebentar! Apakah aku melupakan sesuatu?

Ya! Asal kalian tahu, aku juga merasa nyambung dengannya saat ku tahu ia asal Indonesia juga dan itu artinya aku tak perlu bicara bahasa inggris dengannya jika sedang bercanda ataupun bersantai seperti ini. Tapi jika kalian tahu wajahnya seperti apa, pasti kalian akan berpikir bahwa Gerald asli orang sini. Terlihat dari rambut pirangnya dan mata birunya, wajah yang seperti bule. Dan satu lagi, kuakui dia begitu...tampan!

Hei bicara apa aku ini!

Sebenarnya Gerald ini adalah berdarah campuran. Sang Ayah yang asli dari sini, sedangkan sang ibu asli orang Indonesia. Dan beruntungnya, ia mewarisi hampir segala sesuatu yang dimiliki ayahnya. Makanya dia terlihat seperti bule biasanya. Minusnya dia, terkadang dia agak seperti mas mas salon di Indonesia yang agak .. yaa seperti itulah. Tapi selebihnya ia masih bisa terlihat biasa. Hanya waktu tertentu saja sikap ajaib nya itu muncul.

"Hei!"

Yak! Apa-apaan dia mengagetkanku kembali.

"Aish! Kamu ini apa-apaan sih, hobby banget buat jantung copot mendadak!" Protesku tetap mengecilkan suara sambil memukul kepalanya dengan pulpen.

"Ash..sakit!!"

Nah kan! Sikap ajaib nya muncul yang membuatku makin ingin memakannya.

"Kamu ngapain kesini?" Tanyaku padanya yang langsung manyun.

Ahh kalau seperti itu dia terlihat lucu. Tapi tetap saja dia menyebalkan.

"Aku cari kamu keliling kampus, gak taunya kamu malah ngelamun disini!"

Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang