Chapter 21 : Akhir Kisah Sang Hantu & Manusia

Start from the beginning
                                    

"Hehe..." tawa Mario.

'Nyebelin banget deh...' batinku.

Aku pikir Mario sudah mengakhiri hubungannya dengan wanita sundal itu. Tapi sekarang dia justru tertawa saat aku memarahinya karena masih menyimpan nomor wanita itu. Dibandingkan dengan Anna, Gita ini jauh lebih merepotkan. Dia seperti parasit yang menempel dan sulit untuk diusir pergi.

Mario sudah menceritakan padaku bahwa hubungannya dengan Anna sudah berakhir. Sedangkan si sundal Gita nampaknya masih mengejar ngejar Mario. Aku mendengus berkali kali dan menatapnya sebal. Mario justru tertawa dan mencubit pipiku. Dia bilang aku lucu, lucu dimananya coba. Aku justru sedang sebal.

"Halo?" jawabku pada panggilan telepon dari Gita.

"Halo Mario, aku ga mau—"

"Hey Sundal gandol.. gundal gandolll... cabe-cabean, jangan telepon lagi Mario" teriakku dengan nada emosi.

"Halo... ini siapa?, bukannya ini nomor Mario?" tanya Gita dari sebrang telepon ini.

"Ini sama PACARNYA Mario, jadi jangan telepon ke nomor ini lagi" Jawabku.

"Ga mungkin! masa kamu—"

TUT... TUT... TUTTT...

Aku langsung menutup telepon dari Gita. Males banget kalau harus ngobrol lama-lama sama dia. Ku alihkan pandanganku pada Mario, dia nampak santai sambil tiduran di kasurnya. Sesekali tertawa dan memandangku dengan tatapan lucu. Mario menyebalkan, harusnya dia kan peka dan langsung minta maaf sama aku. Tapi ini malah ketawa cengengesan dengan wajah tak bersalah. Awas saja...

"Katanya udah ga ada hubungan apa-apa lagi sama si sundal gandol itu?" tanyaku dengan bibir yang sengaja ku manyunkan.

"Sudal gandol?.. hahahaa..." dia tertawa lebih keras.

"Heiii, seriusan ih? Neyebelin deh...."

"Aduh... aduhh... bibirnya.. bibirnya..." goda Mario padaku.

"Mario serius ih..." aku memelototkan mataku padanya.

"Hahaa... iya... iya... aku kan udah jelasin beib kalau aku sama dia kan udah berakhir. Sekarang aku sayangnya kan cuman sama kamu seorang" rayu Mario.

"Ihh... rayu-rayu, emangnya aku cewek pengkolan apa" ucapku sebal.

"Hahaaa.... ohh...beibku marah nih.."

Mario lantas menarikku ke dalam pelukannya dan kami saling bergulat diatas kasur Mario. Eihh... kami tidak melakukan apapun, hanya berpelukan bersama dan menghabiskan waktu weekend ini bersama. Jangan berpikiran nakal ya kalian semua.

Menghabiskan hari dengannya begitu menyenangkan. Ku sentuh wajahnya dan ku cubit pipinya berkali-kali.

"Awas aja kalo kamu masih berhubungan sama dia!" ancamku.

"Ciee... cemburu nih?" lagi-lagi Mario menggodaku.

"Cemburu? Siapa yang cemburu coba?" desakku.

"Terus kalo bukan cemburu memangnya apa?"

"Hmmm... bahaya tau, apa lagi kalau kamu ML sama dia. Gimana kalo kebablasan, terus dia tekdung?"

"Hahahaa... iya, iya, aku ngerti kok kalau kamu sebenanrnya cemburu" jawab Mario enteng.

"HEIII... MARIOOO..." teiakku sebal.

Mario kembali menarikku ke dalam pelukannya dan membenamkan wajahku pada dadanya. Aku memukul berkali-kali pada dadanya itu. Kelakuan kami memang seperti anak kecil, tapi justru ini lah keseruan dari hubungan kami. Menjalani sebuah hubungan dengan keusilan yang nampaknya tak habis.

DAMN I'am a GhostWhere stories live. Discover now