Chapter 21 : Akhir Kisah Sang Hantu & Manusia

16.9K 1.6K 294
                                    

"Miss me?" ucapnya.

....

Benar, dia adalah Mario. Dia adalah sosok yang kubenci namun sangat kurindukan. Sudah lama rasanya tidak bertemu dengannya, dan kini dia berdiri tepat dihadapanku.

"Apa kabar?" tanya Mario pelan.

Sorot matanya begitu sayu. Bahkan genangan air tiba-tiba muncul di pelupuk matanya. Meski Mario tersenyum, namun aku bisa melihat kesedihan yang bercampur di matanya itu.

Aku tersenyum padanya.

"Kamu baik-baik aja kan?" tanyanya lagi.

"Aku rindu sama kamu..." aku menjawab dengan pelan. Aku tak mau lagi terjerat dalam egoku. Ku ikuti kata hatiku, bahwa aku menginginkannya.

Terlihat air mata itu jatuh membasahi pipi Mario. Dan tiba-tiba dia memelukku dengan sangat kencang. Aku menghirup aroma tubuhnya. Aroma ini adalah hal yang sangat ku rindukan. Aroma yang bisa membuatku sangat tenang dan sangat nyaman. Dipeluk olehnya merupakan hal yang bisa membuat tubuhku terasa damai.

"Aku menunggumu yo... menunggumu.. Hikkss... Aku—"

Tiba-tiba rasa sakit di hatiku muncul. Dan membuatku tak kuasa meneteskan air mata.

"Maaf... maaf..." Mario menjawab tanpa melepaskan pelukannya. "Maafkan aku, aku sama sekali tidak mengenalmu kemarin, aku lupa denganmu, maafkan aku Raska... maaf..."

Mario berkali-kali meminta maaf padaku tanpa melepaskan pelukan eratnya. Hingga pelukan itu terganti dengan tatapan dalamnya padaku.

"Aku, Ak—"

CUPP...

Sebuah kecupan di bibirku menghentikan semua ucapan emosionalku. Mario mencium secara perlahan lembut. Tangannya kembali memeluk pinggangku dan meremasnya disana. Mataku terpejam dan menikmati semua yang terjadi.

Aku kembali menangis, bukan menangis karena kesedihan namun tangis kebahagiaan. Pikiranku selalu berkecamuk, aku takut jika hubunganku dengan Mario benar-benar berakhir. Namun kini Mario memelukku dan menciumku begitu dalam. Aku tahu dia mencintaiku, dan aku pun masih mencintainya.

"I love you... Aku cinta sama kamu Raska... Aku mencintaimu..." ucap Mario sesaat setelah dia melepaskan ciumannya. Aku juga bisa mendengar dan merasakan deru nafasnya yang menerpa wajahku.

Cahaya sore benar-benar indah. Cahaya itu menerpa tubuh kami yang saling berhimpitan. Memberikan efek menyilaukan namun begitu indah. Aku menatap wajahnya, aku mencari jawaban disana. Apakah dia benar-benar mencintaiku, dan jawabnya iya. Aku melihat begitu banyak harapan di mata Mario.

Ku sentuh pipinya, dan ku elus rahangnya perlahan. Dia benar-benar tampan. Bukan hanya sekedar fisik yang ku kagumi, namun semua. Aku mengagumi semuanya, dan menginginkan itu semua.

"I love you too..." ku peluk kembali tubuh Mario. Aku tak akan melepaskannya, aku akan selalu memeluk tubuh Mario seperti ini. Dan tak akan membiarkan orang lain memilikinya.

Sore telah meninggalkan kami, dan menyisakan langit dengan warna kebiruaan yang dipenuhi kegelapan. Sinar mentari di sore hari benar-benar membawa keajaiban bagiku. Sinar itu mengantarkan cinta yang selama ini pergi. Memberi kehangatan yang selama ini pudar. Dan mengembalikan semuanya pada posisi yang seharusnya. Kini cahaya malam datang dan membawa sejuta mimipi indah yang selama ini ku tunggu. Mimpi-mimpi yang akan selalu menemani disetiap tidurku.

****

"Ini apa?" tanyaku sewot.

Bagaimana bisa Mario masih menyimpan nomor telepon Gita si sundal itu. Apa-apaan ini.

DAMN I'am a GhostWhere stories live. Discover now