part 38

2.1K 122 3
                                    

Suara kucauan burung kembali mengawali hari mereka yang cerah, pagi ini usai sholat subuh ali mengajak prilly untuk berolahraga di taman komplek rumah. Pagi ini keduanya terlihat bahagia dan melupakan masalah yang seringkali terjadi di rumah tangga mereka. Prilly tersenyum setiap kali melihat sebuah keluarga yang sedang mengajak bayinya berjalan-jalan di sekitar taman, sesekali dirinya membayangkan jika ia yang berada di posisi tersebut. Ali yang tau langusung membawa prilly ke dalam pelukkannya, prilly hanya tersenyum saja.

Ali pun menarik lembut tangan prilly dan mengajaknya ke sebuah penjual bubur ayam, waktu yang semakin ia membuat perutnya juga perlu di isi.

"Hmm, jadi lapar toh?"cibir prilly membuat ali hanya tersenyum manis.

"Pak, bubur ayamnya dua yah, makan di sini." Ujar ali pada penjual bubur.

"Siap mas, di tunggu yah." Balas bapak penjual bubur."

Tidak lama bubur yang ali pesan pun jadi, mereka segera memakan bubur tersebut dan usai makan mereka bergegas untuk segera pulang. Setibanya di rumah prilly pun langsung menuju kamar untuk kembali membersihkan dirinya dan ali ia yang mengetahui papa mertuanya sudah pulang berniat untuk menemuinya.

"Mah, mama lihat papa?" Tanya ali yang menghampiri mama uly yang sedang berada di dapur.

"Papa lagi santai di belakang, ada apa, li?" Ujar mama uly yang kembali bertanya.

"Gpp, mah. Ali ada perlu masalah pekerjaan sama papa."

"Oh yaudah, kamu ke belakang aja kebetulan papa lagi santai."

"Yaudah mah, ali mau ke papa dulu." Pamit ali lalu bergegas untuk menemui papa mertuanya.

Ali melangkahkan kakinya untuk menuju taman belakang, setibanya di taman belakang dapat ia lihat papanya sedang duduk santai sambil membaca koran. Ali pun segera menghampiri papa mertuanya itu.

"Pah !" Panggil ali sehingga membuat papa rizal menyingkirkan koran dari pandangannya lalu menoleh menatap ali.

"Kamu li, ada apa?" Tanya papa rizal menegakkan tubuhnya. "Sini duduk." Ajak papa rizal menepuk kursi sebelahnya untuk mempersilahkan ali duduk.

Ali pun yang di persilahkan duduk ia segera duduk di samping papa rizal, ada perasaan takut di hati ali saat duduk berdekatan dengan papa mertuanya.

"Ada apa, li? Kenapa gugup begitu?" Tanya papa rizal yang menatap ali berkeringat.

"Begini, pah, sebelumnya ali mau minta izin sama papa. Bolehkah ali ambil cuti lagi?"

Papa rizal tersenyum mendengar penuturan ali, karna meminta izin cuti saja sampai berkeringat dan gugup seperti itu. Apa papa mertuanya itu menyeramkan untuknya? Kalau di pikir-pikir tidak.

"Pasti ada alasannya dong ali mau ambil cuti?"

"Iya pah, sebenarnya ali..." ali mulai menjelaskannya pada papa mertuanya, papa rizal mengerti apa yang ali ingin. Akhirnya papa rizal mengangguk menyetujui ajuan cuti yang ali ambil seminggu setelah laporannya selesai.

"Papa izinkan kamu ambil cuti setelah semua laporan selesai. Semoga berhasil yah, li." Ujar papa rizal yang menyetujui ajuan ali.

"Makasih pah, yaudah kalau gitu ali mau nyusul prilly ke kamar dulu yah, pah."

"Sama-sama, li. Yaudah sana temui istri kamu."

Ali tersenyum lalu bergegas untuk segera ke kamar menyusul prilly. Saat tiba di kamar ali tidak melihat keberadaan prilly tapi ali bisa mendengar suara gemircik air dari dalam kamar mandi, bisa di pastikan prilly lah yang berada di dalam kamar mandi.

Tanya HatiМесто, где живут истории. Откройте их для себя