part 25

2.6K 147 0
                                    

"Kamu suka makan di sini?" Tanya ali sebelum mereka turun dari mobil.

Prilly melihat ke sekelilingnya, dan menatap aneh. Ali merasa was-was takut jika prilly akan menolak karna ia mengajak makan di sebuah tempat makan pinggir jalan, prilly belum menjawab ucapan ali. Ia masih sibuk memandang tempat makan di depannya.

"Kalau kamu nggak nyaman, kita bisa cari tempat lain. Barangkali kamu kurang nyaman di sini." Ucap ali mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Ihh kamu apaan sih, aku mau makan di sini." Pekik prilly sambil menahan tangan ali.

Ali melihat ke arah tangannya yang di pegang prilly, prilly yang menyadari hal itu segera menarik tangannya dan kini keduanya sama-sama salah tingkah.

"Yuk, turun. Aku udah lapar banget nih." Ujar prilly membuka suaranya.

Ali mengangguk lalu kemudian keduanya pun keluar dari dalam mobilnya, saat sudah masuk dan memesan kini hanya ada keheningan di antara mereka. Prilly yang awalnya asing dengan tempat saat ini, tapi perlahan ia mulai membiasakannya.

"Kalau kamu nggak nyaman, lebih baik kita makan pecel ayam di restoran aja." Ujar ali yang bersuara.

"Jangan ! ajarin aku untuk terbiasa makan di tempat seperti ini." Balas prilly dengan tangan menyentuh lengan ali.

"Kamu yakin? Aku nggak paksa kamu kok."

"Iya aku yakin." Balas prilly mantap. "Oh iya, aku lupa. Kamu hutang cerita sama aku."

"Cerita apa sih?"

"Kenapa kamu bisa datang gitu aja, karna memang selama tiga minggu kamu nggak pulang terus tiba-tiba datang gitu aja. Sebenarnya kamu kerja di mana sih?"

"Kamu taukan, aku itu kuli. Kerjanya nggak tentu, kalau dapat job harus terima begitu juga masalah tempat karna memang sudah di atur. Soal aku datang tepat waktu itu hanya kebetulan aja, kemarin aku izin untuk pulang dulu tapi lusa aku akan kembali kerja. Maaf kalau aku nggak angkat telpon kamu tadi karna memang lagi di perjalanan, aku baca pesan kamu dan saat itu juga aku punya firasat nggak enak. Saat aku tiba di rumah mama dan ambil mobil saat itu juga randy kasih aku kabar kalau kamu dan fanya lagi dalam bahaya, setelah dapat kabar itu aku langsung menemui kamu. Allah masih baik sama aku terlebih kamu, karna memang aku datang tepat pada waktunya. Begitu aku datang aku lihat semua orang seperti mengerubung, saat aku lihat ternyata fanya yang jadi bahan tontonan semua orang karna fanya jatuh terduduk. Saat aku mendekati fanya, fanya langsung suruh aku untuk kejar kamu dan halik. Sulit untuk aku temui kamu yang di bawa gitu aja sama halik, tapi saat bertanya pada orang-orang sekitar. Mereka melihat kamu di bawa ke parkiran. Yaudah aku langsung susulin kamu sebelum halik memperlakukan kamu seperti saat itu, karna aku udah janji sama diri aku untuk jagain kamu dan nggak akan biarkan satu orang pun menyakiti kamu." Jelas ali membuat prilly merasa benar-benar beruntung bahkan ia merasa Dewi Fortuna berpihak padanya.

Pesanan mereka datang, prilly sedikit menjeda pertanyaan yang memang harus ia pertanyakan pada ali.

"Lalu soal fanya?" Tanya prilly di sela makannya.

"Di habiskan dulu makannya." Titah ali.

"Aku ingin tahu kenapa kalian saling mengenal."

"Di habiskan dulu makannya, aku janji akan cerita semuanya sampai kamu mengerti dan paham." Balas ali membuat prilly segera melahap makanannya dengan semangat.

Prilly benar-benar ingin tau tentang kedekatan ali dengan fanya sahabatnya, yang masih pertanda tanya besar adalah kenapa mereka saling kenal bahkan prilly sepertinya tidak tau apa-apa tentang kedekatan mereka.

"Makanan aku udah habis, ayo sekarang kamu cerita?" Ujar prilly yang menagih ucapan ali.

Ali mengehela nafasnya dan di hembusakan perlahan setelahnya ia membersihkan sisa makanan yang menempel di sudut bibirnya dengan tisu. "Soal fanya, dia itu teman aku, teman kecil di Jogja. Dari kecil kita main sama-sama. Aku, fanya dan randy, tapi saat lulus SD fanya pindah ke Jakarta. Jadi saat aku merantau ke Jakarta kembali lagi bertemu dengan fanya, kaget kalau ternyata kalian bersahabat karna memang pertama kalinya aku lihat kamu dekat dengan fanya saat acara pernikahan kita waktu itu." Jelas ali lagi.

Tanya HatiKde žijí příběhy. Začni objevovat