part 11

1.7K 124 1
                                    

Ali sedari tadi sibuk memilih pakaiannya, baru pertama kalinya ia merasakan seperti ini. Ingin rasanya ia memperlambat waktu agar tak secepat ini, ia belum siap untuk bertemu dengan keluarga om rizal.

Clekkk

"Li, kok belum siap-siap?"Tanya alya sang kaka yg memasuki kamar adiknya.

"Ali nggak usah datang deh ka, ali binggung dan takut".

"Kamu ini laki-laki, buktiin sama om rizal. Lagian cuma untuk makan malam aja, kenapa sampai berkeringat begini". Ujar alya yg menyeka keringat di dahi ali.

Padahal suhu ruangan sangat dingin bila menurut alya, tapi lihatlah ali berkeringat hanya karna gerogi bertemu dengan keluarga om rizal.

"Kaka aja deh yg pergi, bilang ke mereka kalau ali nggak bisa datang. Lagian ali binggung mau pakai baju apa?". Ucap ali kini pasrah.

"Nggak bisa,li, om rizal ngundang kamu. Jadi kamu harus datang, anggap aja kamu mau ketemu client. Urusan baju, nih pakai ini. Nggak usah ribet, cuma makan malam dirumah aja bukan di restoran jadi nggak usah formal. Udah cepat pakai". Ujar alya memberikan kaos berwana putih dengan motor burung kecil yg menghiasi setiap baju adiknya.

Ali tetap terlihat tampan dengan kaos putih celana jeans beserta sepatu yg senada dengan warna baju semakin membuatnya terlihat cool.

"Udah sana berangkat". Ujar alya.

"Oke, yaudah ka. Ali pamit yah". Pamit ali pada sang kaka.

Alya hanya membalas dengan senyumannya, ali pun keluar kamar dan di sana ada sang ummi yg sedang menonton tv. Ali segera menghampirinya dan berpamitan pada umminya, tak lupa ummi nya menitipkan salam untuk keluarga om rizal.

Jalanan jakarta yg tidak padat membuat ali lebih cepat untuk tiba di rumah om rizal, ia turun dari mobilnya saat melihat rumah yg di tuju telihat tertutup.

"Permisi mas, mau cari siapa?"Tanya pria melihat keberadaan ali di depan rumah om rizal.

"Saya ingin bertemu om rizal,mang". Jawab ali.

"Ohh mas ali yah, tamunya bapak. Silahkan masuk mas, tunggu sebentar saya buka dulu pagarnya". Ujar pria tersebut lalu berlari untuk membukakan pagar, sedangkan ali kembali masuk ke dalam mobil.

Saat gerbang sudah terbuka, ali segera masuk dan kini mobilnya sudah terparkir rapih di halaman rumah om rizal.

"Masuk aja mas, mamang yakin bapak udah nunggu di dalam". Ucapnya.

"Maaf mang, tapi saya baru pertama kali menginjakan kaki di rumah ini. Bisa mamang antar saya". Ucap ali meminta tolong.

"Oh boleh mas, mari mang tatang antar". Ucap pria yg menyebutkan namanya itu.

"Makasih mang".

Mang tatang lebih dulu jalan untuk mengiringi ali yg mengikutinya, saat sudah di depan pintu mang tatang mengetuk pintunya tidak lama kemudian terdengar dari dalam seseorang sedang membukakan pintu.

"Ehh mang tatang, ada apa mang?". Tanya ricky yg membukakan pintunya.

"Ini mas, ada tamunya bapak". Ujar mang tatang. Mas ali !" Seru mang tatang memanggil ali.

"Ini mas, tamunya bapak". Sambung mang tatang pada ricky.

"Yaudah mang tinggal aja". Ujar ricky.

Mang tatang bergegas pergi, tapi sebelumnya ali mengucapka terima kasih pada mang tatang yg telah mengantarnya.

"Loh !"Ucap ricky kaget. Kita bukannya pernah ketemu yah?". Ujar ricky pada ali.

"Sepertinya".  Balas ali tersenyum manis.

"Yaudah bro masuk, mama sama papa udah nunggu di dalam". Ujar ricky mengajak ali masuk.

Ricky masih memikirkan pertemuannya dengan ali dulu, setelah ia ingat kembali bahwa benar sebenarnya sudah bertemu ali saat di restorant dan tidak sengaja menabrak ali.

"Assalamualaikum om, tante". Salam ali saat bertemu dengan om rizal dan tante uly, tidak lupa untuk mencium tangan keduanya dengan sopan.

"Waalaikumsalam". Balas om rizal dan tante uly bersamaan.

"Silahkan duduk,li". Ujar ricky.

Ali segera duduk, terlihat di sana hanya ada om rizal, tante uly dan juga ricky. Ali terlihat canggung, karna rumah om rizal terlihat sangat mewah bak istana.

"Biasa aja li, rumah ini nantinya akan menjadi rumah mu juga". Ucap tante uly yg melihat kecanggungan ali.

"Maksud tante ?"Tanya ali tak mengerti.

"Iya, kamu kan sebentar lagi akan menjadi menantu tante. Jadi kamu nantinya akan tinggal di sini juga". Jelas tante uly membuat ali semakin keringat dingin.

"Ka panggil adik mu?" Suruh tante uly pada ricky. Ricky pun berjalan menuju kamar sang adik yg berada di lantai 2.

Sepeninggalan ricky, kini tante uly dan om rizal mulai banyak bertanya pada ali. Dan sepertinya ali sudah telihat mulai biasa mengobrol bersama mereka, tak ada lagi canggung dan gerogi.

"Ehemmm". Suara seorang gadis membuat ali menoleh ke asal suara tersebut. Satu kata yg di pikiran ali adalah cantik, ali segera menepis pandangannya

Ya prilly kini sudah bersama mereka, dan kini ia duduk tepat di hadapan ali. Mereka segera memulai acara makan malam mereka, ali kembali merasa canggung saat kedatangan prilly. Pasalnya ia kenal dengan suara prilly, suara yg pernah ia dengar saat ia di marahi oleh seorang wanita di restoran saat itu.

Saat makan malam usai kini semuanya berkumpul di ruang tamu, karna om rizal akan masuk ke topik pembicaraannya.

"Prill, perkenalkan ini ali". Ucap om rizal pada putrinya.

"Iya udah kenal !"Balas prilly acuh. Udahlah pah, papa langsung ngomong aja maksud papa ngundang dia". Ujar prilly membuat semuanya mengelas nafas kasar.

"Jadi begini prill, ali ini pilihan papa untuk menjadikannya suami kamu. Papa yakin ali bisa membuat kamu bahagia, meskipun papa tau kalian nggak saling cinta. Tapi kebersamaan akan menumbuhkan rasa cinta pada kalian, dan berusahalah untuk belajar saling mencintai". Ujar om rizal.

"Papa memilihkan ali untuk mu, karna ini adalah janji papa dengan abinya ali dulu sewaktu hidup. Papa ingin pernikahan kali di percepat, mungkin bulan depan. Dan papa yg akan mengurus semuanya". Ucap om rizal membuat ali dan prilly terbelak.

"Papa nggak bisa gitu dong, mengambil keputusan secara sepihak. Aku dan ali butuh proses saling mengenal". Bantah prilly.

"Oke kalau begitu papa kasih waktu kalian dua minggu untuk saling mengenal, dan setelah itu untuk kamu ali jemput ummi agar kita lebih dulu melaksanakan pertunangan". Ucap om rizal lagi kembali membuat ali dan prilly membulatkan matanya.

"Om maaf sebelumnya, ummi sudah bersama ali. Tapi bisakah kasih ali waktu untuk memikirkan semuanya om". Ujar ali.

"Li waktu dua minggu menurut om cukup, kalau ummi mu sudah berada di jakarta kita lebih baik mempercepat proses pertunangan kalian". Balas om rizal.

"Papa apaan sih?bisa nggak sih nggak memaksa kehendak orang. Lagian aku nggak mau menikah terlalu cepat". Pungkas prilly.

"Tidak ada bantahan prilly, sekali kamu membantah maka papa akan semakin mempercepat pertunangan mu dengan ali. Minggu depan pertunangan kalian di laksanakan". Ujar om rizal.

Ali menutup matanya ia hanya bisa pasrah saat ini, entah ujian apalagi yg akan ia hadapi. Kenapa masalah datang begitu saja, ali hanya ingin menikah dengan wanita yg benar benar ia cintai. Bukan karna perjodohon janji kedua orang tuanya itu.

Saat tiba di apartement, ali segera menghempaskan tubuhnya ke sofa dan memejamkan matanya. Di lihatnya suasana terlihat sepi, ummi dan kakanya biasanya sudah terlelap. Ali memejamkan matanya sambil memijat keningnya yg terasa pusing, karna pertunangannya dengan prilly yg di laksanakan minggu depan. Tiba tiba sebuah tangan menepuk bahunya membuat ali segera membuka matanya, betapa terkejutnya ia saat melihat seseorang kini berada di hadapannya.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang