chapter 7

1.6K 142 0
                                    

Happy reading...

...

...

...

Malam pun tiba, acara yg membuat prilly gelisah kini tiba. Semua keluarganya sudah menunggunya di meja makan,mereka semua tengah menunggu seseorang yg tak lain adalah kekasih prilly.

Tidak lama kemudian terdengar bell rumahnya berbunyi, prilly dengan antusias untuk membukakan pintu rumahnya. Tapi dengan cepat ricky menahan tangan sang adik dan membiarkan sang papa yg membuka pintunya.

Cleekkk...

"Hai om, malam"...sapa seorang pria dengan menggunakan kaos oblong serta celana jeans yg robek robek di bagian lututnya.

Om rizal hanya memperhatikannya dari atas sampai kembali menatap seorang pria yg ia yakini halik kekasih prilly.

"Om, apakah seperti ini om menyambut tamu dan tidak mempersilahkannya untuk masuk"...ujar halik lagi membuat ok rizal tersadar dan kemudian mencerna ucapan halik yg menurutnya tidak sopan.

"Maaf, kalau begitu silahkan masuk. Kami sudah menunggu anda"...ucap om rizal biasa saja.

Halik tersenyum remeh, ia menganggap om rizal orang rendah. Dan takut pada dirinya.

Saat masuk halik langsung menuju meja makan dan mendekati prilly, kemudian memberikan sebuah kecupan di pipi prilly. Tapi sayang ricky segera menghalanginya dan hal membuat halik sedikit kesal dengan pria yg berusaha menghalangi dirinya untuk mengecup adiknya.

"Anda bisa sopan, dan jaga sikap anda saat berada di hadapan kami !"...ujar ricky memperingati halik.

"Saya berusaha sopan, dan inilah kebiasan kami jika kami sedang bertemu"...jawab halik dengan sombongnya. Membuat prilly memejamkan matanya kemudian menarik nafasnya dalam dalam, seakan dunia akan lenyap hari ini juga karna perkataan kekasihnya itu.

"Oh yah, anda tau? Anda dan adik saya belum sah. Dan kalian tidak boleh bersentuhan sebelum anda mengucapkan kata sakral dihadapan kami semua"...balas ricky kini sangat pedas.

"Ka ricky cukup, mau kaka apa sih? Kaka nggak pantas bicara kaya gitu sama halik. Dia itu tamu kita dan dia juga calon suami aku"...ujar prilly dengan percaya diri.

"Kamu yakin itu"...balas ricky remeh.

Tante uly dan om rizal segera melerai dan mereka pun langsung membuka acara makan malam mereka, meski terlihat canggung. Melihat sikap halik semakin membuat tante uly malas untuk berlama lama berada di meja makan dan ingin rasanya mengakhiri acara malam ini.

"Oh iya halik, dimana mama papa mu bekerja? Dan apa pekerjaan mu saat ini?"...tanya om rizal.

Halik segera meletakkan sendok dan garpunya kemudian menatap om rizal dengan sikap yg kurang sopan.

"Mama dan papa saya tinggal di jepang, dan pekerjaan saya di sini hanya sebagai model. Dan bila tidak ada job maka saya menganggur dan mengandalkan kedua orang tua saya transfer uang untuk biaya kebutuhan saya"...jelas halik membuat prilly menoleh cepat.

"Jadi kamu cuma seorang model bila ada sebuah job baru bekerja, dan sehari hari kamu hanya dirumah saja"...ujar tante uly mengulang ucapan halik.

"Iya begitu"...

"Lalu bila sedang jalan bersama prilly, siapa yg membayar jika kalian sedang di restaurant?"...tanya om rizal.

"Ya jelas saya dong, kan tante dan om tau kalau mama dan papa saya ini banyak uang dan saya bisa kapan saja minta"...ujarnya membuat om rizal, tante uly dan ricky saling pandang.

Tante uly yg mulai jengah pun bergegas untuk pergi meninggalkan meja makan, tapi sebelum pergi ia menatap putrinya dan pria yg mengaku kekasihnya itu.

"Saya rasa pertemuan kita kali ini cukup, dan saya rasa anda harus segera pulang. Anda lihat ini sudah jam 9 sebaiknya anda tinggalkan rumah saya, dan bila anda benar benar ingin melakukan hubungan serius. Maka saya akan menunggu anda datang kembali kesini dengan kedua orang tua anda"...ujar tante uly ketus lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Kemudian di ikuti ricky dan om rizal, sementara di ruang makan halik langsung menghampiri prilly lalu memeluknya.

"Swetty aku pulang yah, aku janji akan kembali kesini bersama orang tua ku"...ujar halik lalu mencium pipi prilly.

"Oke aku kan tunggu janji kamu, kamu hati hati ya baby"...ucap prilly lalu mengantar halik untuk keluar dari rumahnya.

***

Seorang wanita paru baya kini tengah berada di ruang tamu sambil menonton acara televisi malam ini, dengan di temani putrinya dan juga putranya.

"Ummi ini udah malam, sebaiknya ummi tidur"...perintah ali pada sang ummi.

"Ummi belum ngantuk li, oh iya ada satu hal yg ingin ummi bicarakan pada kamu"...ucap tante resi.

"Ada apa ummi?"...tanya ali menatap serius, begitu juga dengan alya.

Tante resi tersenyum pada kedua anaknya, ia merindukan moment seperti ini. Tapi kali ini tidak bersama suaminya.

"Kalian sudah besar dan tumbuh dewasa, apa kalian tidak ingin menikah?"...ucap tante resi membuat ali dan alya saling pandang.

"Ummi, bukannya alya tidak mau menikah. Ummi lihat sendiri alya tidak pernah pacaran, mengenal laki laki saja tidak begitu dekat melainkan hanya seorang teman biasa. Alya selalu ingat pesan abi kalau cinta tak harus di cari karna jodoh tidak akan tertukar, alya akan menikah jika ada seorang laki laki yg benar benar menyayangi alya, ummi dan keluarga kita. Terima semua kekurangan alya dan tentunya kami seiman"...jelas alya membuat tante resi tersenyum sambil meneteskan airmata.

"Ali sendiri? Apa wanita jakarta tidak ada membuat ali tertarik"...tanya tante resi.

"Ali selalu menjaga pandangan ali dari wanita yg bukan muhrim ali,karna itu akan membuat ali dosa ummi. Jangankan menatap untuk berdekatan saja ali tidak berani, ka alya benar ummi. Allah swt telah menciptakan makhluknya itu berpasangan,jadi kita tak perlu khawatir karna kita akan mendapat masa itu. Mungkin nggak sekarang tapi allah telah menyiapkannya untuk ali dan juga ka alya"...jelas ali.

Ali dan alya pun mendekati umminya, lalu di peluknya sang ummi.

"Untuk saat ini mungkin belum ada, karna allah masih ingin ali untuk bersama ummi dulu"...lanjut ali yg berada di pelukkan sang ummi tercintanya.

***

Keluarga prilly kini sedang berkumpul di ruang tengah, om rizal sang papa kini menatap putrinya intens. Prilly yg di tatapan pun hanya menundukan kepalanya, ia binggung dengan tatapan sang papa.

"Papa kecewa sama kamu !"...ucap om rizal dengan nada dingin.

Prilly mendongakan kepalanya dan menatap sang papa.

"Maksud papa apa? Bukankah halik sudah memberikan yg terbaik untuk aku pah"...jawab prilly.

"Dengar prilly, dia bukan pria terbaik untuk kamu. Pria baik itu akan berlaku sopan bila bertemu dengan orang tua wanitanya, dan satu lagi kalian sering melakukan hal yg tidak semestinya kalian lakukan".

"Melakukan apa? Prilly nggak pernah melakukan yg lebih pah".

"Kamu bilang nggak lebih, prilly coba kamu bayangkan apa pantas dia mencium mu di depan kami semua. Dan bermesraan di tempat umum, dengan status kalian yg masih berpacaran. Mama malu lihat sikap kamu di luar sana"...ujar tante uly yg membuka suaranya.

"Itu hal wajar mah, sebagai seorang kekasih kami hanya melakukan itu"....jawab prilly.

"CUKUP PRILLY !!, papa tegaskan sekali lagi sama kamu. Kamu boleh melakukan hal itu dengan suami mu nanti, jadi seperti janji papa. Kalau papa akan mengenalkan kamu dengan orang pilihan papa !"...tegas om rizal.

"Nggak prilly nggak mau, prilly udah cinta dan sayang sama halik pah"...ujar prilly memohon.

"Maaf prilly ini sudah bagian dari keputusan papa, papa yakin pria yg papa pilih akan membuat kamu bahagia"...kata om rizal lalu meninggalkan keluarganya.

Tanya HatiWhere stories live. Discover now