part 33

2.3K 135 3
                                    

Banyak cerita pada prilly semakin membuat ka alya merasa dekat dan nyaman bersama adik iparnya, pertanyaan sedari tadi adalah hubungannya dengan ali. Tapi jawaban yang selalu prilly berikan tepat dan membuat ka alya percaya kalau prilly memang sudah benar-benar menerima ali. Ada yang membuat prilly gugup dengan pertanyaan kakak iparnya itu yaitu soal berhubungan bersama ali, bahkan ka alya sampai bertanya apa rasanya? Prilly gugup saat pertanyaan itu ka alya lontarkan, tapi sebisa mungkin prilly menjelaskannya pada kakak iparnya itu.

Tidak ada rasa marah atau yang lainnya saat ka alya bertanya akan hal itu, menurut prilly wajar bila kakak iparnya bertanya sepertu itu karna memang mungkin sebentar lagi kakak iparnya itu akan menuju jenjang menjadi seorang istri.

"Prilly nggak bisa jelasin rasanya seperti apa, ka. Tapi yang jelas nanti kakak bisa merasakannya kalau udah benar-benar sah sama suami kakak nanti. Kalau orang-orang bilang rasanya nikmat, tapi tergantung yang melaksanakannya." Jelas prilly saat itu membuat ka alya mengangguk paham.

"Maaf kalau kakak tanya hal itu, karna memang kakak takut, prill. Kakak nggak pernah sama sekali dekat sama pria, dekat pun hanya sekedar aja."

"Iya, prilly ngerti kok. Kakak nggak perlu takut, kalau memang udah menikah nanti. Kalau melakukan hubungan itu harus dengan cinta jadi tidak ada kata keterpaksaan, jangan melakukan hubungan hanya karna dari dasar nafsu aja, ka."

"Iya prill, kakak paham sekarang. Sekali lagi kakak minta maaf kalau bahas soal ini."

"Iya gpp kok, ka." Balas prilly benar-benar membuat kakak iparnya mengerti dan paham.

Prilly jadi senyum-senyum sendiri kalau mengingat kakak iparnya bertanya akan hal itu, padahal dirinya baru melakukannya bersama ali pertama kalinya adalah malam saat usai acara resepsi.

"Ngelamunin apa sih?" Tanya ali yang melihat prilly sedari tadi tersenyum.

"Aku nggak ngelamun kok. Loh kok, kamu belum siap-siap?" Tanya prilly memandang ali yang masih terbalut handuk di pinggangnya.

"Ini udah mau siap-siap kok, yaudah aku pakai baju dulu yah." Kata ali mulai memakai bajunya yang sudah di siapkan prilly sebelumnya.

"Aku keluar duluan yah, nggak enak sama ummi juga mama."

"Yaudah iya." Balas ali tersenyum.

Sore ini memang keluarga bagas akan datang kembali ke rumah ali, kata budhe dilla seharusnya lusa tetapi karna mereka sudah kembali ke Jogja maka bagas ingin semuanya di percepat agar tidak menunda lagi.

Di sinilah sekarang prilly sekarang sedang membantu menata makanan kecil di meja makan, usai itu ia bergegas menemui kak alya yang masih berada di dalam kamar. Prilly tersenyum melihat ka alya yang sedang memakai jilbabnya, cantiknya tidak pernah hilang dari wajah gadis itu.

"Loh prill, kenapa berdiri di situ?" Tanya ka alya yang melihat bayangan prilly dari cermin.

Prilly melangkahkan kakinya mendekati kakak iparnya, senyum selalu terulas di bibir prilly. Ia merasa beruntung punya kakak ipar yang sayang padanya.

"Kakak cantik banget sih?" Puji prilly yang memang memperhatikan ka alya memakai jilbabnya.

"Makasih, kamu lebih cantik."

"Iya ka, tapi aku nggak secantik kakak. Aku pengen bisa berhijab seperti kakak." Ujar prilly sedih.

"Gunakanlah kalau memang kamu ingin memakainya, nggak ada salahnya. Pakai jilbab itu tidah harus memantapkan hati dulu, tapi kalau memang kamu udah ingin memakainya jangan di ulur waktunya."

"Tapi apa aku bisa?" Tanya prilly ragu.

"InsyaAllah, tetap Istiqomah aja. Memang awalnya sulit tapi InsyaAllah nantinya akan terbiasa."

Tanya HatiWhere stories live. Discover now