BAB 5

26 2 0
                                    

Rinaya menatap tajam Janssen yang juga terkejut akan kecerobohan nya. Pria itu melangkah mendekati Rinaya dan melingkarkan tanganya di pinggang wanita itu.

"Janssen lepasin aku,lepasin!....heeyyyyy!!!!!"

●●●●●●●

Mereka berdua meluncur kebawah dengan seutas tali yang membawa tubuh mereka turun dari pohon. Tangan Rinaya memegang erat tubuh Janssen,entah apa yang dipikirkan oleh pria Belanda itu,melakukan aksi gilanya.

Setelah kaki mereka mendarat ke tanah,Rinaya mendorong dada Janssen untuk menjauh dari nya.

"Dasar gila!!!!"

Sepasang mata Rinaya penuh dengan kemarahan lagi-lagi menatap lekat Janssen.
Pria Belanda itu tidak menghiraukan clotehan Rinaya, melainkan melangkah pergi meninggalkan nya

"Dia menghilang lagi. Dasar setan."
Ucap Rinaya sembari duduk di bawah pohon. Mata Rinaya tak henti-hentinya menyapu pandangan di hutan yang sangat luas itu.

"Bagaimana kalau aku nanti di makan harimau disini?"

"Tidak lama lagi kau akan di makan harimau dengan perut kosongnya."

Tawa kecil yang di timbulkan Janssen membuat muka Rinaya memerah. Rinaya malu sendiri bertanya dengan dirinya sendiri tetapi malah Janssen yang menjawab.

"Kenapa menghilang terus?"

Ucap Rinaya menutupi rasa malunya tadi.

"Apakah kau merasa kesepian?"

Janssen menyipitkan matanya.

"Kenapa aku harus merasa kesepian, dasar cur..."

Tiba-tiba sehelai kain merah bertengger di pundak Rinaya. Sontak Rinaya menghentikan clotehan nya.

"Pakai ini. Kau akan mati kedinginan. Oh dan juga belahan dadamu sedikit terlihat"

Senyum jahil Janssen mengembang, apa yang dikatakan Janssen berhasil merubah wajah Rinaya yang sekarang memerah.

"Dasar cabul!"

Ucap Rinaya langsung menutupi belahan dadanya itu dengan kain pemberian Janssen

Keduanya terdiam dalam kesunyian. Suasana di hutan disiang hari tidak menutup kemungkinan adanya hawa dingin.

"Kau tidak ingin memperkenalkan diri? "

Ucap Janssen memperbaiki posisi duduknya dan mengambil posisi tepat di depan Rinaya.

"Haruskah aku memperkenalkan diri?"

Rinaya sangat was-was jika belahan dadanya terlihat lagi

"Baiklah kalau kau tidak mau. Aku akan memanggilmu jalang. Kau puas?"

Tangan Janssen meraih apel merah yang ada dihadapanya.
Kini tangan Rinaya mendarat di rambut Janssen dan menarik rambutnya dengan sekuat tenaga
"Kau berani-beraninya ngatain aku Jalang?! Dasar lelaki mesum!!"

Tarikanya lebih diperkuat. Hingga Janssen berteriak kesakitan.

"Heeyy kau,hentikan!kentikan!. Sakit!sakkiitt!!!! Aku,aku akan tarik omonganku tadi sekarang lepaskan tanganmu"

Merely A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang