BAB 4

32 5 0
                                    

Betapa terkejutnya Rinaya yang sudah ada di atas pohon. Rupanya rumah yang Rinaya duduki adalah rumah pohon. Rinaya terpana melihat pemandangan yang di suguhkan dari jendela. Sangat menakjubkan melihat pepohonan dari atas sini.
●●●●●●

"Indah bukan?"

Ucap Janssen kepada Rinaya. Tubuh Rinaya berbalik menghadap Janssen dengan sepiring penuh buah-buahan di tangannya.

"Kau lapar kan?"

Janssen terus mengeluarkan pertanyaan agar suasana tidak hening. Rinaya berfikir sejenak

"Ini dimana?"
Rinaya sungguh bingung dimana ia sekarang. Semuanya berubah terakhir kali dia melempar tas nya dan merebahkan dirinya di kasur dan seterusnya ia tidak ingat apa-apa.

"Di malaka. Kenapa?"

Janssen memandang lekat-lekat mata Rinaya penuh dengan kebingungan. Tak disangka bunyi rington hp memecahkan kesunyian di situ

Krrriiiggg!!

Mereka berdua kaget mendengar bunyi tersebut dan memperhatikan suara itu dengan seksama.

"Dari mana suara itu?" Janssen penasaran dan mendekati Rinaya . Lagi-lagi Rinaya kaget dibuatnya. Janssen mengecek gaun bagian belakang Rinaya yang besar itu

"Ehh ngapain coba?!" Ucap Rinaya takut jika Janssen berbuat yang tidak-tidak. Dan benar dugaan Janssen,suara itu terdengar di balik gaunnya. Kini hp ipone Rinaya beralih ke tangan Janssen. Rinaya kaget bukan main,hp nya ada di dunia aneh ini. Dengan cepat Rinaya mengambil hp tersebut dari tangan Janssen.

"Oh maaf,aku lancang."
Janssen langsung pergi turun dari pohon. Rinaya tak menyangka bahwa Janssen tidak melakukan hal yang mengancam nyawanya. Rinaya penasaran kemana perginya Janssen dan pergi melihat ke bawah

"Hey kau,aa-Janssen" Rinaya memanggil Janssen dari atas pohon.

"Ya?"

Janssen melihat ke atas untuk melihat Rinaya yang memanggil namanya tadi.

"Boleh aku ikut turun?"

Tak dapat jawaban dari Janssen, Rinaya mengurungkan niatnya untuk ikut turun. Entah kemana perginya pria Belanda itu.

"Hey?"

Janssen memegang pundak Rinaya. Sontak Rinaya kaget, dia kira tadi setan hutan.

"Dasar curut!! Kenapa mengagetkanku?"

"Katanya mau turun?" Janssen tak menjawab pertanyaan Rinaya melainkan berbalik tanya

"I iya,tapi..."
Janssen langsung angkat bicara.

"Tutup matamu?"

"Apa?" Rinaya lagi-lagi dibuat takut oleh Janssen

"Enggak. Aku ga akan percaya dengan ucapan Pria Belanda. Mereka sama saja. Berawal manis tapi pada akhirnya berakhir tragis. Mereka licik,termasuk kau!"
Muka Rinaya memerah padam dengan mata agak berkaca-kaca. Hatinya sakit jika mengingat betapa susahnya rakyat Indonesia pada saat dijajah oleh Belanda.

"Apakah mereka semua seperti itu?"

"Ya memang!" Ucap Rinaya dengan suara yang tertahan oleh air matanya

"Tapi aku tidak seperti itu. Aku berbeda dengan mereka." Suara Janssen kini di per tinggi dari nada biasanya

"Terus aku harus percaya dengan mu?, sekalinya Belanda ya Belanda. Mereka iblis jahat yang tidak memiliki hati menyuruhku menutup mata. Pasti kau akan melakukan yang tidak-tidak padaku. Cukup di sini sandiwaramu dan turunkan aku. Aku ingin pulang!!"

Rinaya setengah berteriak kepada Janssen. Hati Rinaya sudah memanas dan menatap tajam Janssen.

"Kau boleh anggap aku apa. Tapi jangan samakan dengan orang-orang koloni brengsek itu!!. Aku berbeda,aku sama sekali tidak memiliki kesamaan sifat dengan mereka,hanya saja aku sebangsa. Ingat,aku akan buktikan itu padamu. Oke silahkan pergi dari sini dan keluarlah dari hutan. Karena tentara Belanda ada di mana-mana.Berbahagialah kau dengan mereka!!"

Wajah Janssen ikut memanas berteriak kepada Rinaya. Air mata Rinaya berjatuhan membasahi pipi nya. Kepalanya tertunduk dengan pikiran kosong.

Suasana hening mencengkram dalam ruangan itu. Keduanya terdiam dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Ikut aku sekarang!"
Janssen lalu meninggalkan Rinaya. Tanpa babibu Rinaya menggerakan kakinya melangkah mengikuti Janssen dari belakang. Tiba-tiba Janssen menghentikan langkahnya dan entah melamun atau apa Rinaya masih melanjutkan langkahnya.

Bruukkk!!!!!!

"Aw, kenapa berhenti tiba-tiba sih?"
Rinaya menatap tajam Janssen yang juga terkejut akan kecerobohan nya. Pria itu melangkah mendekati Rinaya dan melingkarkan tanganya di pinggang wanita itu.

"Janssen lepasin
aku,lepasin!....heeyyyyy!!!!!"

Merely A DreamWhere stories live. Discover now