BAB 1

86 7 1
                                    

"Permisi Pak,maaf tanya lagi.Kenapa sih Pak, Belanda sangat ingin sekali menguasai maluku? Dan kenapa kok Belanda? Dan juga,kenapa kok harus ada peperangan? Bukankah itu menyakitkan?

Rinaya menanyakan pertanyaan yang tak ada titik penghabisan jika berbicara mengenai sejarah. Itu mengapa Wanita cantik berkulit putih langsat,dengan rambut yang panjang bergelombang,hidung mancung,bibir tipis itu mengambil jurusan sejarah di universitas nya.

"Rinaya, kan bapak udah ngasih tau kekamu. Pergilah ke perpus dan carilah buku sejarah sebanyak-banyak nya biar kamu gak usah tanya saya terus"

Pak Sofyan memijat kepalanya dan kini berlalu meninggalkan Rinaya yang terdiam sejenak karena jawaban yang ia dengar dari Pak Sofyan. Tidak puas dengan jawaban beliau, kini Rinaya mengambil langkah cepat untuk menyusul Pak Sofyan

"Tapi pak. Nenek saya bilang,manfaatkan orang di sekitarmu yang memiliki segudang ilmu. Hal itu membuatmu jauh lebih faham. Apa gunanya baca buku yang begitu tebalnya, kalau masih ada guru di sekitarmu?"

Rina mengangkat kedua bahunya dan menatap Pak Sofyan.

"O begitu. Kamu sekarang pinter dalam sastra ya? Omonganmu begitu tinggi sampai bapak tadi hampir jatuh nangkepnya"

"Bapak ngelawak ya? "

Rina benar-benar terhipnotis dengan rasa ke ingin tauhanya. Dan kini Pak Sofyan berlalu dengan langkah dipercepat 10 kali.

Suasana hening kini menyelimuti ruang perpustakaan.Wanita berkaki jenjang menyusuri ruangan tersebut dengan teliti, memantau sisi kiri dan kanannya.

"Susah banget nyarinya. Oh buku,dimana kamu? Where are you now!!!!"

Mata Rinaya tak hentinya memantau formasi buku yang tertata rapi tersebut dan menyanyikan lagu faded~Alan walker.

"Nyari itu pakai tangan,bukan mulut!"

Terdengar suara berat lantang mengeritik Rinaya.
Rinaya terkejut bukan main mendengar ketusan pria di balik rak buku. Tatapan matanya berselisih tepat di depan Rinaya. Tanpa mengucap sepatah kata, Rinaya tau apa arti tatapan dalam yang ia lontarkan.

"E e..maaf ga tau kalau ada orang"

Kakinya melangkah menjauh dari situ dan spontan Rina mengambil sembarang buku dan duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Dasa tukang emosional, gitu aja marahnya minta ampun. Dasar curut"

Hampir satu jam Rinaya tidak beranjak dari tempat duduknya yang asik membaca buku sejarahnya itu.

"Dasar Belanda,emang nyebelin. Coba aku bisa ke masa lalu, uh bakalan aku bom atom si deandles sialan"

Suara demprakan meja yang di timbulkan Rinaya berhasil memancing emosi para pembaca disana. Sepasang mata yang berhamburan dengan bukunya, sedang melihat tajam. Rinaya tertunduk malu dan menatap lekat-lekat buku sejarah yang ia ambil secara cuma-cuma

"Duk! duk!"

Suara ketukan meja tepat di meja Rinaya,berhasil menyadarkan Rina dari lamunanya.

"Brrruuukkkk!!!! Keluar sana, bawa semua bukunya. Dasar Cewek bawel. "

Untuk yang kedua kalinya Rinaya di peringatkan oleh pria yang sama. Rinaya seketika menyipitkan matanya yang bulat hitam, dan bersiap untuk melontarkan omelan panjang.

"Hey kunyuk. Udah sok kenal, sok akrab, sok ngingetin blaaahh Yang pastinya semua negatif dimataku. Udah gak usah ngurusin hidup orang lagian.."

"Kalian berdua,pergi dari sini!!"

●●●●●●

"Coba kalau tadi gak ada si curut itu, gak bakalan ada acara di usir segala. Memalukan!!!"

Di sepanjang jalan Rinaya mengupat habis-habisan pria yang ditemuinya tadi. Rinaya membawa buku sejarah yang sebegitu banyaknya hingga mengahalangi jalannya

"Ehhhhhh!!!"

HAI!HAI! salam kenal guys. Maaf iseng-iseng nulis. Mau cerita sedikit. Ni buah hasil aku setelah ulangan sejarah indonesia tentang perang kolonial. SakiNg frustasinya gak pernah dapet nilai bagus, dan akhirnya semua buku sejarah aku baca semua..
Dan jeng jeng. jadilah cerita ini..😂
Selamat menikmati. Semoga kalian suka

Merely A DreamWhere stories live. Discover now