BAB 2

45 5 0
                                    

"Coba kalau tadi gak ada si curut itu, gak bakalan ada acara di usir segala. Memalukan!!!"

Di sepanjang jalan Rinaya mengupat habis-habisan pria yang ditemuinya tadi. Rinaya membawa buku sejarah yang sebegitu banyaknya hingga mengahalangi jalannya

"Ehhhhhh!!!"

●●●●●●●●●

"Ya ampun buku kuuu!!"

Terlihat jelas, dalam kolam berwarna hijau pekat itu kini di penuhi buku-buku Rina. Tak di sangka kaki Rina tersandung karna kaki nya sendiri.memang ceroboh tingkat dewa. Matanya menyapu semua seisi kolam dan buru-buru menyelamatkan buku nya yang sudah basah.

"Ya ampun kenapa bisa kaya gini coba, mimpi apa semalam?"

Sangat lelah untuk berjalan dari universitasnya menuju halte bus. Rinaya berjalan dengan buku bawa'anya yang terbungkus plastik. Keringat bercucuran perlahan membasahi kening Rinaya.

"Hufft kenapa panas sekali sih?"

"Tin tin!!"

Suara klakson mobil berseru selayaknya memanggil Rinaya dari belakang. Rinaya nembalikan badan dan menatap siapa tuan mobil tersebut.

"Rinaya kenapa sendiri? Ayo cepet masuk?"

Terdengar jelas suara Lala teman satu jurusanya. Rina kira laki-laki usil atau sejenisnya. Dengan buru Rinaya berlari menuju mobil Lala dan duduk di samping kemudi mobil.

"Apa itu Rin? Ih Berair lagi."

Lala memandang jijik plastik yang di bawa Rinaya itu. Sepintas memang terlihat menjijikan dengan bentuk yang tak lagi berupa.

"O ini, aku tadi dapet sial di kolam. Buku ku jatuh di kolam kotor penuh lumut sama kertas-kertas terapung itu. Aku ga habis pikir itu kolam kok banyak sampah, apa guna nya coba ada tukang kebon di kampus?"
Dengus Rinaya sambil memperbaiki posisi duduknya

"Aduh Rin kudet amat sih. Itu kolam udah terkenal banget sama kotornya. Katanya sih siapa aja yang nulis harapan di kertas terus di cemplungin di kolam, bakalan terkabul. Aku sih udah nyoba "
Cengir Lala memandang Rinaya sekilas dan kembali fokus ke jalan.

"Terus?" Ucap Rinaya setengah penasaran

"Aku udah nyoba dan berhasil,WOW!!!"
Teriak Lala memenuhi seisi mobil.

"Gak percaya yang kaya gituan."

Ucap Rinaya memasang muka masam tak percaya

"Sumpah!! beneran Rin. Tapi cuma di dalam mimpi."

"Jangan bilang kalau kamu kencan sama justin bieber?"

Tebak Rinaya tanpa basa basi

"Tepat sekali. Uuuhhhh kaya beneran Rin"
Tangan Lala mencengkram erat lengan Rinaya yang sebegitu senangnya.

Jam dinding kamar berseru mengambil langkah menuju angka 7 malam. Ketukan pensil di meja belajar Rinaya memenuhi seisi kamar

"Beneran gak sih yang di katakain Lala? "

Secarik kertas berwarna pink telah bertuan di tangan Rinaya. Harapan penuh dengan setengah tidak percaya ia lakukan untuk melakukan apa yang sudah di lakukan Lala.

"Aku penasaran tuhannn. Berkati aku."

Tangan Rinaya mengenggam erat-erat kertas itu dengan mata di pejamkan,setengah hati ia percayakan hal ini. Tapi saat kepercayaan diri Rinaya terkumpul, dari arah belakang Lala menepuk pundak Rinaya tempat di depan kolam.

"Ei curut!"

Spontan Rinaya membuang kertas itu dengan cepat dan berlalu meninggalkan Lala.

Merely A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang