Coming back

4.2K 247 6
                                    

If you were a flower and there is a gorgeous butterfly always come to you due to your sweetness, then one day it leaves you and comes to another flower because it thinks that flower is sweeter than you, but then the butterfly comes to you again because he realizes that you actually are the sweetest flower it knows ever, would you accept the butterfly?


September akhir~


Sudah hampir tiga bulan semenjak aku memberikan kado itu di kosan Davan. Dan sudah hampir tiga bulan juga aku dan Davan "resmi" tidak berpacaran lagi karena dia sudah punya yang baru. Semenjak kejadian itu aku merasa bertambah dewasa. Aku tau makna sebuah hubungan. Aku mulai sadar akan banyak hal. Menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan itu tidak semudah buang air besar, yang hanya tinggal duduk dan menunggu. Membiarkan seseorang masuk dan keluar dari hidup kita juga tidak semudah itu. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan.

Sampai sekarang pun sebenernya aku masih mempertanyakan, kenapa dulu Davan bisa secepat itu berubah. Tiba-tiba dia seperti membenciku setengah mati. Padahal hanya gara-gara seseorang tidak jelas yang chatting dengan kata-kata yang tidak mengenakan. Aku penasaran, apakah benar Davan marah hanya gara-gara itu? Yang hanya sekali saja? Gak masuk logika. Dia bukan tipe yang bisa secepat itu tersulut emosinya hanya gara-gara hal-hal sepele. Aku sebenernya masih belum bisa mencerna kejadian-kejadian yang lalu. Bukannya aku ingin mengungkit-ungkit, tapi apakah hanya karna hal itu, Davan bisa tiba-tiba menjauhiku, tidak ingin ketemu denganku, tidak mau menghubungiku dan lain sebagainya. Semua ini gak bisa masuk di otakku. Dulu aku gak bisa berpikir panjang memang. Aku gak mikir sampai sejauh ini. Tapi, setelah pikiran dan hatiku tenang, aku malah jadi banyak berpikir. Apakah sebenernya ada hal lain yang terjadi? Apakah ada hal lain yang membuat Davan bersikap seperti itu? Ato sebenernya, bukan karena perihal chattingan kah Davan tiba-tiba menjauhiku? Jadi mungkin saja, hal itu hanya dijadikan alibinya untuk bisa menjauhiku. Sebenarnya ada apa?

Semua hal itu masih berkelebat di otakku saat aku lagi di kosan malem-malem ngerjain tugas.

Namun tiba-tiba,

Tok tok tok tok tok

Hah, siapa yang malem ngetok-ngetok pintu kosan? Serem banget.

Tok tok tok tok tok

Aku liat jendela gak begitu jelas keliatan. Akhirnya aku beraniin buka pintu.
Pas aku buka,

Aku kaget setengah mati.

Davan ??!

Tiba-tiba Davan memeluk aku dengan kencang dan aku terdorong sampe masuk kamar.
Dia terisak dan hampir menangis.

Pintu kamar ketutup.

Beda FakultasOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz