Holiday!

6.3K 278 9
                                    

Tanpa basa basi aku langsung telpon Davan yang sekarang lagi di rumahnya di Jakarta.

"Heh jelek!" Aku langsung sembur tanpa 'halo'.

"Apa sih ujug-ujug ngomongin diri sendiri, ga pake basa-basi dulu." Jawab Davan.
*ujug-ujug = tiba-tiba

"Ih enak aja wooo!"

"Hahaha kalo jelek mah ya jelek aja. Ngaku aja kali sama aku."

"Ih ngelunjak dasar. Kamu yang jelek juga!"

"Nah loh nah loh, sekarang malah nuduh-nuduh orang. Ntar tak laporin polisi loh!"

"Laporin aja, paling entar kamu dibilang orgil wakakakak!"

"Ntar aku bilang juga ke polisinya, 'pacarnya juga orgil sih Pak!' Ahahhahaha!"

"Emang siapa sih pacarnya?" kataku ngeladenin candaan dia yang ngelantur ke sana ke mari. Kebiasaan kami berdua kalo lagi nelpon, sebelum ke pembicaraan inti, pasti becanda dulu ga jelas ngelantur. Maklum, punya pacar yang rada sinting.

"Siapa ya? Itu tuh, yang suka mangkal di lampu merah."

"Ih, naujubilah. Jadi beneran siah!"

"Ya berati kamu dong, entar jadi yang suka mangkal di lampu merah! Wkakakakakakak."

"IH jahat banget sih Davan bencong lampu merah!"

"Ih tuh kan malah ngomongin profesi sendiri, ga baik ah."

"Terserah kamu lah, mau aku jelek kek, mau aku bencong lampu merah kek."

"Ih kok Sayang malah pundung. Heheheh maap atuh, Yang."

Seperti biasa, aku pasti kalah kalo adu mulut sama dia. Aku pasti selalu di-bully sama dia.

"Abis aku kalah mulu kalo adu mulut sama kamu. Pasti aku di-bully terus deh."

"Cup cup, sabar ya, Yang. Terima nasib aja."

"Iya deh, aku harus terima nasib pacaran sama orang gak waras. Tuhan, salah apa aku ini hiks."

"Hahahah bisa aja kamu. Pinter deh."

"Udah ah, capek."

"Istirahat atuh."

"Yang, aku kangen." Karena bosen ngeladenin becandaan dia, aku alihin pembicaraan.

"Ah maca ciih." Kata dia sok imut.

"Beneran."

"Umm cini aku cubit dulu pipinaa."

"Apa sih sok imut."

"Emang aku imut yeey."

"Iya iya kamu imut. Ingin muntah."

"Ih jahatnya si Ayang."

"Biarin wee."

"Entar aku gigit siah!"

"Aw, Edward Cullen, jangan gigit akuh!"

"Ah iya bener, aku emang si Cullen yang ingin menghisap darahmu wohoho! Wahay perawan cantik, mendekatlah padaku"

"Ah salah ngomong euy."

"Kenapa salah Yang?"

"Kamu mah bukan Edward Cullen, tapi Edward Culun!"

"Biarin, culun culun yang penting ganteng. Jadi mau aku gigit gak, wahay perawan? Eh kamu mah udah gak perawan lagi deng."

"Gak perawannya gara-gara siapa?"

"Siapa coba?"

"Edward Cullen ahahahaa."

Beda FakultasWhere stories live. Discover now