[3] - Him, El Foro, Matambre

154 17 5
                                    

Gadis berambut panjang itu masih sembunyi di balik selimut, sesekali kakinya bergerak agar tersembunyi lagi di balik selimut.

Dingin soalnya,

   Sudah dua menit, dia juga belum bangun, padahal matahari mulai terik, dia menarik lagi gumpalan selimut agar menutupi wajahnya.

Lima menit,

    Akhirnya dia mulai membuka mata perlahan,

Buram,

Pandangannya kabur, dia mengerjap lagi agar memfokuskan pandangan matanya. Butuh waktu lama agar pandangan itu bisa fokus lagi, dan sekarang pandangannya sudah jernih.

"Oh my god, where am i?" gumamnya dengan tangannya yang mencengkram selimut, karena terkejut melihat selimut hitam itu.

Dia mengangkat selimutnya pelan, dan melirik ke bawah selimutnya. Huh, untungnya bajunya masih ada.

"Hmpp.. Huek.. Huek..." rasa diperutnya kembali bergejolak, dia melirik ke kanan dan kekiri,

Di mana toiletnya?!

Vanya langsung beranjak dari tempat tidur itu dan berlari gontai mencari toilet sampai akhirnya dia menemukan toilet itu. Vanya langsung membuka kloset dan berjongkok di depan kloset.

"Huek!!!"

Sudah berkali-kali dia memuntahkan semua isi perutnya, rambutnya semakin berantakan, wajahnya berubah lelah karena capek mengeluarkan tenaga, bahkan kepalanya sekarang pusing. 

Dia membulatkan mata saat merasa ada tepukan di punggungnya, Vanya membalikkan badannya, cowok itu memakai kaus putih dengan celana selutut berwarna hitam. Rambutnya yang tertata rapi, matanya coklat gelap, dan garis rahangnya yang tegas.

Beda sedikit dengan Alex.

"Are you okay?"  Vanya menyipitkan matanya dan sesekali memukul dadanya dengan tangan kanannya yang gemetaran.

"Yeah.. I'm okay."  jawab Vanya, jujur dia takut, dan dia bingung sekarang.

"Ahh.. Mama... Kepalanya Vanya pusing. Rasanya mau mati...." gumam Vanya pasrah sambil menjatuhkan tubuhnya ke tembok toilet yang didesain simpel itu.

"Ck, kau bilang okay, padahal kau mau mati." Vanya langsung membuka mulutnya tak percaya saat mendengar perkataan cowok itu barusan.

"Ayo.." cowok itu kembali bangkit dan beranjak keluar dari toilet, Vanya pun mengikutinya perlahan dan duduk di meja makan yang tidak terlalu besar ini.

"K-kau? Bisa bahasa Indonesia?" terpaksa dia mengubah gaya bicaranya yang seharusnya dia pakai lo-gue, berubah menjadi aku dan kau suka dancow, eheheh.. Becanda..

"Aku orang Indonesia." kata cowok itu sambil meletakkan gelas di depan Vanya, Vanya hanya melihat gelas itu yang berisi air yang Vanya tidak tau itu apa.

"Minum."

Vanya ragu-ragu meminumnya, tapi akhirnya habis juga karena merasa enakan.

Restart In ItalyWhere stories live. Discover now