8

11.5K 898 44
                                    

"Dasar pria gila! Tidak tau diri! Bodoh! Berengsek! Bedebah! Akan ku bunuh kau! Ku cincang dagingmu menjadi kecil-kecil!" gerutu Yemi di sepanjang koridor. Ia menghirup nafas dalam lalu mengeluarkannya. Meredamkan amarah yang bergumul dihatinya.

Beraninya dia menciumku! Itu ciuman pertamaku!! Arghh...

Sepanjang koridor orang-orang menatapnya aneh, namun Yemi malah tak menyadarinya. Ia sibuk menggerutu dan mengumpati seseorang yang sebenarnya mengikutinya dari belakang. Kean hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi.

"Seenaknya dia menciumku! Dan apa dia bilang tadi 'Latihannya sudah cukup, kuncimu pada emosi' huh!" Yemi mendengus kesal, "dasar sinting! Penghisap darah tidak punya otak!"

Para vampire yang kebetulan berada di koridor sontak menatap Yemi tajam. Yemi yang merasakan aura tidak mengenakkan, ia pun memandang sekitar.

Kayaknya aku salah bicara...

Yemi dengan tubuh tegap dan cool menatap balik," Apa? Ada masalah?" ia pun berlalu tak lupa mengibaskan rambutnya seperti iklan sampho.

Tanpa disadari Yemi, seulas senyum walau hanya sebentar tampak diwajah Kean yang tengah memandang punggungnya, sampai hilang dibalik tikungan.

"Gadis itu..." Ucap Kean dengan kedua sudut bibir tertarik membentuk senyum yang melengkapi wajah tampannya.

Sebuah lengan melingkari pundaknya, Kean menarik senyumnya secepat kilat dan menatap pemilik lengan itu dengan wajah datar.

"Tadi kulihat kau tersenyum menatap perempuan werewolf yang barusan hilang ditikungan itu. Kau ada apa-apa ya dengan dia?" tanya Hans sambil menaik turunkan alisnya.

Kean tak menjawab, ia menyentak lengan temannya itu dan berlalu pergi.

"Woi." Hans berteriak pada dua orang laki-laki yang tengah berbincang didekat tangga. "Ternyata Kean kita sudah besar."

Kedua pemuda yang bernama Farris dan Farid yang merupakan Kakak beradik, mengacungkan jempolnya. Mereka adalah kembar. Farid sebagai Kakak yang berwatak kalem dan ramah jauh berbeda dengan Adiknya Ferris yang memiliki sifat jahil, lebay, dan playboy.

Farris memeluk lengan Kakaknya dan berujar dengan lebay," Nggak sia-sia pah, aku ngelahirin dia. Mama bangga padamu sayang, muah" Farris meniupkan ciuman jauh untuk Kean dan dibalas pemuda itu dengan raut dingin.

Farid menoyor-noyor kepala adiknya jijik, "Lepas nggak?"

Farris merajuk manja, "Papah kok jahat sih sama Mamah."

"Sejak kapan aku nikah sama Kutu Monyet. Lepas ah, nggak usah lebay. Salah apa sih aku punya adik kayak 'pria nggak jadi'."

Farris terkekeh geli, "Salah tatih tayang, hihihi..."

Hans tertawa melihat perdebatan kakak beradik itu, Farris memang sering usil sama Kakaknya. Lalu ia memandang Kean yang menatap datar didepannya, senyum jahil tepatri dibibir cowok itu. Dia memang 11/12 dengan Farris tapi Hans kalau nggak dipancing usilannya nggak akan keluar. Ia mengayunkan tangannya ke atas membentuk love, "Aku sayang bunda, You're my everything" menirukan lagu dancow.

"I Love You Too, Baby" teriak Farris

Farid memejamkan matanya seraya menarik nafas, "Kayaknya disini, cuma aku yang waras"

*&*

Mata Yemi membelalak sambil memunjuk tiga orang didepannya dengan jari telunjuk, "Ka-kalian!"

Mata Yemi menatap satu-persatu temannya, Kinara sih gadis kaca mata, Shelly yang ia sering juluki gendut, dan Adit seorang pria dengan rambut belah tengah dan kaca matanya yang besar dan tebal.

The Last Heirs 2 : Aristide Keano (Revisi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang