4

13.2K 983 24
                                    

Sekali lagi Yemi memandang mereka dengan sedih. Tampak ketidak relaan terbaca dari raut wajahnya.

"Jangan cemberut seperti itu, wajahmu bertambah jelek dan Ayah malu mengakuimu sebagai anak"

"Ayah..." rengek Yemi sambil menarik ujung kaos baju Jacob. "Apa ayah tidak menyayangiku lagi? Aku janji tidak akan nakal lagi" matanya berkaca-kaca memandang Jacob.

Jacob menghirup nafas dalam-dalam, ia berjongkok menyamai tinggi dirinya dengan Yemi. "Percayalah hanya kamu satu-satunya yang Ayah pikirkan saat akan tidur hingga terlelap. Ayah akan selalu mengkhawatirkan keadaanmu, jika tidak melihat kau sehari saja maka ayah akan cemas dan ayah tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Ayah selalu menyayangimu. Ayah percaya anak ayah tidak akan pernah berbuat sesuatu yang bodoh kalau tidak ada alasannya"

"Lalu kenapa aku harus pergi? Tidak cukupkah dengan menghukumku saja. Aku tidak ingin jauh dari kalian. Atau jangan-jangan Ayah ingin membuat adik baru?"

Medengarnya Jacob tertawa, "hahaha...tidaklah, sayang. Mengurusi satu anak saja susah apalagi menambah dua. Sayang ayah juga tidak ingin berjauhan denganmu. Ayah mengirimmu kesana bukan karena ayah membencimu tapi Ayah ingin kau menjadi yang terbaik. Disini memang bukan kehidupan kita, ayah berharap dengan mengirimmu kesana kau bisa menemukan jati dirimu"

"Ayah" Yemi langsung menghambur kepelukan Jacob. "Disana pasti aku akan sendiri"

Jacob mengusap lembut rambut Yemi yang hanya sebahu "Ayah percaya pasti anak ayah akan menemukan banyak teman yang akan menyayangimu"

Tuut...tuut...tuutt...

Jacob melepas pelukannya "ayo, kereta sudah tiba"

Yemi hanya bisa menghela nafas pasrah, sepertinya kehidupannya akan benar-benar berubah setelah meninggalkan stasiun ini.

Seorang perempuan berambut pirang dengan mantel merah menghampiri mereka. "Mr. Jacob"

"Hallo, Mrs. Jinnea long time not seeing you"

"Ah, yeah. How are you?"

"Fine, hm...This is my daugther"

"Oh, hello sweety."

"Hi" sapa Yemi ramah

Yemi menatap kedua orang didepannya dengan senyum palsu.

"Who is she?" tanya Mrs. Jinnea sambil menatap seorang perempuan yang berdiri di samping Jacob.

"Please introduce. She is my wife"

"My name is Kina" ujar Kina sambil mengulurkan tangannya yang langsung disambut Mrs. Jinnea dengan antusias.

"Nice to meet you"

"Nice to meet you too"

"Okay, I will carry your daugther now" ucap Mrs. Jinnea sambil melirik arloji ditangannya.

"As like, you are forgetting someone Mrs. Jinnea" kata Damian dengan tegas.

Mrs. Jinnea menyipitkan matanya berusaha melihat seseorang dibalik punggung Jacob, tampaknya ia kesulitan melihat dari jarak yang terbilang jauh jika menurut pandangan matanya. Karena buru-buru ia lupa membawa kaca matanya.

"Mr. Damian? Oh sorry, i am so sorry. I don't see you" ucap Mrs. Jinnea dengan membungkukan setengah badannya.

"No problem, i just greet you." seulas senyum damian membuat hati Mrs. Jinnea lega.

"We are going now."

"Jaga dirimu baik-baik ya" ucap Kina seraya melambaikan tangannya.

Yemi mengacungkan jari jempolnya dengan senyum terukir di bibirnya.

The Last Heirs 2 : Aristide Keano (Revisi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang