IX - Not My Type

84.5K 10.9K 1.5K
                                    

"Di! Gue tau tempat Aidil suka makan sama anak-anak Agency dimana!" bisik Adin ke Nadiana saat menjelang makan siang. Anak itu turun dari lantai 10 ke lantai 9 untuk mengajak Nadiana makan siang.

"Dimana?"

"Mereka tuh kadang di warung soto kudus, kadang di rumah makan padang, kadang juga di chinese food sebelah sekolahan SMK itu," cerita Adin. Nadiana tau area tersebut. Persis di belakang kantor, tapi agak jauh. Dekat area parkiran motor.

"Terus?" tanya Nadiana lagi ke Adin.

"Ya sekali-sekali kita makan disana!"

"Duh, panas, Din, jalannya."

"Ampun deh ya! Kelakuan princess amat. Nggak mau panas, nggak mau jalan jauh, nggak mau keringetan!" dumel Adin saking gemasnya sama temannya ini.

"Gue baru keramas hari ini. Harus bertahan sampe besok. Kalo keringetan, nanti lepek. Jadi harus keramas lagi ntar pagi," ujar Nadiana beralasan. Padahal emang aja dia mager ke belakang.

"Sekali-kali lah berjuang demi cinta!"

Apa Adin bilang? Berjuang demi cinta? Iyuuh, norak abis sih Adin! Gerutu Nadiana dalam hati.

Kemudian tanpa sengaja Nadiana melirik ke arah Ijal yang baru berdiri dari bangkunya. Memasukkan dompet dan sebungkus rokok ke kantung celananya. Lalu Nadiana teringat kegiatan Ijal weekend lalu. Anak itu pergi buat nemuin gebetannya, terus nge-frowned Path Nadiana pas baru temenan sama Aidil di Path. Ih, maksudnya apa coba?! Nadiana jadi sebal sendiri.

"Ya udah gue temenin makan di belakang!" jawab Nadiana pada Adin. Adin pun tersenyum penuh kepuasan.

Mereka berdua pun satu lift dengan Ijal dan Dokter Zidan yang juga hendak turun ke lobi.

"Didi mau makan dimana?" tanya Ijal dengan nada menggoda Nadiana.

"Soto," jawab Nadiana singkat.

"Tumben jauh? Emang nggak takut body lotionnya luntur sama keringet? Rambutnya bau matahari? Parfumnya kecampur sama keringet?" goda Ijal lagi berusaha bercanda dengan Nadiana.

Ih, Ijal hafal aja keluhan-keluhan Nadiana! Ngeselin abis. Ngapain coba ya dia sebut-sebut semua itu di lift?! Kan Nadiana maluuu!

"Ssstt! Ijal, Didi lagi mau berjuang demi cinta tau!" jawab Adin sambil cengengesan. Nadiana udah setengah melotot ke arah Adin. Wajahnya bersemu kemerahan. Rasanya pengen cubit pinggang cewek bermulut lemes ini!

"Uh, ngeri ih sekarang Ebony Ijal udah berjuang-berjuang aja. Sekarang udah bukan Princess Jasmine lagi ya? Udah berubah jadi Xena The Warrior Princess?" balas Ijal menggoda Nadiana semakin menjadi-jadi.

Eh, apa? Ijal sebut Ebony lagi. Wah, finally, things back like it used to. Sebentar-sebentar, apa tadi Ijal sebut? Nadiana Ebony-nya dia? Dih, amit-amit deh! Hih mana tuh kumis lele mulai nampak lagi. Geli abis!

"Kan nggak mau kalah sama lo, Jal. Berjuang demi cinta sampe ke Bogor!" balas Nadiana. Nggak ketus. Cuma agak-agak nyindir gitu nadanya.

"Gosip Zidan lo dengerin—" belum sempat Ijal menyelesaikan kalimatnya, pintu lift terbuka. Tanpa pamit, Nadiana langsung menarik tangan Adin dan berjalan cepat keluar dari lift.

Red CherryWhere stories live. Discover now