Srikandi Ampera

145 7 1
                                    

Lamunan membayang indah pesona Batanghari
Sejenak terlintas pikir bawa pulang sesaji
Menyusur aspal Km. 11 Palembang-Jambi
Asap tebal, lalu lalang mesin tiada henti
Mengawang-awang di awan fatamorgana,
Hampir saja kau terlarut dan hina.

Deru bising mesin pabrik mereka abaikan
Tak butuh segala macam lembut buaian
Diminta hidup bersyukur akan pemberian
Yang penting esok, "Apa bisa makan?".

Bertumpuk-tumpuk batangnya pohon,
Mereka sulap menjadi yang dimohon.

Penuh taat daulat titah pemangku kekuasaan
Poles cantik untuk ubah jadi pelindung hujan

Tangan hebat bak digerakkan orang bunian
Srikandi kuat diuji kerasnya kehidupan
Macam tak kenal letih, tak kenal lelah
Bahkan sebelah lengan sudah memerah
Tapi semua dilakukan untuk si buah hati
Karena Srikandi berjuang hingga mati

Purwokerto, 21 Oktober
Lepas dzuhur

Teruna Pembaharu (Antologi Puisi)Where stories live. Discover now