Di mana urat malu itu ?
Yang terlindas oleh kencangnya gelimang harta
Merasa sungkan akan derajat yang setara denganmu
Seakan terhimpit gubug perjuangan angkuh duniaEntahlah apa yang kau inginkan untuk kain percamu
Dan merekapun hanya gerah akan omong kosongmu
Semakin hari kau nampak tegap berdiri
Mungkin tanpa disadari kau tlah menohok ribuan hatiMasihkah kau mampu mencari permata di negeri ini ?
Masihkah kau hendak injak mati?
Bahkan hati bagai tak bernyali ?
Hanya saja pertiwi terlalu kuat untuk kau bodohi.Kau bukan mereka, yang berdiri, dan tak takut mati!
Nanah ini sudah tak mau lagi mengucur
Semakin kering tertiup kepicikan bangsatmu
Kau yg menggali lubang itu
Namun kau yang terjerembab kubangan ituMampuslah kau setan bangsa
Berharap tak ada sinar menerangi istanamu
Sehingga kau yang akan bangga?
Jika itu otak terunamu, palsu.Purwokerto, 12 Oktober
Dalam 15 menit
YOU ARE READING
Teruna Pembaharu (Antologi Puisi)
PoetryKedewasaan yang terbentuk lalui opini labil. Oktober, 2016. Sampul oleh: @13summer Highest rank: #22 on Poetry 22-23 Oktober