Siang bolong miliknya Adam dan Hawa
Terik surya bak sejengkal di atas kepala
Kau dan mereka bersiap saling tunggu
Cinta satu untuk bumi baru
Buncahan luapan hati tak tertahan
Ingin rasa meletup bagai gunung di selatan
Seiring banyak sesumbar kurcaci anakan
Dihitung hitung amal darah tak terlewatkan
.....Ayolah, lekas kau ambil tongkat penyangga
Berdiri sajalah, jangan takut hina
Biarkan saja datangnya seribu cacian
Kau masih hebat di atas keyakinanKau dengan segala keyakinan romansa kuno
Antarlah ia sampai di pintu pendopo.Purwokerto, 14 Oktober
Dalam kenangan 3 tahun silam
YOU ARE READING
Teruna Pembaharu (Antologi Puisi)
PoéziaKedewasaan yang terbentuk lalui opini labil. Oktober, 2016. Sampul oleh: @13summer Highest rank: #22 on Poetry 22-23 Oktober