Kelak, suatu hari nanti
Ketika fajar t'lah menyingsing di ufuk timur
Kau punya hati bersinar bak mentari
Janganlah redup, sayu, hilang diancam uzurDi penghujung malam ini,
Puaskanlah sesengguk perih
Nikmati tari di dalam kelambu asri
Keping-keping berserak bertumpuk pedihKelak, suatu hari nanti,
Ketika matahari bersiap turun di ujung barat
Hatimu, kan, beristirahat seiring lelap tidurnya
Ditemani suara jangkrik sahut-menyahutDi penghujung malam ini,
Teriakkan lara tak terperi; kepal jari jemari
Dalam nada-nada sedih peluap sepi
Di antara bayang wajahnya yang menghantuiKelak, suatu hari nanti, kau hidup lagi.
Purwokerto, 12 Oktober
Kala hari berganti
YOU ARE READING
Teruna Pembaharu (Antologi Puisi)
PoetryKedewasaan yang terbentuk lalui opini labil. Oktober, 2016. Sampul oleh: @13summer Highest rank: #22 on Poetry 22-23 Oktober