Sifatnya yang hangat

Start from the beginning
                                    

"Et et mau kemana pagi pagi gini?"

"Cari udara seger hehe"

"Yaudah hati hati ntar jatuh kaya sandra dave"

"Iya bye mamaku sayang muah muah" ucap dave mengecup kedua pipi martha sayang

Dave keluar dari mansionnya dan mendapati motor sandara disana, dilihatnya sekilas dan kembali melangkah, sedetik kemudian dia kembali menatap intens motor besar itu 'tadi mama bilang dia jatoh', 'kok motornya masih mulus ga ada lecetnya'. Dan berbagai pertanyaan berputar di otaknya.

^^^^^
"Mom Dad kak sandra dave barbara berangkat dulu yaa!!! " teriak bara menggema ke seluruh ruangan

"Mau kemana sayang" jawab martha

"Main mom, boleh yak"

"Sama siapa ehh??"

"Hmmm itu sama hmm mom kenal deh pokoknya"

"Siapa sihh main rahasia rahasiaan aja"

Ya gini deh dua wanita ini bagaikan sosok ibu dan anak kandungnya, bukan seperti kenyataannya bahwa mereka hanya sekedar ponakan dan tante, martha memang sudah menganggap barbara ini sebagai anak perempuannya, karena ia mengidam idamkan anak perempuan sejak dulu tapi apa mau dikata setelah melahirkan dave dia harus menelan pil pahit dan menerima kenyataan bahwa rahimnya harus diangkat karena penyakit serius

"Hehh senyum senyum aja mau main sama siapa sih humm cowok yaa ih genit" ucap martha sambil menjawil dagu keponakannya

Tint tint tint

"Yaudah mom aku pergi dulu" baru saja bara ingin pergi tangannya di tahan oleh martha

"Mom mau liat siapa sih orangnya"

"Ja-jangan mom"

"Ahh udah ayo kedepan"

Merekapun melangkah keluar menuju pintu utama dengan bara yang masih membrengut malu kalau ketawan dengan siapa ia akan pergi hari ini

"Loh dion, kok disini ya cari siapa? Sandra dia ada tuh lagi diatas" titah martha

"Ngga kok tante saya bukan mau cari sandra" balas dion

"Lah terus siapa? Dave? Dia tadi lagi keluar tunggu aja bentar lagi pulang"

"Hmm sa-saya mau jemput bar-barbara tan" ucap dion gugup

"Haaaahhh!! Gasalah !" Pekik mom
Kaget

"Yaudah bara berangkat ya momy muah muah" bara mencium pipi tantenya yang masih terdiam

"Iya-ya" balasnya masih mematung

Dion memang sudah dekat dengan barbara terlebih ketika sandra sakit mereka selalu bertemu disana, dan juga mereka sering bertemu di rumah ketika dion main interaksi diantara mereka semakin intens mana kala barbara mulai agresif terhadap dion yang seusia sepupunya

Walaupun diantara mereka belum ada hubungan special tapi dalam hati barbara yakin kalau suatu saat dion akan meliriknya meskipun sedikit demi sedikit, lihat saja sekarang hasilnya sudah terlihat dion mau diajak nonton bioskop bersama olehnya.

"Allin Rio, putri kalian sudah besar sekarang" gumam martha yang mengingat orang tua barbara yang kini berada di London untuk menguus bisnisnya

^^^^^
Sandra Pov

Aku mulai menerjap nerjapkan mataku 'jam berapa ini' aku melihat jam diatas dinding wow sudah jam satu siang aku tidur terlampau lama, langsung saja aku keluar dari pelukan selimut kesayanganku

"Sudah bangun?" Suara itu menginterupsiku

"Iya"

"Aku bawakan kau bubur dan kompersan luka kata mom tadi kamu jatuh" di berikannya nampan yang disana sudah terisi penuh dengan bubur ayam, air putih dan kotak P3k

"Terimakasih" ku utarakan senyuman manis kepadanya

Dia hanya membalas dengan senyuman, demi semua dewa dewi di dunia ini sungguh ini senyuman termanis yang pernah ia berikan selama aku tinggal bersamanya, jantungku rasanya bak lari marathon kenapa ini kenapa jadi deg degan gini sihh hffff

Dia memperhatikanku saat makan, sungguh rasanya perih sekali ketika sendok bubur itu mengenai sudut bibirku, ketua gangster yang katanya bernama leo meninjuku dengan sangat kuat aku akan membuat perhitungan dengannya liat saja nanti. Leo!

" sini biarku bantu" hah apa tadi dia bilang ? Aku ? Aku ? Aku ? Biasanya juga Gue Guean

Tanpa sadar kini mangkuk bubur itu sudah berada ditangannya dengan hati hati dia menyuapiku dengan bubur ayam itu sungguh nikmat, bahkan lebih nikmat dari suapan tanganku sendiri. 'Ngaco lo san!!' Dewa batinku

Tidak terasa satu mangkuk bubur itu habis bersih tanpa sisa, itu juga karena paksaan dave yang terlup mempelototiku sedari tadi jika aku terasa ingin menyudahi sarapanku. Ralat makan siangku

"tahan sedikit ya, ini akan sangat sakit" kini dia mencoba mengompres lebam lebamku, ini kenapa dia jadi manis begini eror pastinih, tapi aku rasa aku lebih eror darinya lihat saja aku hanya diam dan menuruti perintahnya sejak tadi, aku lihat ada sirat kekhawatiran di mata birunya apa itu untukku?. Bukan! Pasti bukan!

"Sssshhh" rasa perih itu bertambah ketika dave sedikit menekankan handuk lembut itu pada sudut bibirku, aku menjauhkan sedikit kepalaku darinya

"Tahan ya ini biar cepat sembuh" ucapnya lagi mungkin tadi malam dia mabuk wine atau mabuk pramugari cantik sehingga dia sangat aneh siang ini atau dia terlalu lelah karena perjalananya kemarin malam

Aku tersenyum dan menganggukan kepala tanda setuju, see aku lebih bodoh sekarang

"Lain kali hati hati ya jangan ceroboh,kau kan baru ssembuh pasca koma kemarin" ucapnya perhatian, rasanya aku melihat karakter lain dari dirinya dia lembut dan penyayang tidak seperti biasanya. Dingin

Dia menatapku lekat sambil mengompres luka lukaku, wajahnya semakin dekat, ada apa ini? Jantungku juga semakin kenjang berdetak

Mataku memanas dan rasanya ingin keluar dari tempatnya, tubuhku kaku layaknya patung, darahku berdesir hebat, jantungku tak terkendali Mana kala tiba tiba dave mencim luka lebamku penuh kelembutan

'Apa aku tidak sedang bermimpi?, aku mohon jika ini mimpi atau aku masih koma, seseorang tolong bangunkan aku untuk sadar akan keadaan ini'

^^^^^
Silahkan dinikmati ceritannya :*
TBC

-11102016

Oh iya sedikit bercerita kalau aku akan membuat cerita baru dengan judul yang masih dirahasiakan hehe

Ditunggu vote dan commentnya

my lady gangster (complete)Where stories live. Discover now