Chapter 1

1.4K 70 12
                                    

Tepuk tangan yang meriah dari penonton mengakhiri penampilan penyanyi kembar bernama Max dan Devan. Keduanya adalah penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun. Di umur mereka yang baru menginjak lima belas tahun, mereka sudah sukses menjadi seorang penyanyi. Sudah banyak acara musik yang mengundang mereka, baik itu secara On air ataupun off air. Mereka juga sudah show di beberapa kota bahkan hingga mancanegara dan hari ini adalah show mereka yang ke lima kalinya.

"Good job anak-anak! Kalian hebat!" puji manager mereka yang bernama Nicky.

"Thank you, Kak. Ini berkat kerja keras Kakak juga," jawab Max.

"Iya, Kak. Bener kata Max. Semua ini berkat Kakak juga," sahut Devan.

Nicky menganggukkan kepalanya pelan.

"Iya, berkat kita semua," balas Nicky.

🌻👬🌻

Max memejamkan kedua matanya erat. Kepalanya terasa sakit sejak di panggung tadi dan terasa semakin sakit saat mereka di mobil.

"Max, bangun. Udah nyampe," ujar Devan.

Max membuka kedua matanya pelan. Semua terlihat berbayang.

"Lo kenapa?" tanya Devan khawatir.

Max menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum.

"Gue gak apa-apa," jawab Max.

Mereka semua akhirnya segera turun dari mobil.

"Setelah ini kalian istirahat tiga puluh menit untuk makan dan mandi, setelah itu kalian harus melakukan live," peringat Nicky.

Max dan Devan menganggukkan kepalanya. Mereka segera pergi ke lantai atas untuk mandi, setelah itu mereka segera pergi ke ruang makan. Tiga puluh menit telah berlalu, mereka pun segera bersiap di depan kamera. Rumah mereka sekarang penuh dengan perlengkapan shooting.

Devan menatap wajah Max diam-diam.

"Kok, muka Max pucet, ya?" batin Devan khawatir.

"Are you okay?" tanya Devan.

Max mengerjapkan kedua matanya.

"Ah, emm ... ya ... I am okay. Emang kenapa, sih?"

Devan menatap Max lekat.

"Bohong. Lo gak baik-baik aja, Max. Muka lo pucet banget. Lo sakit, kan?" cecar Devan.

"Ya elah don't worry. Serius, gue gak apa-apa, Van. Muka gue kesorot lampu aja kali, makanya jadi keliatan pucet," jawab Max bohong.

Devan terdiam. Dia masih menatap lekat Max. Dia yakin Adik kembarnya ini menyembunyikan sesuatu. Dia yakin Max sedang tidak baik-baik saja saat ini.

"Gue yakin, lo lagi sakit. Gue yakin itu. Kita kembar. Gue, Kakak lo. Gue bisa rasain itu," batin Devan.

"Ayo, anak-anak siap-siap. Dua menit lagi ya," peringat Nicky.

"Van," panggil Max saat melihat Devan masih juga menatapnya.

"Devan, Kakak gue yang ganteng tapi masih gantengan gue. Please, gue gak apa-apa. Percaya deh sama gue, ya?" mohon Max.

Devan masih menatap Max lekat.

"Kak Devan," rajuk Max.

Devan menghembuskan napasnya kasar lalu menganggukkan kepalanya pelan.

"Ya, udah. Oke. Gue percaya, tapi kalo lo sakit, kasih gue kode. Biar lo enggak usah ngelanjutin livenya lagi," ujar Devan.

Max menganggukkan kepalanya ragu.

"Badan gue gak enak banget dari pas show tadi, mana kepala gue pusing banget lagi," batin Max.

Mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka yaitu live atau siaran langsung di salah satu sosial media. Selama siaran langsung, mereka menyanyi sesuai dengan permintaan dari para penonton yang menonton siaran langsung mereka. Mereka juga menjawab berbagai pertanyaan dari para penonton. Hingga di akhir acara mereka menyanyikan lagu "Love Your Self" dari Justin Bieber. Saat bagian Max menyanyi, Devan melirik pada Max. Dia melihat Max memejamkan kedua matanya erat sembari tetap memainkan gitarnya, bahkan ada keringat di sekitar pelipisnya.

"Max, kok lo kayak kesakitan, sih?" batin Devan khawatir, tapi dia tetap melanjutkan bagian menyanyinya. Meskipun sebenarnya dia takut terjadi apa-apa dengan Max.

Akhirnya acara pun berakhir. Devan menghembuskan napasnya pelan.

"Akhirnya kelar juga," gumam Devan.

PRANG!!

Semua orang seketika menoleh ke arah gitar Max yang terjatuh.

Devan membelalakkan kedua matanya kaget saat melihat Max yang limbung dan hampir terjatuh.

"Max!!" teriak Devan dan segera menangkap tubuh Max.

"Max! Max!" panik Devan dan semua orang.

Mereka semua mengerubungi Max. Ibu dan Ayah mereka segera menghampiri Max.

"Max, bangun sayang! Bangun, nak!" panik Sandra dan Abimana.

🌻👬🌻

CKLEKK!

"Dokter! Bagaimana keadaan Max?! Bagaimana keadaan anak saya, dok?!" panik Sandra.

Dokter yang baru saja keluar itu tersenyum tipis.

"Alhamdulillah, kondisinya sudah stabil. Tadi memang sempet kambuh tapi sekarang sudah baik-baik saja," ucap dokter itu.

Devan mengernyitkan dahinya.

"Kambuh?" gumam Devan bingung sembari mengepalkan tangannya erat.

"Max, lo kenapa? Lo kenapa, Dek?" lirih Devan.

Air matanya berlomba-lomba turun membasahi pipinya.

TO BE CONTINUED ....

709 words
Ditulis : 2018
Direvisi : 2021-2022

___Budayakan VOTE Setelah Membaca___

___🌻👬🌻___

Twin Love Dilemma (COMPLETED)✔Where stories live. Discover now