Prolog

8.1K 498 13
                                    

Irene menatap berpuluh-puluh lembar cetakan foto itu lekat-lekat. Ia sudah bertekad kalau ia harus belajar hidup tanpanya. Laki-laki itu adalah masa lalunya yang tak mungkin berada di masa depannya. Cukup sudah 2 tahun ini Irene berlarut-larut dalam kesedihannya, toh pria itu tak akan pernah kembali lagi.

Ia tak akan lagi menghapus air mata Irene, tak kan lagi mengganggunya dengan menelpon malam-malam hanya karena kangen mendengar suara Irene, tak kan lagi membawa jajjangmyeon dan mandu ketika Irene sakit, tak kan lagi mendendangkan lagu dengan suaranya yang pas-pasan tapi Irene begitu menyukainya.

Irene akan benar-benar mengubur semua kenangannya dalam-dalam. Diletakannya foto-foto itu ke dalam sebuah box besar bersama dengan barang-barang lainnya dari laki-laki itu dan ditaruhnya di pojok kamarnya sebelum menutupinya dengan sebuah boneka beruang besar yang sudah tua pemberian ayahnya beberapa tahun yang lalu.

Diraihnya sebuah karet gelang lalu mengikat rambutnya tinggi-tinggi sebelum akhirnya ia meraih tas ranselnya untuk pergi kuliah. Hatinya terasa lebih ringan seolah tak ada lagi beban di sana. Apapun yang terjadi, ia tak akan lagi menoleh ke belakang,

Dulu, ia pernah hidup tanpa lelaki itu. Sekarang, ia juga pasti biasa hidup tanpa seorang Song Mino.

●○●

Remember YouWhere stories live. Discover now