16

18 0 0
                                    

"Bagaimana hubungan kamu sama Ivanna ?" Bram menaikkan alis tinggi-tinggi, pertanyaan Pak Ardhian yang tiba-tiba di meja makan malam itu membuat niatnya untuk mengambil sepotong tempe tambahan sirna.

"Kok papa nanyanya gitu ?"
"Ya kan selama beberapa hari ini, papa lihat kamu cukup dekat sama dia."
"Ya kan dekat juga karena papa yang suruh aku nyupirin dia di Bali."
Okaaay,..this is getting awkward. pikir Bram.

"Beneran nggak ada apa-apa nih ?"tanya Pak Ardhian penasaran,"Ivanna itu kurang apa lagi sih, Abe ?" Kali ini Bram tertawa kecil.
"I know, I know,....Dia cantik, dia cum laude, keluarganya sederajat sama kita, pinter masak, pinter main gitar, suaranya bagus,.."

"Tapi ?"
"Nggak ada tapinya kok. She's an amazing person. I admire her."
"Tapi ?"
"Tapii...kami baru empat hari kenalan, Pa. Nggak ada apa-apa. Cuma temen."

Bram segera menghabiskan makanannya dan setengah berlari masuk ke kamar, takut ditanya-tanya lagi. Pak Ardhian geleng-geleng kepala.

Sendiri(an)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum