4 [You are an idol?]

11.9K 444 15
                                    


Kejadian tadi pagi itu membuatku hampir mati. Bagimana tidak, seorang lelaki melihat noda merah itu. Tanpa segan si cair merah itu menembus celana dalamku dan sempat berkenalan dengan Matty si gila senyum itu. Huh, rasanya ingin aku tenggelam ke lautan antartika dan memantulkan diriku ke luar angkasa lalu kepalaku membentur batu karang dan aku mati di telan piranha. Mari lupakan itu.

Tengah berada di butik, aku hanya duduk sambil menopang dagu, sedangkan Matty berada disebelahku sambil memainkan ponselnya

"Sudahlah jangan kau fikirkan masalah tadi pagi" Ia menyenggol bahuku seolah tau semua apa yang ada di fikiranku.

Aku hanya diam tak meresponnya, walaupun sang Justin Bieber menasihatiku untuk tidak memperpanjang imajinasi, mungkin itu hal sulit. Tak ada hal lain selain menatap kosong ke depan. Aku ingin cepat pulang.

Mama, Sarah, Tante Tawny, Becca, mereka mencari bahan kain untuk baju keluarga pernikahan. Mereka yang paling sibuk memikirkan semua ini, sedangkan aku sang pengantin? Hanya duduk diam memikirkan apa yang akan terjadi bila aku menikah dengan keparat satu ini.

"Huh, dikacangin" Gerutunya tepat berada di sebelahku.

"Sudahlah Matthew jangan menggangguku, aku bosan dan muak dengan semua ini" Ujarku memasang wajah malas sambil menopang lebih kuat.

"Ini pinjamlah ponselku kalau kau merasa bosan" Ia mengeluarkan permainannya dan menyodorkan smartphone berlogo apel itu kepadaku.

"Tidak terima Kasih" Jawabku membuang muka

"Kau begitu jutek" Ia memasukan ponselnya ke dalam saku dan mulai menatapi dengan topangan dagunya.

"Ini memang sifatku" Kuputar bola mataku untuk tidak melihat wajah kotornya.

"Ari pasti suka ini" Tiba-tiba Mama menghampiriku dan menyodorkan gaun berwarna putih itu.

"Apakah ada.baju pengantin wanita yang menggunakan celana?" Tanyaku menoleh kearah Mama dan melirik jijik gaun putih yang mengembang itu.

"Kau ini aneh, sudahlah kau pilih saja gaun yang kau mau" Mama menarik tanganku dan Matty menahan kekehannya saat itu juga, ughh!

Aku dan mama menaiki tangga untuk ke lantai 2, aku berjalan malas dan mama berjalan semangat 45. Bisa kau bayangkan ketika harimau menyeret gajah yang malas bukan? Itulah kira-kira.

"Tuh cantik kan, kamu pilih gih sana" Mama mendorong tubuhku hingga maju 7 cm.

Aku mulai berkeliling di ruangan besar ini, banyak sekali gaun pengantin. Dan aku terfokus pada salah satu gaun dengan banyak mutiara dipinggangnya, mirip sekali dengan gaun pernikahan Gigi Hadid. Wah! Berarti sekarang aku berada di perancang ternama, pantas saja semuanya terkesan mewah. Betapa terkejut nya aku melihat gaun yang berharga sekitar 10 juta dollar itu. Entahlah berapa harganya itu tetapi banyak sekali angka nol disana.

"Cuma orang-orang kaya yang bisa beli ginian" Gumamku sambil melirik sesekali batuan mutiaranya.

"Kamu suka yang ini?" Tanya Mama tiba-tiba menghampiri

"Eng--enggak. Aku cuma lihat harganya, gaun ini mirip punya model terkenal" Jawabku kikuk dengan wajah salah tingkah.

"Harganya 10 juta dollar, ini kurang elegan" Mama melirik harganya dan membuang pandangannya ke gaun lain.

"Hah? Inikan mahal, Ma" Aku sampai heran, kenapa bisa-bisanya Mama berkata bahwa 10 juta dollar itu murah?

"Kamu itu bakal jadi keluarga kaya dan disorot TV" Mama terkekeh sambil memilih gaun lainnya. Aku tidak mengerti, tapi mungkin itu hal benar. Keluarga Morris memang benar-benar kaya, dan disorot TV itu mungkin lelucon.

Young Marriage Where stories live. Discover now