Part 5

9.8K 987 85
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Seulgi pusing tujuh keliling. Wendy berubah jadi aneh sejak pulang diantar pria tampan yang tiba-tiba muncul di depan kamar kost. Udah sekitar 20 menit sejak si pria tampan pergi dari kost-an mereka, Wendy gak henti-hentinya mendumel, guling-guling di lantai, gigit-gigit selimut, cakar-cakar keset kamar mandi, dan lain-lain. Pokoknya si Wendy berubah jadi aneh.

Jujur aja, saat melihat Wendy kayak gitu, Seulgi jadi takut. Takut sahabat sehidup sematinya itu kena rabies.

Kalau si Wendy rabies, entar yang masak makanan siapa dong?

Kampret memang sahabat kayak Seulgi.

"Wen, lu kenapa sih?" Ini pertanyaan ke 13 yang dilontarkan Seulgi kepada Wendy.

"Gue lagi bingung, Seul." Dan ini jawaban ke 2 yang dilontarkan Wendy.

"Iya, gue tau lu bingung. Tapi bingung kenapa? Lu kayak orang rabies tau." Seulgi kesal.

"Aduh duh. Gimana nih?" Wendy malah mondar-mandir.

PLETAK!

"Aduh! Anjir! Sakit, bego!" Wendy mengusap kepalanya yang sakit gara-gara ditimpuk dengan kamus bahasa inggris 1.000 halaman. Bisa dibayangin tuh kepala Wendy kayak gimana jadinya.

"Lagian gue tanya kenapa malah mondar-mandir kayak gitu. Cerita dong ke gue! Siapa tau aja gue bisa kasih saran."

Wendy duduk di ranjang dan menghela napas. Kelihatan banget gadis cantik itu sedang punya beban berat.

"Jadi gini, gue kan ikut wawancara lowongan kerja yang diadain Park Corporation dua hari lalu. Eh gue diterima ㅡ"

Seulgi menyelak. "Lu ngelamar kerja? Kok gue gak tau? Terus bagus dong kalau diterima."

"Gue kan belum cerita, makanya lu mana tau. Iya sih bagus, tapi ternyata gue bukan jadi karyawati di sana ㅡ"

Seulgi menyelak lagi. "Lah? Terus kalau gak jadi karyawati, jadi apa dong?"

Wendy lama-lama kesal. "Bawel lu ya. Ini gue mau cerita tapi lu nyerempet mulu kayak mercon."

Seulgi nyengir. "Ehehe sorry."

"Lu tau kan cowok tinggi yang tadi pagi datang ke kost-an kita?"

Seulgi mengangguk semangat. Kelihatan banget gadis bermata sipit itu antusias dengan sosok Chanyeol yang katanya lebih ganteng dari tukang tahu idola komplek, Bang Kai.

"Tau tau. Sumpah Wen, itu cowok ganteng banget. Kalau gue gak taken sama Bang Kai, pasti udah gue embat dah." Dijamin deh kalau Bang Kai dengar, bisa nangis bombay dia.

Mendengar itu, entah kenapa Wendy jadi sedikit kesal.

"Bang Kai mau lu kemanain?"

Seulgi cengengesan. "Bercanda kok, Wen. Gak mungkinlah Bang Kai gue duain. Setengah mati gue pedekate sama Bang Kai. Jangan cemburu ya, Wen."

Wendy melotot. "Eh belek tapir, siapa yang cemburu?"

"Gak usah nyangkal, Wen."

"Cowok tadi mah bos gue!"

Seulgi melotot. "Bos lu? Muda banget."

Wendy manggut-manggut. "Awalnya gue kira juga Tuan Park itu udah tua. Eh, ternyata masih muda."

"Terus apa hubungannya sama dia?"

"Nah, ini point utama cerita gue. Jadi, ternyata dia tuh ngadain wawancara gitu buat nyari pacar sewaan."

▶Full House ✔Where stories live. Discover now