"Are you sure to do this? We can go if you don't want play this" Michael kembali meyakinkan gue dan gue akhirnya menghela nafas panjang baru membalas ucapannya. "I'm 100 persent sure" balas gue langsung menyunggingkan senyuman lebar sambil menatap ke arah Michael dengan mendongak mengingat tinggi badannya yang sangat tidak bisa terjangkau dibandingkan tubuh gue yang masih tetap sama.

**

"AAAAAAAAAAA!!" Teriak gue saat roller coaster ini berputar seperti tikungan yang mampu membuat jantung gue terikat karena hampir ingin meloncat dari tempat asalnya, Michael semakin menggenggam tangan gue agar gue tidak panik dan kali aja mati mendadak.

Setelah beberapa menit, akhirnya, roller coaster giliran gue pun selesai dan setelah keluar dari wahana itu gue langsung duduk terkapar di aspal jalanan sampai semua orang melihat gue seperti orang gila, mungkin. "Are you alright?" Michael bertanya dengan nada khawatir dan gue langsung menaikan salah satu telapak tangan gue, meminta tolong agar Michael menariknya untuk berdiri. "I'm okay" sambil memberikan tanda 'ok' yang berbentuk lingkaran dibentuk dari ibu jari serta telunjuk.

"Michael, i want to play carousel" ucap gue setelah gue sudah bisa bernafas normal dan berfikir jernih lalu dengan segera menarik tangan Michael, melihat tingkah gue Michael hanya bisa terkekeh geli. Ya Allah, semoga ini gak salah. Doa gue lagi dalam hati.

Untungnya, Michael mau diajak gila-gilaan sama gue dan mau ikutan malu karena, kita berdua satu-satunya yang dewasa saat ini. Michael emang paling gokil sih!

"Keyla, let's take a picture!" Ucap Michael sambil menaikan salah satu tangannya dan memegang handphonenya. Kuda yang dia naiki tepat di posisi depan gue —gue akhirnya tersenyum dan menatap kamera yang berada di handphone Michael.

Kita menghabiskan beberapa menit di wahana carousel ini dan entah jokes serta tingkah konyol Michael mampu membuat gue ketawa-ketiwi sendiri di atas kuda ini. "You're unbelievable!" Ucap gue sambil memegang perut gue yang sakit akibat kebanyakan ketawa dan sudah mulai berjalan menuju wahana selanjutnya.

Kita menghabiskan waktu yang cukup lama hingga matahari pun sudah hampir terbenam. Tadi ketika, kita melewati beberapa tempat yang bagus untuk foto —gue dan Michael— memutuskan untuk berhenti sejenak mengambil berbagai pose foto dan tentunya lebih banyak pose konyol yang kita lakukan dibandingkan pose normal. Untungnya gue bawa kamera slr kecil gue ini. 

"What's next?" Tanya gue pada Michael yang saat ini terlihat udah kucel. Walaupun masih tetep ganteng. Tambah gue dalam hati. Tadi, kita sempat bermain wahana niagara-gara dan arung jeram yang menyebabkan baju kita sama-sama basah —lalu, berujung dengan kita yang terlihat seperti gembel hanya mengganti sepatu dengan sendal jepit yang langsung gue beli setelah menyelesaikan wahana arung jeram itu.

"Follow me" ajak Michael yang langsung menyodorkan tangan kanannya bak seorang pangeran. Ngh pangeran apa ini kayak begini wujudnya?

Setelah berjalan bersama Michael menuju tempat wahana terakhir akhirnya, kita pun tiba dan ternyata, wahana itu adalah Bianglala. "I want try feeris wheel" ujar Michael ketika kita sedang mengantri.

"I'm never play this vehicle for the rest of my life" jelas gue jujur karena memang baru pertama ini gue memainkan wahana ini ketika ke Dufan.

"Well, it's good then, since you try this one with your idol" ledek Michael langsung menyunggingkan senyuman miring andalannya dan dengan cepat gue langsung mencubit lengannya yang gempal.

"Mba, nanti di gabung sama orang itu ya" jelas penjaga wahana Bianglala itu yang dengan segera menunjuk kedua orang lain di hadapannya itu dan ketika di lihat, ada dua perempuan remaja yang terlihat seperti anak SMA. Semoga dia gak nyadar ini Michael. Batin gue.

Meet & Greet 2 | mgc ✔️Where stories live. Discover now