ONE (21+)

145K 2.8K 6
                                    

WARNING 🔞🔞

Seorang gadis turun dari mobil sport di depan gedung yang telah di dekorasi sedemikian rupa, gadis bernama Ellena Oswald Mackenzie itu menoleh kala namanya di panggil oleh sosok pria yang tak lain adalah kakaknya, Davidson Cedric Mackenzie.

"El," panggil David yang duduk dibelakang kemudi.

"Iya, Kak," jawab Ellena.

"Kalo udah selesai, telepon Kakak. Nanti kalo Kakak enggak bisa jemput, Kakak bakal minta tolong sama Pak Ujang. Intinya kamu, jangan kemana-mana," ujar David dengan nada yang tak mau di bantah, Ellena menganggukan kepalanya.

"Have fun, Sweetie," kata David sebelum Ellena menutup pintu mobil.

Setelah melihat tubuh Ellena memasukki pintu masuk, David segera melajukan mobilnya menuju tempat dimana kedua temannya sudah menunggu. Beberapa waktu berlalu, akhirnya mobil itu sampai di tempat tujuan.

David memasukki tempat dengan suara musik yang memekakkan serta pencahayaan yang temaram, kaki pria itu menapaki satu tampat ketempat yang lain, matanya mencari dua orang yang ia kenal sejak sekolah dasar.

Hingga matanya terhenti saat melihat sahabatnya Allardyce Bancroft Addison tengah menenggak minuman, dan disampingnya ada Felix Gallardo Thompson yang tengah bercumbu panas dengan seorang jalang.

Pria berdecak. "Dasar, Felix sialan. Ngajak ngumpul malah nyewa jalang," umpat David.

David berjalan mendekati kedua sahabatnya, lalu menyambar minum yang ada di tangan Allard. "Minum gue, bangsat," geram Allard.

"Brisik, tuh-" David menunjuk gelas kosong di meja itu. "Tinggal, tuang lagi. Enggak usah ribet," ujar David santai membuat Allard mendengus malas.

"Kenapa lo enggak tuang sendiri, kalo gitu," ujar Allard yang hanya di tanggapi cengiran bodoh oleh David.

Dari kejauhan, seseorang menyeringai kala melihat Allard menuangkan Vodka ke gelas kosong yang nyatanya tidak kosong. Karena tanpa sepengetahuan siapa pun, gelas itu sudah dituangkan bubuk obat.

Allard menegak hingga tandas minuman yang baru saja ia tuang. Lalu pria itu kembali menuangkan Vodka, dan menegak minuman itu hingga tandas. Baru saja ingin menegak minumannya yang ke tiga, ponsel pria itu berdering.

Tertera 'Mami' sebagai penelepon. Allard menggeser tombol berwarna hijau, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga. "Hai, Boy!!" sapa seseorang yang tak lain adalah ibu Allard dari sebrang sana.

"What happened, Mam?" tanya Allard.

"Nothing, sepertinya kamu sedang bersenang-senang. Baiklah, have fun!" ujar Mami Allard, lalu memutus panggilan tersebut.

Allard menegak minuman yang sudah ia tuang sebelumnya, Allard menoleh ke arah dua sahabatnya yang sudah terkapar, entahlah sejak kapan jalang tadi meninggalkan Felix serta David yang menelungkupkan kepalanya.

Allard memanggil penjaga bar, lalu menyuruh mereka membawa David dan Felix ke hotel yang ada di lantai tiga Club ini. Sementara Allard memutuskan untuk menuju apartemennya.

Walau sedikit gontai, namun Allard masih bisa menguasai dirinya. Pria bertubuh tegap dengan dada bidang serta tinggi semampai itu berjalan menuju parkiran.

Pria itu memasuki mobilnya lalu mulai melaju meninggalkan pelataran Club. Belum jauh dari Club, Allard merasakan panas pada tubuhnya. Merasakan hembusan dari ac di mobilnya saja, ia meremang.

Hingga sedikit lagi sampai di apartemen miliknya, mata Allard menangkap sosok perempuan dengan gaun yang panjangnya hanya setengah paha dan bahu yang terbuka.

Entah setan dari mana, Allard menepikan mobilnya dan menarik paksa wanita itu memasuki mobilnya. Miliknya menegang sempurna kala telapak tangannya bersentuhan dengan kulit lembut wanita yang kini menangis di sampingnya.

"TURUNKAN, AKU!!" teriak gadis itu.

Sesampainya di basement apartemen miliknya, Allard langsung keluar dari mobilnya dan menarik kasar tangan gadis itu agar mengikuti langkahnya. Saat di dalam lift, tangan kanan Allard memeluk erat pinggang gadis itu dan tangan kirinya menekan tengkuk gadis itu.

Allard melumat dengan brutal, mencecap, bahkan menggigit bibir ranum gadis itu. Gadis itu memberontak dengan air mata yang membanjiri kedua pipinya. Ia berusaha menjauhkan wajahnya dari Allard namun sia-sia karena laki-laki itu menahan tengkuknya.

Kini tangan Allard mulai bergeriliya menjamah tubuh gadis itu. Tangan besar milik Allard menangkup payudara yang cukup besar untuk ukuran tubuh gadis itu. Damn umpat batin Allard

Tangan besar Allard meremas payudara gadis itu dengan kasar, air mata tak henti membanjiri pipi mulus wanita itu. Allard makin memperdalam ciumannya dengan mengabsen gigi hingga menyesap lidah gadis itu.

Kegiatan mereka terhenti karena dentingan lift, dengan cepat Allard menarik tubuh gadis itu membawa masuk kedalam unit apartemennya. Allard membawa tubuh gadis itu kedalam kamarnya.

Gadis itu ingin berlari dari kamar Allard, namun dengan sigap Allard mengunci pintu kamarnya, dan membuang kunci itu ke sembarang arah. Allard menghampiri gadis itu lalu mencengkram dengan kuat rahang wanita itu.

"Mau kabur, heh?!" setelah mengatakan itu, Allard mengangkat tubuh gadis itu dan membantingnya ke atas kasur. Allard menindih tubuh gadis itu dan langsung melumat bibir ranum yang sudah membengkak itu dengan ganas.

Tangan Allard bergerak merobek gaun yang gadis itu gunakan, hingga kini tubuh gadis itu hanya terbalut pakaian dalam berwarna hitam yang kontras dengan tubuh putih bersih miliknya.

Allard melepas pakaian dalam yang tersisa pada tubuh gadis itu, lalu membuangnya. Saat melihat Allard tengah membuka pakaiannya, gadis itu dengan cepat mengambil gaunnya dan berlari mendekati pintu yang sialnya terkunci.

Allard dengan tubuh polosnya mendekati gadis yang sedang ketakutan itu, dengan rahang mengetat dan tangan yang mengepal. Allard mengangkat tubuh proposional gadis itu dan kembali membantingnya ke ranjang.

Allard kembali menindih tubuh gadis itu, dan melumat kasar bibir yang telah membengkak. Tangan Allard yang kiri meremas payudara si gadis, sementara tangan kanannya bergerak menuju lubang surga milik gadis itu, lalu memasukkan dua jarinya dan mengocok dengan brutal.

Gadis itu mendesah kesakitan. Setelah mengetahui gadis itu mendapat pelepasannya, wajah Allard turun ke kemaluan sang gadis lalu menyesap, menggigit kecil kilotris, dan mengocok kemaluan gadis itu dengan lidahnya. Semua cairan yang keluar dari gadis itu di sesap habis oleh Allard.

Allard mengangkat wajahnya, lalu membawa tubuhnya merangkak ke atas tubuh sang gadis, bibir Allard mulai menyesap, menggigit, dan menjilat kulit putih gadis itu hingga meninggalkan banyak jejak kemerahan.

Allard mencabut tangannya, lalu tanpa aba-aba Allard menyentak juniornya ke kewanitaan gadis itu, setelahnya darah merembes keluar dari kemaluan si gadis. Allard menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cepat dan kasar.

Tangan Allard tak tinggal diam, tangan kirinya meremas payudara yang kini sudah memerah, lalu tangan kanannya bergerak mencubit kilotris yang mencuat karena kemaluan Allard yang besar tengah bergerak di bawahnya.

Gadis itu kembali mendapatkan pelepasannya, diikuti semburan hangat sperma allard di dalam rahimnya. Belum merasa puas, Allard memutar tubuh gadis itu dan mengarahkan gadis itu untuk menungging.

Allard kembali menancapkan juniornya, dan menggenjot tubuh gadis yang sudah lemah itu dengan cepat dan kasar. Allard terus melakukannya hingga gadis itu pingsan dan ia mendapatkan pelepasan lebih dari sepuluh kali, dan menyemburkan spermanya ke dalam rahim si gadis yang pingsan itu.

Karena kelelahan, akhirnya Allard terkapar di samping gadis itu dengan junior yang masih menancap sempurna. Bahkan Allard tertidur dengan tangan yang menangkup kedua gundukan gunung mengkal milik gadis itu.

Gennaíos Lámpsi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang