"Aku tak apa." Jawabku sekenanya meski sebenarnya kepalaku semakin bertambah pusing. "Jika kau sakit, kau jangan memaksakan diri untuk tetap latihan.Aku takut kau akan semakin memburuk." Aku hanya menggeleng.

Aku terjatuh dan ambruk di tanah. Pandanganku semakin buram dan lama-kelamaan berubah menjadi hitam.

---

Aku terbangun. Mataku sudah tidak buram dan kepalaku juga sudah kembali normal.

Aku melotot melihat pemandangan yang kutemui.

Sosokku yang lain ada disana, sedang membantai sebuah keluarga.  Ia menyiksa mereka dengan cara yang sangat ganas!

"Alex, ive been coming. Im here, i'll help you. C'mere." Sosok yang mirip seperti diriku menyeringai licik. Bodohnya, aku mengikuti perintah sosok itu.

SROOT!!!

Tiba-tiba saja, sosokku yang asli seperti merusut, melewati lubang vertikal yang gelap.

"Alex, do you get better?" Secercah cahaya memasuki mataku. Pandanganku sudah tidak blur.Aku hanya mengangguk pada dr. Graham.Dia tersenyum, "Syukurlah kalau begitu. Kondisimu tadi cukup mengejutkan."

Aku merasa tubuhku menginginkan daging. Aku ingin melihat darah. Aku ingin mencungkil mata, aku ingin-

TUNGGU, APA YANG AKU PIKIRKAN?!

"Kenapa diam saja, Alex? Feel so dizzy ?" Ia mendekat ke arahku. Aku hanya menggeleng.

"Oh, ayolah Alex. Kamu hanya tinggal membunuhnya, it'd be great. You should kill him!" Sosok pria bertudung yang kutemui pagi hari tadi menyeringai licik ke arahku. Ia meracuni pikiranku. Ergh....

Aku menggeleng . Tidak, aku kan bukan seorang pembunuh!

"You should kill him! I told you, It'd be great! Just do it and enjoy your 'playing time'. You havent killed any persons , right?"

Otakku berpikir keras. Hey, aku bahkan tidak pernah membunuh siapapun! Bagaimana bisa ia berkata seenaknya seperti itu.

"Ahh, kau ini menyusahkan saja. Baiklah, aku akan membantmu."

Dan detik itu juga, pandanganku berubah menjadi gelap untuk kedua kalinya.

---

Author's POV

Sosok lain didalam diri Alex berusaha mengendalikan kinerja otaknya. Oh , sial, dia berhasil!

Alex menyeringai licik dan menatap pak tua Graham dengan tatapan membenci. Dokter Graham yang pada awalnya membaca buku, menoleh ke arah Alex -karena merasa ditatap--.

"Oi, nak. Are you really OK? You look so pale .Beristirahatlah, nak." Pria itu tersenyum , lalu kembali membaca buku. Tiba-tiba saja,Alex menerkam pria itu. Ia menggenggam pisau yang entah darimana asalnya.

"K...kau...m...mau...ap....apa??" ucapan Dokter Graham sedikit terbata-bata karena terkejut. Alex tersenyum licik, "Membunuhmu, mungkin?"

Satu tusukan di perut Dokter Graham. Alex mengulangi hal yang sama hingga tiga kali. Ia mengambil sesuatu di kotak peralatan dokter, ia mengambil sebuah suntik dan menyuntikkan benda itu di mata Graham. Graham mendesah kesakitan, suaranya tidak bisa terlalu keras karena pita suara pria itu telah dibacok sebelumnya.

"Ergh.." erangnya. Alex terus-terusan mencekik leher Dokter Graham hingga dia sekarat. Ia menarik baju Dokter Graham lalu membenturkan kepalanya di dinding hingga berdarah. Alex memiliki banyak mangsa hari ini, ia memutuskan untuk langsung menikam jantung Dokter Graham.

"Well, see you in the hell!"

----

"Selamat pagi, Re." Alex menyapa dengan gelagat sok ramah. Psikolog berambut keriting itu adalah mangsa kedua baginya.Regan mengangguk dan balas menyapa.

"Apa kamu sudah baikan?" Regan bertanya pada Alex. Alex tersenyum palsu,ia mengangguk.

Selagi Regan lengah, Alex mengambil kesempatan itu. Ia menggorok leher Regan yang putih. Ia berlanjut dengan membacok mata hijau pria itu hingga terlepas dari tempatnya.

Alex lalu mengoyak gusi Regan. Regan melihat dari salah satu matanya yang masih ada . Ia melihat kekejaman Alex. Anak itu mengambil palu dan paku yang terdapat di pojok ruangan lalu menancapkan paku itu di kepala Regan. Alex lalu mengetuk-ketukkan palu itu di paku yang tertancap di kepala Roger. Darah mengucur melewati tulang pelipisnya.

Ia lalu melempar palu itu di wajah Regan hingga rusak. Benar-benar mengerikan!

"Kau tahu,Re? My demons've been coming. They know how to swim." Alex berujar dengan seringaian liciknya.

"Kalian para polisi bodoh sekali.... iblis dalam diriku ini tidak akan bisa kalian musnahkan.HAHAHA." ia berujar sembari mematahkan jari-jari tangan Regan lalu menyayat tangannya perlahan-lahan.

"Re? Aku membawakan ini untukmu---." Ucapan Zedd dan Peter terpotong karena melihat Alex dalam kondisinya yang mengerikan. Alex tersenyum licik, ia menjilat darah yang ada di pisaunya dan menoleh ke arah Zedd dan Peter.

"Oh.. hello? Siap bermain?"

--

KALIAN BISA FANTASI SENDIRI YA UNTK LANJUTANNYA :)))

HAI... GIMANA NIH ? SERU GA?? MAAF Y KLO KURANG DPT FELL NYA :(( AING CAPEK..

DAN LAST,SIDERS MUNCUL KAUUUU -__- DUH INI CHAPT TERAKHIR JADI PLS Y TOLONG BGT -_-

DAN MAKASIH BUAT SIDERS YANG UDAH MAU MUNCUL.. MAKASIH UDAH MENGHARGAI AUTHOR :'

UDAH YANG TERAKHIR NIH,

SEE U IN MY ANOTHER STORIES

Psychopath ? 2 (ADA YG KETIGA)Where stories live. Discover now