chapter 6 : Cant handle my demons anymore

2.2K 223 49
                                    

So , that's a picture of Mr Jordhan ;"3 how gentle he is ? Lol
**
Alex's POV

Ah ! Shit! Aku lupa untuk mengambil mobil sport kesayanganku di bengkel. Baiklah-baik, aku harus memgambil mobil itu karena SEPEDA BMX KU TERTINGGAL DI APARTEMENT YANG SATUNYA ! Sialan! Aku menabung dari umur duabelas hingga empatbelas tahun dan sekarang sepeda BMXku itu TERTINGGAL.

Ergh, maaf, aku sedang panik. Mm, tapi aku bisa meminta tolong pada Edgar sih untuk mengambilkannya, dia kan sudah pulang dari liburannya.

Omong-omong aku juga akan membeli hoodie ,beanie hat,dan masker baru, rencanaku kemarin gagal karena aku harus cepat-cepat kabur. Aku juga mengajak George kali ini.

**
George tampak mengikutiku dari belakang . Uhm ya, aku sengaja tak membelikannya leash dan collar. Jika kau tanya alasannya maka jawabannya adalah : dia sudah jinak dan selalu mengikui tuannya jika diperintahkan. Itulah George, anjing peliharaan terhebat di seluruh muka bumi. Haha.

Kami berjalan dengan santai di trotoar. Tanpa sadar, kami sudah di depan bengkel langgananku.

"Liam, apa mobilku sudah ?" Tanyaku pada pemilik bengkel itu. Liam pun mengangguk.

"Kau ini, mobilmu sudah selesai dua hari yang lalu dan kau baru saja mengambilnya? Dasar ." Cibir Liam. Aku memutar bola mataku. Liam lalu menunjukkanku dimana mobilku. Aku lalu kesana dan ku-cek semua kondisi.mobilku , yeah! Mobilku tak rusak lagi. Kuhela nafasku lega, aku lalu mendekat ke arah Liam dan menanyakan harga service mobilku, aku lalu membayarnya.

Setelah itu , aku dan George langsung masuk ke dalam mobil dan menuju sebuah toko untuk membeli pakaian khususku.

Kunyalakan mesin mobilku dan new hoodie I'm coming.

**
Mobilku pun kuparkirkan di parkiran terdekat. Aku mengisyaratkan George agar tetap didalam mobil dengan tenang. Setelah itu, aku pun berjalan menuju salah satu toko pakaian.

"Mh, mbak, saya mau membeli hoodie , beanie hat dan tentu masker." Tanyaku kepada salah satu karyawati yang lumayan cantik.

"Mmm, buat apa ya ? Ini kan bukan musim salju ?" Tanyanya menatap mataku intens.

Aku menghembuskan nafas, mungkin dia curiga padaku karena si Jordhan itu memberitahu massa tentang pakaianku. Aku pun beralasan pada karyawati itu. Ia hanya manggut-manggut lalu mengambil pesananku dan aku segera membayarnya. Setelah itu, dengan segera aku meninggalkan tempat itu agar tak ada yang curiga padaku.

Setelah aku sudah memasuki mobil, Aku mendapat sambutan dari si George dengan gonggongannya.

Omong-omong, aku ingin sekali membunuh si tengil Jordhan, uhh, membunuhnya tak segampang membunuh kepala kepolisian yang sudah kulupakan namanya itu. Jordhan adalah orang yang licik , tak mudah ditipu dan tentu saja brengsek. Ahh! Lihat saja suatu saat nanti! Aku akan membunuhmu Jordhan!

Aku yang sedang stress itupun langsung menuju ke salah satu restoran terdekat disini.

**

Author's POV

Seorang pria yang berbalut jas ditubuhnya itu memasuki Restoran. Yap, itu adalah Alex si tampan. Ia memesan makanan dan minuman tentu saja. Sesekali ia mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangannya. Ia merasa tak enak, pandangan dari wanita-wanita genit mulai melihatnya dari atas kebawah layaknya ingin menelanjanginya. Alex bergidik ngeri membayangkannya. Beberapa menit kemudian, seorang pelayan memberikan pesanan si Alex. Hmm, spaghetti dan secangkir kopi.

Psychopath ? 2 (ADA YG KETIGA)Where stories live. Discover now