chapter 4: bitches should die

2.8K 237 25
                                    

Cek mulmed ea :v anggap itu asli yak :v
Foto selpi si Cassie ma Alex :v

**

Alex's POV
Ini sudah malam dan aku berniat untuk melukis apa yang disuruh Mr.Adams. Kuambil cat minyakku dan tentu saja kanvasku. Kutorehkan ekspresi menakutkan khas membunuh. Warna yang paling mencolok disini tentu saja merah, itu menandakan merah darah.

Setelah sejam lebih aku berkutit pada lukisanku ini, aku ingin mencari mangsa, mungkin aku akan membuat kekacauan di salah satu club. Ingin kuhabisi semua jalang-jalang sialan itu. Uhh, it would be fun!

Aktingku begini: berpura-pura jadi pelanggan tapi membunuh diam-diam.

Aku pun mengambil sepeda BMX-ku . Kupakai maskerku , hoodie , kali ini aku tak memakai beanie hat karena dicuci, jadi, aku memakai topi Swaggie. Itu juga akan meningkatkan tingkat keceku ini ha-ha.

Kukayuh sepeda BMX-ku , tak terasa aku sudah sampai di depan salah satu club malam. Katanya sih, yang bisa kesini orang-orang kaya saja karena sewaan jalang disini mahal. Bah, who cares?

Kuparkirkan sepedaku sembarangan. Aku ingin masuk ke club itu tapi dua penjaga di depanku ini menghalangiku. Kusetrum mereka hingga pingsan lalu kubawa ke salah satu gang. Aku tidak mempunyai banyak waktu , so, dia langsung kutikam saja jantungnya. Aku menutup mayat mereka dengan terpal penutup sampah yang kebetulan ada disitu. Tenang, aku sudah memakai sarung tangan.

Aku lalu dengan cepat memasuki club sialan itu. Nafasku menggebu-gebu melihat pemandangan didalamnya. Jalang-jalang yang menggoda om-om, bahkan ada yang sudah nge- sex di sofa. Aku dengan cepat mengendap-endap lalu membunuh satu per satu dari mereka. Untung saja suara di diskotik ini sangat keras sehingga dapat meredam teriakan dari korbanku. Ada yang kucungkil matanya, kurobek perutnya , kuiris vaginanya, kuyonjok dirinya. Sekitar duapuluh mayat sudah kubinasakan. Aku juga membunuh bartender dalam club itu. Kupercepat langkahku menuju ke salah satu kamar. Terdengar suara-suara menjijikkan disana. Apalagi kalau bukan desahan.

"Umm.. ahhh... its great babe, ahhhh, ahh, you are naughty.."

Suara-suara lainnya tidak jelas. Hhh, liat saja kalian! Setelah ini kalian juga akan menghilang dari muka bumi. Kudobrak pintunya. Terlihat jelas sosok lelaki dan seorang jalang dalam kondisi ketakutan setelah melihatmu.

"Si..siapa.. kau? Mengganggu saja! Ck!" Umpat si lelaki itu.

Aku lalu mendekatinya dan dengan segera menancapkan pisauku ke tenggorokannya dan tentu saja ke tenggorokan si jalang. Aku akan menghabisi si laki-laki itu, lelaki itu kupojokkan ke pojokkan kamar, kuangkat pisauku dan kutusuk-tusuk mulutnya yang dia gunakan untuk hal-hal negatif . Aku lalu mengambil sebuah vas kecil yang ada pada nakas kamar itu. Kuhantamkan vas itu di kepalanya sehingga darah menyembur lagi dan kepalanya bocor. Otaknya mulai kelihatan. Kuambil saja korek api yang kebetulan ada di kamar ini. Kudekatkan ke otaknya dan kubakar otaknya. Haha, pasti sakit! Aku lalu juga membakar penisnya itu. Ia tampak menahan perih yang amat mendalam. Rasakan itu!

Kutonjok dia berulang-ulang, tak hanya itu, aku juga menyalakan gergaji mesin yang aku curi dari tukang kebun di appartement - ku.

Dengan tergesa-gesa aku memotong tubuhnya seperti dadu . Kujilat gergaji mesinku itu dengan penuh perasaan.
Rasanya benar-benar seperti permen yang manis ha-ha.

Aku kini mendekatkan tubuhku pada si jalang yang sedang telanjang itu .

Sexy juga, batinku.

Kudekati dia dan menyiapkan pisauku yang telah kusembunyikan dibalik hoodie hitamku.

Aku akan berpura-pura menciumnya sekarang haha.

Psychopath ? 2 (ADA YG KETIGA)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें