A Beautiful Morning

Start from the beginning
                                    

Semenjak bekerja, wajah Yeonra jadi kelihatan agak kusam, kantung mata dia juga jadi makin kelihatan. Beda kayak waktu dia kuliah dulu. Dia juga makin sering lembur, bahkan gak tidur karena kerjaan dia yang numpuk. Gue kadang gak tega banget sama dia, pengen bantuin, tapi gue juga gak ngerti harus gimana. Rasanya gue pengen ngajak dia nikah aja terus nyuruh dia diem di rumah, nanti kerjaan dia cuma masak buat gue dan anak kita, terus nungguin gue pulang show. Asik kali ya? Daripada dia harus lembur sama kertas-kertas dengan berbagai macam biodata yang bahkan dia aja gak kenal siapa pemilik biodata ini.

"Kamu gak mau tidur? Udah jam 1 loh" gue mengingatkan kalo ini udah lewat tengah malam.

"Oh ya? Kok gak kerasa sih? Tapi pekerjaan aku belum selesai" dia bersandar di badan bawah sofa sambil sesekali mempout kan bibirnya

Astaga, jangan gitu, please. Gue lemah.

"Pekerjaan kan bisa besok lagi, nanti kalo kamu sakit gimana?"

"Kamu sendiri... gak pulang?"

"Mana bisa aku pulang sebelum tau kamu tidur? Yang ada kamu malah gak tidur sampe pagi lagi"

"Tapi kalo kamu pulang, ini udah malem."

"Jadi kamu maunya akau gimana?"

"Nginep sini aja"

Gue ngerasa Yeonra kemasukan hantu dari mana entah sampe dia nyuruh gue buat nginep disini. Padahal biasanya gue mau nginep juga gak boleh sama dia.

"Are you sure??"

"Yakin dong, emang kenapa enggak? Kan cuma tidur. Aku percaya kok sama kamu" dia senyum tulus ke gue. Pancaran matanya seakan yakin dan percaya banget sama gue.

Dia mulai membereskan berkas-berkas di meja dan bergegas masuk kamarnya. Kenapa gue jadi ngerasa awkward??

Gue akhirnya ngikutin dia tidur di ranjang bareng dia. Posisi dia membelakangi gue, ragu-ragu, gue mencoba memeluk pinggang dia dari belakang dan mencoba memejamkan mata.

***

Sinar matahari mulai masuk dari jendela kamar Yeonra. Matahari pagi emang selalu bikin silau, tapi selalu bikin tenang. Tenang karena tandanya masih ada hari esok buat kita jalani dan memperbaiki segala kesalahan yang udah kita lakukan kemarin.

Pagi gue semakin sempurna karena ketika mata gue terbuka, orang pertama yang gue lihat adalah Yeonra, orang yang gue sayang. Samar-samar gue bisa lihat wajah dia lucu banget ternyata kalo tidur, persis kaya bayi. Tangan dia melingkar sempurna di pinggang gue. Wajah dia masih bersembunyi di dada gue, ya ampun, demi apapun di dunia ini, gue pengen bangun setiap pagi kayak gini. Gue merasa berharga kalo setiap pagi gue kayak gini.

Yeonra mulai terusik dengan cahaya matahari yang menyinari kamarnya, dia juga mulai membuka matanya dan mengubah posisi tidurnya. Dia tersenyum begitu lihat gue juga tersenyum.

"Good morning" sapa dia

"Good morning sleepyhead" dia cuma ketawa. Gue baru sadar ternyata ketawa dia lebih bagus dilihat waktu dia bangun tidur.

"Kamu gak kerja?"

"5 minutes again. I'm still sleepy"

***

"Oh my God! What time is it??" dia langsung keluar kamar begitu sadar kalau dia hampir terlambat. Gue emang sengaja gak ngebangunin dia, karena gue tau dia pasti lelah banget. Jadi sewaktu dia tidur, dengan berat hati tentu saja, gue ninggalin dia dan mulai masak di dapur.

"7.15" jawab gue sambil ngelihat jam dinding.

"Why you didn't wake me up? Hhh" dia langsung lari ke kamar mandi. Wajah dia lucu banget kalo panik. Gue belum bilang ya kalo semua ekspresi Yeonra itu lucu banget. Kecuali ekspresi sedih dia. Gue gak pernah suka. Apalagi dia sedih gara-gara gue.

20 menit kemudian, dia udah siap dengan pakaian kantornya dan akan keluar dari apartemen.

"Hey, sweetheart! Where are you going?"

"Ofcourse go to work."

"Take you seat, and have a breakfast. I'll drive you to work"

"NO"

"Yes, I will. Now, have a seat, and hurry have your breakfast" Dia langsung duduk dan makan semua makanan yang udah gue buat.

Sepuluh menit kemudian, kita udah ada di mobil dan gue siap buat nganter dia ke kantor, gue udah tau kantor dia dimana, dan jaraknya gak begitu jauh dari apartemen dia. Sekitar sepuluh menit kemudian kita udah sampe di kantor dia.

Dia kelihatan buru-buru banget dan jangan lupa kalo dia panik banget.

"Hey, where are you going??"

"Kenapa lagi?" dia kelihatan kesel banget.

Gue langsung mencium bibir dia dengan cepat dan wajah dia kelihatan kaget banget.

"Lain kali, jangan lupa bilang makasih ya. Sekarang, kamu turun dan kerja yang bener, okay! I will call you later after you reach your home"

Dia lalu keluar dari mobil dan berjalan menuju lobby kantor, dan hari ini adalah pagi yang paling indah sepanjang hidup gue, dan gue gak akan rela menukar pagi ini dengan segala yang ada di dunia ini.

***

HAI! OMG gue ngerasa Chapter ini agak rated (?) tapi gue yakin kalian biasa baca yang lebih. oke, wkakakak. actually I love to read rated fanfic, but I'm so bad to make the rated one huf.

so thankyou buat yang udah sabar nunggu, bikos kuliah sangat-sangat menyita waktu. thankyou for comment too!.

Lucky to Have YouWhere stories live. Discover now