Part 35: Blooming 1

1.8K 190 4
                                    

Sinar pagi yang menyejukkan membangunkanku. Sinar matahari yang seharusnya tak langsung mengenai mataku seperti ini.

Aku membuka mataku perlahan, pemandangan pertama yang kulihat adalah... istriku yang masih terdiam pulas dengan mata yang tertutup. Nafasnya naik turun teratur, mengikuti detakan jam yang berdetak indah.

Aku tersenyum bahagia, baru dua hari yang lalu ia resmi menjadi Flos Nofaliu Quella dan aku tak bisa memendam kebahagiaanku yang memuncak ini. Aku memandanganya lekat, melihat rambut coklatnya yang sebagian menutupi wajahnya, bulu matanya yang panjang, hidungnya yang menggemaskan, dan bibirnya yang, indah.

Perlahan, aku menyibakkan rambut sutra Chella, menyentuh pipi dan kelopak matanya. Aku kembali tersenyum. Semakin lama aku melihatnya, perasaan geli dan bahagia yang berada di dalam dadaku tak mau berpindah dan berkembang biak di sana, semakin banyak dan semakin banyak. Kini yang bisa ku lakukan hanya bersyukur.

Tiba-tiba, rasa syukur yang baru saja ku ucapkan buyar tepat di saat seseorang memelukku dari belakang. Aku yakin itu bukan Chella, kenapa? Karena ia berada tepat di depanku, dalam diam. Juga, tangan yang berada di atas tubuhku saat ini bukan tangan seorang perempuan. Terlalu besar dan sedikit berotot.

Aku terkejut dan langsung menoleh ke belakang dengan cepat.

"Henry?"

"Ehm~?"

"HENRY! Apa yang kau lakukan di ranjangku?"

"Ehmmm~!"

Dan Henry masih tetap merancu. Aku membuang nafasku kesal dan kembali terkejut saat seseorang baru saja keluar dari kamar mandiku.

"Kau sudah bangun?" kata Chad sambil mengeringkan rambutnya yang basah kuyup dengan sehelai handuk kecil, handuk milikku. "Sorry, gara-gara kemarin malam kita satu ranjang, punggungku benar-benar capek, tubuhku benar-benar gerah!" decak Chad kesal.

APAAAAA??

"Ahhh... kenapa kau mengacaukan suasananya!! Baru saja dia mau mencium Chella! Argh!!"

Aku masih sangat terkejut dengan kehadiran dua alien alien ini, tapi alien lain langsung datang dari belakang. Tanpa banyak berfikir, aku langsung menolehkan pandanganku ke arah suara di meja dekat balkon, di mana Ronald bersandar di meja itu, menghadap ke arahku, menelitiku, entah sejak kapan.

Wajahku rasanya mulai memanas.

"Memang kalau aku selesai mandi, aku tak boleh keluar kamar mandi?", protes Chad pada Ronald.

"Padahal hanya sedikit lagi pemandian kakek akan menjadi milik kita!! Sial!"

Aku bangun dan berteriak kesal pada seluruh saudara-saudaraku yang berada di kamarku. "KALIAN BENAR-BENAR, YA!!"

Nafasku menderu kencang, KESAL.

"Adric, wajar kalau saudara-saudaramu itu ingin memastikan malam pertamamu dengan Chella, benar kan Chell?" bela Chad yang masih berusaha mengeringkan rambut di atas kepalanya.

Setidaknya aku bersyukur bahwa mereka semua tak patah hati terlalu dalam.

Tunggu dulu... 'Chell'? Chella telah bangun?

Aku langsung menoleh Chella yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia duduk dalam keadaan benar-benar masih setengah sadar. Poor Chella!

"Sepertinya dua hari resepsi benar-benar melelahkan kalian berdua, hingga kalian tak sadar kami masuk ke sini!" kata Jacky dari balik tubuh Ronald. Ia tengah duduk tenang seperti biasa dengan headset dan teh pagi nya.

Kini aku tak tau harus mengatakan apa lagi untuk mengusir mereka. Malam itu, saat Chad dengan resmi membatalkan pertunangannya dengan Chella, kakek memberikan syarat padaku, bahwa untuk satu tahun ini aku dan Chella benar-benar tak boleh melakukan hal yang seharusnya boleh kami lakukan. Menurut penjelasan kakek, setidaknya itu akan menghargai hati saudara-saudaraku yang lain, terutama Chad.

Di sini yang harus di garis bawahi adalah kata Satu Tahun.

Imbalannya, jika aku bisa melakukannya, aku dan Chella di perbolehkan menggunakan kartu kakek untuk keperluan apapun selama satu tahun ini. Liburan, kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain secara cuma-cuma. Pemandian pribadi kakek yang begitu di elu-elukan oleh seluruh kalangan kami juga menjadi bonus yang tiada tandingan. Belum lagi beberapa persen saham kakek yang tak bisa aku sebutkan angkanya, akan di berikan pada kami berdua akhir tahun ini.

Tapi, jika kami melanggar peraturannya, seluruh fasilitas yang kakek berikan secara cuma-cuma itu akan pindah tangan ke saudara-saudaraku yang lain.

Tapi, alasanku mengapa aku mengusahakan apa yang kakek katakan benar-benar bukan karena hadiah dan fasilitas yang kakek berikan, melainkan perasaan saudara-saudaraku yang lain. Terutama Chad.

Setidaknya aku masih memiliki hati di atas wajahku yang kejam ini.

●ᴥ● ●ᴥ●

The next part of Blooming will update tomorrow.... \(☆o☆)/

See you^^

REJENSON: Cinderella with 5 Step-PrincesWhere stories live. Discover now