Part 9: Revenge?

2.7K 255 1
                                    

"Sudahlah, lebih baik kita kerjai lagi sekarang! Ok?", ucap Chad.

Semua langsung terdiam dan saling pandang, menunggu apa yang akan Chad lakukan. Sementara Chad tanpa menunggu apapun langsung mengambil Handphone nya dan mencari nama Chella.

Setelah beberapa saat berbicara dengan Chella.

"Di depan Televisi. Cepatlah!!" Dan Chad menutup telefonnya.

Kini giliran Henry yang bertindak, dengan cepat, dan sebelum Chella datang. Henry menyerakkan kulit kacang yang masih terkumpul rapi di atas meja. Membuat suasana semakin mendukung dan menyenangkan. Ia tertawa bahagia dan tetap menyerakkannya dengan bahagia.

"Ini dia!!"

Serpihan-serpihan kulit kacang terbang ke seluruh karpet tebal yang berada di bawah lima laki-laki dengan paras cantik itu. Ke atas karpet dengan bulu-bulu yang super tebal. Bila di bersihkan, sama saja dengan membersihkan sebuah permen karet tersangkut di atas rambut.

Adric, dan Ronald juga tak bisa menahan senyuman mereka. Mereka benar-benar merasa hidup. Inilah yang selama ini mereka cari, kesenangan yang benar-benar menyenangkan.

Di satu pojok sofa, di mana Jacky duduk, ia tetap konsisten dengan wajahnya, tanpa senyuman dan hanya berdehem melihat saudara-saudaranya melakukan hal-hal gila.

Hingga akhirnya.

"Chella... sini! Bersihkan ini!", Chad menunjuk kotoran kulit kacang yang di injak kelima Pangeran yang 'sedang fokus' pada acara mereka. Meski dalam hati mereka saat ini tengah melompat kegirangan.

"Iya.."

Chella melihatnya sesaat. Benar-benar luar biasa kotor dan harus di sedot menggunakan penyedot debu. Chella menatap Chad dengan pandangan ragu. Seakan bertanya 'harus ku bersihkan sekarang?'

"Apa? Kenapa?", sengol Chad.

Chella tersenyum dan menyipitkan matanya sambil menggeleng kepalanya pelan. "Tidak.."

Chella mulai berjongkok dan mengambili sampah yang sengaja terus mereka jatuhkan. Ia berusaha mengambili di sela-sela kaki mereka dan mengumpulkannya sementara di atas meja. Tapi semakin ia mengambili sampah itu, maka sampah itu akan tumbuh semakin banyak karena mereka selalu menyenggol sampah yang Chella kumpulkan dan mereka selalu menambahnya dengan yang baru.

Aih! Bila aku tak merasa bersalah pada mereka, mereka ingin ku cubit satu per satu. Chella mendongak dan melihat 'Pangeran' yang kesepian itu.

"Hey... lihat! Masih belum bersih di sana!"

"Chella, cepatlahh!!! Kau mengganggu!"

"Kau tak lihat di sana masih kotor apa?"

"Kau bodoh ya? Cepatlah!!"

Setiap gerakan tangan maupun kaki Chella, ia akan selalu mendapatkan kesalahannya di mata 'Pangeran'. Apapun itu. Tapi yang bisa ia lakukan hanya tersenyum canggung dan menurut.

Setelah beberapa puluh menit berlalu, ke lima 'Pangeran' itu lupa dengan keberadaan Chella. Mereka semua benar-benar larut dalam permainan yang berada di dalam layar televisi. Grup yang mereka jagokan hampir membuat gol. Dan,

"GOL~~~"

"Aduh! Aww!!"

"GOLL"

Semuanya berteriak dan langsung melompat karena senang. Mereka sudah tak menyadari kehadiran Chella lagi. Mereka bertingkah tanpa kontrol hingga salah satu dari mereka menginjak tangan Chella. Lebih tepatnya seluruh jarinya yang sedang menggenggam sampah kulit kacang. Chella berusaha menariknya sambil mendongak ke atas. Melihat orang yang menginjak kakinya.

REJENSON: Cinderella with 5 Step-PrincesWhere stories live. Discover now